Family oriented and education oriented

Selasa, 29 April 2014

R - E - S - A - H

10.24 Posted by Harna Nawir 2 comments
01.24 Wita... 
Sudah larut ternyata tapi mata masih saja melihat dengan jelas tanpa kantuk menyergap. Sebenarnya, bukan hal yang tidak biasa lagi justru hampir tiap hari akhir-akhir ini insomnia menemani malamku. Kadang, mengisinya dengan hal-hal yang bisa membuat saya melupakan resah, gunda, galau atau apapun lah yang termasuk dalam keluarga sinonim R-E-S-A-H. Misalnya, mengaji, menulis, baca novel atau bahkan menghabiskan malam hanya dengan nonton film action saja. 

Saya pembenci galau tapi terkadang jika masalah tak bisa kutapikkan maka pilihan salah satunya menjadi penikmat galau. Menikmati galau dengan cara yang berbeda, menikmati resah dengan menyibukkan diri. Saya bukan pencerita yang baik tapi tipe pendengar yang baik. Makanya, saya lebih memilih diam dan menyembunyikan masalah di balik senyum yang merekah tiap hari. Memang, bukan solusi yang baik tapi saya lebih tenang jika menceritakan masalah hanya kapada sang Maha Mendengar. Kenapa?? Karena Tuhan mengerti bahasaku, tutur kataku dan pemilihan kataku. Makanya, saya memilih tegar dihadapan mereka. 

Tak jarang saya ingin mencoba menceritakan kepada mereka, tapi lidah ini tetiba menjadi kaku. Kalimatku pun tak beraturan hingga mereka tidak mengerti inti dari pembicaraanku. Makanya, saya memilih menikmati Resah, sendiri. Saya suka berbicara dengan mereka, diskusi dan sharing tapi di luar dari masalah yang kututup rapat. 

Dalam setiap episode kehidupan pasti ada keadaan yang menuntut kita sedih, bahagia, resah ataupun ungkapan perasaan yang lain. Seperti itulah hidup, kita yang menjalani makanya kita yang harus cerdas menyetir arah kehidupan kita. Ingin berlama-lama dalam keresahan atau memilih kebahagian tanpa resah
Pernah tidak kalian merasakan?? Resah tanpa sebab atau menangis tanpa alasan?
Dan malam ini saya kembali merasakan keresahan itu sembari ditemani air mata yang aku sendiri tak bisa mencari tau darimana dan kenapa bisa??? Saya hanya bisa menerka-nerka, Mungkin karena kesedihan yang terlalu dalam tersimpan disini (hati). 
Saya sangat membenci kesedihan, apalagi jika mereka tau jika saya dalam kesedihan. Saya benci dikasihani ataupun dibujuk, makanya saya memilih tak menampakan kesedihan atau pun keresahan di hadapan mereka. Meski, kepedulian mereka sangat tulus. 
Selalu mencoba berdamai dengan resah, menikmati setiap detik, menit, jam, hari dengan potret kebahagiaan. Menikmati keramaian dengan mereka, canda dengan mereka. Sungguh ramai dalam kesepian saya. 

Jumat, 25 April 2014

"Dear Jodohku"

21.05 Posted by Harna Nawir No comments
Dear Jodohku..
Maaf, jika aku terlalu dini menuliskan sepatah kalimat untukmu
Ini tak mudah karena harus mengalahkan segala pergolakan
Hanya untuk anda
Untuk anda yang akan menjadi masa depanku kelak
Untuk anda yang namanya masih rahasia
Untuk anda yang raganya belum terlihat sama sekali
Untuk anda yang akan menjadi imamku kelak
Untuk anda yang akan kucintai setelah Rabbku
dan Untuk anda yang akan menjadi orang terkasih dalam hidupku
Apakah anda tidak keberatan? Kuharap Tidak..

Apakah anda tau, bahwa hari ini aku mengingatmu lagi
Memikirkan anda disela-sela kesibukanku
Bahkan terkadang anda menjadi kesibukanku
Sakin seringnya aku mengingat anda
Akhhhhh... Aku seperti pecandu akan hadir anda
Dear Jodohku..
Meski anda terasa dekat di hati namun tanganku belum mampu menggapai ragamu
Allah masih menyuruhku tetap disini dulu
Menunggumu dengan sikap terbaikku...

Rabu, 23 April 2014

Raih

23.01 Posted by Harna Nawir No comments
Lenyapkan segala resah di hati
Genapkan semangat tuk raih masa depan
NIkmati mimpi sembari ikhtiar
Menyaring kenangan tuk dijadikan pelajaran
Permasalahan hidup tak usah hiraukan
Orang mencercah tak usah dengarkan
Orang melihat licik tak usah lirik
Tetap berdiri kokoh dengan doa
Tetapkan di hati akan mimpimu
Gambarkan harapan itu hingga membentuk sketsa nyata
Hanya anda yang mampu membawa arus mimpi anda
Apakah akan menjadi nyata atau hanya sekedar menjadi mimpi saja.

Selasa, 22 April 2014

Kenapa masih menunda untuk ber-"Hijab" Sayang??

08.36 Posted by Harna Nawir No comments
Islam sungguh memandang wanita berbeda sebagaimana peradaban dan agam yang lain. Islam mengangkat wanita pada posisi yang tak pernah dicapai wanita dalam peradaban dan agama mana pun.
Islam datang sebagai rahmat bagi seluruh alam, berkah bagi seluruh manusia dan karunia terbaik untuk para wanita. Islam sangat menjaga kehormatan wanita yaitu dengan cara seruan berhijab. Hijab untuk apa? Berhijab bukanlah pilihan melainkan kewajiban dari Allah SWT.

Hijab yang seperti apa? Hijab adalah penutup, hijab adalah penghalang, hijab adalah tabir. Dalam hijab kita mengenal adanya jilbab, sebuah pakaian longgar, untuk para muslimah. Yang mengaku cinta pada Allah SWT. Yang kemudian ditambahi khimar atau kerudung untuk menutupi aurat wanita yang sholehah.
Hijab adalah tanda ketaatan seorang muslimah, sebagai tanda ketaatan bahwa Allah yang memelihara mereka. Sebagaimana itulah mereka memelihara diri mereka. Saat wanita tidak berhijab, mungkin banyak manusia yang memuji dan memberikan kita jempol atas kecantikan kita. Tapi ketahuilah, cantik itu hanya didepan manusia saja tapi tidak berarti di hadapan Allah.

Bagi teman-teman yang belum berhijab, yg masih ragu menutupi dirinya dengan hijab. Kenapa harus menunda lagi?. Banyak sekarang orang yang mengatakan hatinya dulu dijilbabi kemudian baru raganya. Kenapa kita tidak ubah paradigma itu, katakan “Bismillah Ya Allah saya berhijab, semoga dgn hijab ini Engkau menjadikan hamba yg sholehah dan taat kepadamu ya Allah, hamba yang selalu menjalankan perintah-perintahmu ya Allah” 

Banyak sekali orang mencari-cari alasan untuk menutupi hatinya dulu baru kemudian raganya, padahal kalau ingin menunggu seperti itu, mau sampai kapan? Karena manusia itu tempat khilaf dan salah. Kalau menunggu menghijabkan hati dulu, sampai kapan? Karena manusia terus berbuat salah.. terus berbuat salah. 

Bagi teman-teman yag belum berkeinginan berhijab, kenapa? Apakah takut tidak mendapatkan pekerjaan, ketahuilah bahwa rejeki itu tidak pernah tertukar. Tidak perlu bergantung kepada manusia, Allah telah memberikan rejeki pada setiap orang jadi jangan pernah takut akan itu. Tidak mungkin Allah mengabaikan kita, saat kita menjalankan perintahNya? 

Tidak mungkin Allah meninggalkan kita, saat kita menjalankan perintah-Nya? Justru sebaliknya. Ketika kita berjalan menuju ke araha Allah, maka Allah akan berlari menuju ke arah kita. Allah akan membantu kita. Akan ada beribu tangan yang siap membantu kita.
Bagi teman-teman yang belum berhijab, kenapa?Takut tidak cantik lagi, takut susah mendapatkan jodoh? Keahuilah bahwa laki-laki yang baik hanya untuk wanita yang baik. Dan laki-laki yang mencintai kita, tidak akan rela jika aurat kita ditonton oleh banyak lelaki.
Allah hanya ingin wanita dihargai, Allah hanya ingin menjaga kehormatan wanita. Allah sangat mencintai kita. Sakin Allah mencintai kita, Allah membuat satu surah khusus dalam Al-Qur’an yaitu Annisa, Sakin Allah mencintai kita, Allah mengatur cara berpakaian kita. Bagi teman-tema yang sudah berhijab, maka beucap syukurlah kepada Allah. Karena Allah telah memilih kita diantara ribuan wanita untuk berhijab. Hijab bukan penghias tapi pelindung.. keika kita berhijab tidak sesuai dengan aturan yang semestinya semkin kita menghilangkan esensi hijab yang semestinya karena Hijab adalah kesederhanaan. 


*Terinspirasi dari Inspirasi Iman



“Pemikir Rasa”

08.22 Posted by Harna Nawir No comments
Berpura-pura tak menghiraukan rasa
Bersandiwara dengan hati
Agar rasa ini bosan tinggal, tak dihiraukan olehku.
Membiarkan rasa terbang jauh menembus awan yang paling jauh dekat di langit biru itu.
Tak ingin menggapainya karena toh ujung-ujungnya akan lepas jua atau bahkan terlupa dengan mudah.
Tapi entah kapan ….

Tak bisa memiliki meski hati sungguh menginginkan akannya
Biarkan hati ini ikhlas menerima
Bahwa anda memang tak untuk saya
Biarlah kubuang rasa yang tak saemestinya terpatri di hati
Ku tak ingin rongga dalam rasa ini selalu merintih kesakitan
Menjadi pemikir rasa dan penikmat sakit
Namun, dimasa depan nanti akan kuceritakan pada mereka
Bahwa anda pernah meninggalkan rasa disini
Tepat di hati….

Paragraf "JODOH"

08.04 Posted by Harna Nawir 1 comment
     Jodoh kita adalah pasangan yang sudah disediakan oleh Allah bagi kita. Pasangan kita adalah karunia terindah dari Allah SWT dan orang yang tepat bersanding dengan kita. Jodoh adalah sebuah misteri yang tak bisa terkuak sebelum waktunya tiba. Misteri yang selalu saja menjadi bahan keingintahuan setiap orang. Memikirkan siapa jodoh kita terkadang membuat waktu kita terbuang sia-sia saja, tak ada gunanya. Kewajiban yang harus kita lakukan adalah membaikkan diri jika kita menginginkan jodoh yang baik, mensholehakan diri jika kita menginginkan jodoh yang sholeh, Fatimah-kan dirimu dulu jika menginginkan jodoh seperti Ali, Khadijah-kan dirimu dulu jika menginginkan jodoh seperti Nabi Muhammad SAW. Jodoh tak serta merta datangnya tanpa usaha, jodoh bukanlah sesuatu yang dapat dibeli dengan uang, jodoh bukanlah sesuatu yang dapat ditukar dengan keputusasaan tapi jodoh datang jika kita sudah siap untuk menikah menurut Allah SWT. 
     Terkadang jodoh tidak datang pada seseorang yang sangat menginginkannya tapi jodoh datang pada seseorang yang menginginkannya pada keterbiasaan sikap. Karena sejatinya gambaran kesiapan  menikah bukan dari kacamata manusia tapi dari kacamata Allah SWT. Bisa saja, kita sudah merasa siap untuk menikah dan sangat ingin menikah tapi Allah SWT belum memberikannya karena Allah SWT mengetahui sesuatu yang tidak kau ketahui sendiri dalam dirimu. Allah maha tau wahai jodohku, Allah adalah Sang Pengatur Terbaik. Makanya, jika saat ini kita belum dipertemukan tak usahlah bimbang karena mungkin saja antara aku atau kamu ada yang belum sepenuhnya siap untuk membina sebuah mahligai pernikahan.

"Kekasih-ku"

08.01 Posted by Harna Nawir No comments
Kekasihku…
Sapukan pandanganmu dengan mereka yang belum halal
Letakkan imanmu di atas nafsumu
Genggam erat memoar cintamu.
Usah kau lepaskan dulu hingga Allah menghalalkan

Kekasihku…
Hilangkan peluh dan keluhmu kala menuju  arahku
Tinggikan semangatmu kala kau tertimpa ujian saat mencariku
Anggunkan akhlakmu kala kau mengingikanku
Sertakan Allah kala kau mengingatku
Hingga Allah berkenan menjadikan kita “Sepasang kekasih” dunia dan akhirat

Paragraf "PENANTIAN"

07.59 Posted by Harna Nawir 1 comment
    Penantian ini terkadang membosankan dan terbersik kata ‘putus asa’ dalam hati namun aku selalu mencoba tegar, mengembalikan puing-puing semangat yang sempat hilang. Terjajah oleh nafsu dengan dalih menunggu. Terlalu banyak yang ingin kuceritakan nanti, kala kita dipersatukan olehNya, bercerita tentang jatuh bangunnya aku di jalan dakwah ini. Lalu, aku akan mendengarkan ceritamu dengan menawarkan senyum manisku dan saat itu engkau membalasnya dengan anggukan mesra.
      Masa penantian ini bak masa memantaskan diri, mengisinya dengan ikhtiar terbaik.
Kau tau jodohku… Menapaki masa ‘penantian’ ini tidaklah mudah, banyak cobaan yang seringkali menguji imanku. Tapi aku selalu berusaha kelak di masa depan aku bisa menjadi yang terbaik untukmu, melakukan yang terbaik dan menunggu dengan cara yang terbaik pula. Aku percaya Allah tak akan pernah mengabaikan hamba yang taat kepada-Nya.
     Kau tau, sudah banyak syair yang tercipta untukmu. Hingga dinding-dinding kamarku dipenuhi oleh tulisan-tulisan mesra untukmu. Aku seperti orang bodoh, menari-nari sendiri dengan rasa yang selalu saja sama yaitu menanti. Aku pun sebenarnya tak tau, yang aku nanti itu siapa. Namanya saja masih rahasia. Tapi yang kuyakini “Good women are for good men” itu janji Allah. Maka disini aku menantimu dengan menjaga hatiku, mendirikan tabir pertahanan dari nafsu yang ingin meraib kesucian hati ini.
     Semoga imanmu selalu terjaga, menjaga pandanganmu dan menjaga tutur katamu. Semoga Allah senantiasa menuntun langkahmu hingga langkahmu terhenti dipersimpangan, tempat aku menanti. Tenang saja, semoga Allah selalu menjaga hati kita berdua hingga kita dipersatukan oleh-Nya dalam ikatan yang halal.
Kau tau sayang…
        Aku mencoba tak berkeluh lagi tentang berapa lama lagi aku akan menunggu.Dan aku  tidak akan pernah bertanya kepada Sang Pemilik kuasa, kapan kau  datang menjemputku. Karena toh sejatinya semua sudah ada yang mengatur, semua sudah tertulis di Lauful Ma’fudz sejak jauh hari sebelum kita lahir di dunia ini.
      Aku hanya ingin hidup lebih baik lagi sembari menanti. Ingin menjadi wanita sholehah agar nantinya kau menjemputku dalam keadaan sholeh. Aku ingin menuntut ilmu agama dan berdakwah di jalan Allah agar nantinya aku tidak terbata-bata menjawab jika engkau bertanya kepadaku tentang apa yang kulakukan sebelum bertemu denganmu.
     Kau tau, paragraf ini tak mampu meluahkan suka duka dalam masa penantian. Pragraf ini juga tak mampu menguak rasa selama masa penantian dan juga takkan mampu mendikte waktu yang terlewatkan selama masa ini.
       Engkau memang masih sangat jauh, bayangmu tak terlihat sama sekali. Saat ini engkau hanya sebatas fatamorgana yang hidup dalam khayalku. Bahkan, terkadang aku dengan berani mendeskripsikan sendiri dengan membuat kesimpulan bahwa seperti inilah jodoh yang kuinginkan. Bagiku, engkau begitu sempurna dalam sketsa khayalku itu. Tapi lagi lagi, itu hanya khayalan saja, semuanya ku pasrahkan kepada-Nya. Tentang siapa namamu, dimana kau sekarang dan kapan kita dipertemukan. Yang pasti aku masih setia dan menikmati masa ini yaitu masa ‘Penantian’angan penantian ini. Aku akan menunggumu dengan cara yang sama. 


Kamis, 16 Januari 2014

Memaafkan

22.30 Posted by Harna Nawir 3 comments
Perlahan-lahan hilangkan ego yang menguasai hati
Luka-luka yang pernah tertorehkan entah berjejak ataupun tidak.
Anggaplah hanya sebuah rentetan takdir yang sudah jauh hari sudah kau sepakti dengan Tuhanmu dalam janin.
Hingga sipemberi luka itu, tak menjadi penghalang dalam hatimu untuk beribadah
Jangan membuat lukisan dosa yang akan kau tuai kelak
Buatlah hatimu seluas bumi dan setinggi langit.
Jangan biarkan rasa ingin membalas menuntun nafsumu.
Berlapang dada menerima luka dan penghinaan apapun bentuknya.
Tanggalkan dendam itu jauh di luar hatimu
Jangan biarkan hatimu sakit karena sakit yang kau asuh dengan tanganmu sendiri.
Biarlah luka yang tertoreh menjadi sebuah alasan mengapa kita harus memaafkan.
Jangan pertaruhkan iman dengan dendam



Lembaran Mimpi

22.28 Posted by Harna Nawir No comments
Ketika berjuta khayalan mengendap dalam pikiran
Seketika terekam dalam otak bawah sadar lalu mengukirnya di dalam lembaran-lembaran mimpi
Kucoba tingkatkan upaya untuk membuatnya menjadi nyata
Entah dengan pelan atau maraton
Ku tak ingin membuatnya hanya menjadi abu dan debu..
Perlahan kan kukumpulkan puing-puing semangat hingga melebihi banyaknya abu dan debu itu
Menumbuhkan jiwa-jiwa yang kering kerontang akan semangat
Lihatlan, atas Izin-Nya semuanya kan menjadi nyata.
Hanya mungkin, aku perlu mengerahkan semua daya yang Kau anugrahkan untukku
Memintalnya menjadi sebuah kekuatan dan keajaiban
Hingga khayal itu benar-benar menjadi kesatuan nyata.

Rasa

22.27 Posted by Harna Nawir No comments
Mulanya hanya sebongkah rasa
Selaksa harap kemudian menjelma menjadi setangkup cinta
Entah, aku yang terlalu mengasuh rasa itu dengan begitu indah hingga sukar untuk membuatnya layu bahkan berbunga.
Tapi aku takut mendekat lebih dekat lagi karena aku tau rasa itu tak sedekat seperti yang aku kira.
Semuanya, tak sebaik apa yang aku rasakan dan tak sesederhana seperti yang aku recanakan
Bukan rasa yang memiliki penghalang tapi diri inilah yang harus membuat penghalang sendiri dengan pemilik rasa yg dituju.
Sungguh rasa cinta ini hanya salah satu anugrah-Nya
Oleh itu, aku tak punya daya untuk menggapai rasa yang ladzim ini.
Hanyalah doa yang selalu terlantun, agar kiranya Sang Maha Pemilik cinta itu sudi menyandingkan rasaku dengan rasanya..
Dan jika tidak, Maka pertemukanlah aku dengan orang yang bisa menyamai rasa cinta ini atau bahkan lebih.

Sunyi

22.25 Posted by Harna Nawir 1 comment
Seringkali kesunyian menghampiri jiwa meski raga tak pernah sunyi. 
Jiwa ini berada di atas gunung tertinggi yang tak bisa dijangkau meski lelah dan letih dipertaruhkan. 
Tiba-tiba saja kesunyian menyergap dan mengepung hati ini, 
Tak ada yang bisa kulakukan selain menikamati kesunyian yang selalu tersuguhkan dengan indah namun petaka. 
Liatlah, jiwaku masih berada dalam jeruji yang rapat hingga cahaya yang datang menawarkan cinta tak dapat kuterima. 
Bahkan, tertolak mentah oleh kesunyian yang sudah lama bersemayam di hati. 
Apa kesepian dan kesunyian ini tak pernah bosan tinggal di dalam hati? 
Besar keinginan untuk mengusirmu..
Pergi saja, jangan menoleh kesini lagi. 
Ku mohon dengan sangat!!





Selasa, 31 Desember 2013

Pendosa (?)

03.43 Posted by Harna Nawir No comments
Mengurai kisah masa lalu yang begitu pahit dan sukar dijalani. Tak lepas pula dari genangan dosa masa lalu. Mungkin saja, takkan pernah membaik lagi meski aku perlahan memperbaiki diri. Hanyalah indah semu yang kurasakan, ilusi kebahagian itu kian hari semakin samar saja. Bahkan detik perpisahan dengan suamiku tak meninggalkan jejak senyum, hanyalah sesal yang semakin membumbung tinggi. Semakin Membuncah hingga tangis tak mampu menadahi kesedihan yang terasa. Terpuruk dan tak adalagi senyum merekah yang ikhlas terpancar dari bibirku. Semuanya begitu sulit kuhadapi.

Panggil saja ‘Nia’.. orang-orang biasa memanggilku ibu Nia. Usiaku 38 Tahun

Aku menikah dengan suamiku sekitar 20 tahun lalu. Pernikahan itu terbilang tidak sah karena keluarga tidak ada yang merestui dan aku menikah memakai nama orang lain di buku nikah. Saat itu, yang terpikir olehku bukan masalah sah dan tidak sah tapi bagaimanapun caranya aku harus menikah dengan lelaki itu karena aku sudah hamil satu bulan. Aku mencintai lelaki itu tanpa menengok apa yang aku lakukan sesuai ajaran-Nya atau tidak. Aku benar-benar dibutakan cinta pada saat itu. Desahan nafasku hanya dipenuhi nafsu, tanpa pernah diselingi menyebut Asma-Mu. Aku benar-benar hina.. Sungguh!!!

Sepanjang pernikahanku dengannya tak ada kebahagian hakiki yang kurasakan. Semuanya dipenuhi dengan kegelisahan saja. Resah semakin terasa dihati saat anakku tumbuh besar, sudah dewasa, gadis mungilku, hasil pernikahanku dengan lelaki itu. Aku tidak ingin menceritakan masa laluku kepada anakku. Tak ada sedikit cerita yang layak untuk dia ketahui, semua hanyalah noktah-noktah hitam yang hanya layak dianggap sampah.

Setelah menikah dengannya, aku memutuskan untuk tinggal jauh dari orang tua dan keluargaku. Aku takut, suatu saat nanti mereka mengungkit masa laluku yang begitu suram, hingga terdengar oleh anakku. Aku meyadari aku egois dan hanya mementingkan nama baik didepan manusia saja. Pernikahanku pun dilaksakanan karena ingin menutupi aibku.

Singkat cerita, pernikahanku hanya bertahan 13 tahun saja. Aku memilih cerai dengannya karena dia selingkuh. Dia menghianati pengorbanan yang selama ini kulakukan. Sudah berapa kali aku memergoki dia bersama dengan wanita lain tapi aku tak menghiraukan karena jika aku berpisah dengannya siapa yang akan membiayai aku dan anakku sedang aku hanyalah seorang ibu rumah tangga biasa. Tapi kali ini, aku benar-benar sesak dibuatnya. Dia sudah berani membawa perempuan itu di rumah kami sendiri. Terkadang terbesik pertanyaan dalam hatiku, Apa ini balasan Allah untuk manusia hina sepertiku??

Bulir kesedihan itu semakin tak terkendali, menangisi semua perbuatanku selama bertahun-tahun yang kupendam tanpa pernah berpikir untuk memperbaikinya. Pernah suatu hari, aku bertengkar dengan suamiku, mengeluarkan semua penat yang kurasa selama menikah dengannya dan tanpa sadar anakku mendengar pertengkaran kami. Semua yang kubungkus rapi dalam kata ‘sejarah’ sudah terbongkar di depan anakku sendiri.

“Ibu, Aku anak haram??” Teriak anakku

Speechless.. Apa yang harus kukatakan untuk membela perbuatan burukku. Tak ada kata yang bisa kukeluarkan, lidahku terkunci dan kaku. Aku hanya bisa memeluknya dan meminta maaf atas rahasia buruk yang selama ini kesembunyikan. Untung saja anakku tidak pernah memberontak sama sekali. Dia anak manis, sabar dan bisa menerimaku sebagai ibu yang sebenarnya masih tak layak dipanggil ibu.
--------

      Setelah resmi bercerai dengannya, aku dan anakku hanya tinggal berdua saja di rumah sederhana dan bertubuhkan papan-papan biasa yang tak ber-cat. Aku mulai mempelajari ilmu-ilmu agama, yag sebelumnya tidak pernah aku lirik sedikitpun. Mulai melaksanakan sholat lima waktu, meski terkadang masih sering bolong. Mulai mengenakan kerudung meski belum syar’i.

Aku menyekolahkan anakku di salah satu sekolah islam yang ada di kota ini, agar bekal akhiratnya jauh lebih banyak dibanding aku ibunya.

Pernah suatu hari, aku mengikuti seminar keislaman dan diakhir acara. Ada seorang ustad yang berkata, jika ada yang punya masalah dan ingin konsultasi silahkan datang di kantor kami. Aku mengambil kertas selembar di dalam tas dan meminjam pulpen wanita muda yang ada di samping kananku, lalu aku catat dan simpan baik-baik.

Besoknya, aku pergi konsultasi dengan muka ceria berharap ada solusi yang kudapatkan dari konsultasi ini. Sesampai disana, aku mulai menceritakan masalah hidupku, mulai dari hamil di luar nikah, menikah dengan menggunakan nama orang lain di buku nikah, sampai masalah perceraian dengan suamiku.

Ustadz itu mengeluarkan kalimat yang sangat menusuk di hati “Pernikahan ibu TIDAK SAH”

Jadi, selama ini bisa dianggap aku berzina dengan lelaki yang aku anggap sebagai seorang suami itu?

“Iyah” jawab ustadz dengan lembut

“Astagfirullah Al’Adzim” Ujarku di depan ustadz itu.

Aku menangis sesal tiada terkira, rasa berdosa semakin menghantuiku. Hati ini semakin gelisah, resah dan tak ada rasa tenang di dalam hati. Sesal itu benar-benar membaluti jiwaku.

Astagfirullah.. Astagfirullah.. Astagfirullah.. Luapan air mataku semakin tak terkendali.

Lalu ustad itu berpesan “Ibu sholat taubat dulu, perbaiki sholat lima waktunya dan laksanakan sholat tahajjud. Allah Penerima taubat, Siapapun ibu dimasa lalu tidak akan menjadi halangan untuk memperbaiki masa depan ibu”

Ustadz itu kemudian mengeluarkan sebuah hadits yang artinya :
“Allah turun ke langit dunia pada 1/3 malam yang terakhir, lalu ia berfirman: Batangsiapa yang berdoa kepadaKu pasti Aku kabulkan. Barangsiapa yang memohon kepadaKu pasti aku beri dan barangsiapa yang meminta ampun kepadaKu pasti Aku ampuni”. (HR.Muslim)

Dalam deraian air mata, aku mengangguk. Sebagai tanda ‘Aku siap melaksanakannya’.
-----

Aku ingin mencari jalan kebahagian. Menyelamatkan hatiku yang telah lama tenggelam dalam genangan dosa karena keselamatan hati adalah jalan bagi keselamatan agama dari dosa-dosa, juga jalan bagi kecintaan terhadap orang lain. Inilah kebahagian hakiki dunia dan akhirat.

Aku pernah membaca sebuah hadits yang artinya :
“Tidak akan masuk ke dalam api neraka seseorang yang menangis karena takut kepada Allah hingga air susu ibu (Yang sudah di minum oleh anaknya) kembali ke tempat asalnya” (HR.at-Tirmidzi)

Ya Allah sungguh aku menangis karena menyesali perbuatanku, aku takut akan adzab-Mu. Terimalah taubatku. Disepertiga malam aku bangun untuk mendirikan salah satu sunnah yang begitu dahsyat fadillahnya yaitu Qiyamul’lail. Bukankah sepertiga malam itu Allah mengampuni orang-orang yang meminta ampunan dan mengabulkan doa orang-orang yang memanjatkan doa.

Aku memilih meninggalkan dekapan malam dan merajut tali-tali kerinduan dengan Allah yang selama ini tak pernah aku jumpai. Aku bermunajat kepada-Mu, agar mengampuni dosa-dosaku yang begitu banyak, menghapus kegelisahan yang mengimpit di dada, menganugrahkan kenyamanan di dalam hati dan memberikan jodoh terbaik untuk anakku.

Sebenarnya, aku malu meminta yang muluk-muluk kepada-Mu karena ibadahku tak berarti apa-apa dengan nikmat yang Engaku berikan selama ini. Ya Allah, sungguh aku berharap Engkau mengabukan doaku. Aamiin

Besoknya, hati ini terasa ringan sekali. Sangat berbeda dengan hari-hari sebelumnya yang diselimuti dengan kegelisahan dan rasa bersalah. Kali ini bagaikan semua darah kotor yang adal di dalam tubuhku diangkat sekaligus. Tiap hari aku isi hari-hariku dengan ibadah dan bekerja sebagai pedagang ikan di pasar tradisional. Aku tak ingin meninggalkan ibadah-ibadah yang diperintahkan-Nya. Kelihatannya sangat sederhana tapi jika dilaksanakan dengan khusyuk maka akan terasa nikmat ibadah itu.

Satu keinginanku saat ini yang begitu besar yaitu melihat anakku menikah dengan laki-laki yang baik. Jangan sampai masa laluku diulangi oleh anakku. Maka, setiap selesai sholat fardu dan sholat tahajjud, aku selalu mengulangi doaku.

Kini, terasa ringan untuk bangun mendirikan sholat tahajjud, mungkin sudah menjadi kebiasaan. Sepertiga malam adalah waktu berdoa yang mustajab. Tetesan air wudhu menjadi seni tersendiri, menikmati alunan dzikir yang terlisankan dengan ikhlas dan khusyuk, menambah indahnya keheningan malam. Aku pun mendirikan sholat tengah malam yang aku rasakan manfaatnya, langusng mengena di hatiku yang paling dalam. Sungguh!!

Ketenangan, kebahagian dan kenyamanan sudah terpatok di singgasana hatiku, menjalani hari-hari dengan wajah ceria dan senyum merekah tanpa pernah mengingat lagi dosa-dosa di masa laluku. Anggap saja, itu pelajaran yang paling berharga dan tak perlu diulangi lagi, hanya perlu diperbaiki.

Kurang lebih satu bulan kemudian, ada yang melamar anakku. Dari keluarga yang baik-baik, laki-laki itu seorang PNS, dan ketaatannya kepada Allah tidak diragukan lagi. Orang tua laki-laki itu, tidak pernah mengungkit latarbelakang kehidupan anakku. Pernikahan itu pun terlaksana dengan penuh khidmat dan sungguh sangat banyak kesyukuran ku haturkan kepada Sang Pemilik Jagad Raya ini.
Kali ini, aku menangis bahagia, terharu dan kupeluk anakku dengan erat. Dia pun menangis dan berkata “Terimakasih, untuk doa-doa ibu selama ini”. Tangisku semakin memecah..


Apa ini jawaban dari doa-doa yang terlisankan, sungguh aku sangat merasakan betapa nikmatnya berdoa disepertiga malam. Sholat tahajjud dengan khusyuk dan berdoa dengan meneteskan air mata pengharapan kepada Sang Ilahi. Malam-malam yang telah berlalu menyimpan pesan tersendiri, malam penuh kemesraan dengan sang Ilahi dalam bingkai ketakwaan. Sungguh sangat nikmat dan menawan. Menyambut kedatangan Allah pada sepertiga malam terakhir dengan wajah bersinar disertai panjatan doa sebagai penyempurna malam itu.  

Senin, 30 Desember 2013

Apa belum pantas?

07.51 Posted by Harna Nawir No comments
Dan apa lagi yang harus kulakukan?? Pertanyaan itu selalu saja hinggap dibenakku, selalu saja menari dengan tarian terindah. Saya seorang perempuan biasa yang sekarang berada di puncak kegalauan dan berusaha mencari setapak untuk keluar dari kegalauan ini. Saya ingin menanggalkan kegalauan jauh di luar hatiku, bahkan terbuang jauh sampe di eropa sana.
Sekelumit cerita tentang saya. Tentang hidup yang selalu saja tak seperti yang aku rencanakan, tentang hidup yang begitu membosankan dan ingin rasanya ingin hidup seperti orang lain yang begitu gampangnya hidup bahagia. Ingin punya keluarga yg men-support disaat problem hidup menghampiri dan bukannya malah menghakimi. Ahhh... aku mengeluh, dan lagi,

Keluahan itu menjadi hiasan di lisanku setiap hari. Tentang karier yang anjlok dan jodoh yang tak kunjung datang. Beberapa kali saya mendaftar di perusahaan ternama di kota ini tapi tak satu pun yang menerima surat lamaranku, bahkan pernah sudah sampai ditahap interview terakhir, ada-ada saja kejadian yang membuat saya gagal. Apa mereka tidak melihat di ijasahku kalau saya lulusan salah satu universitas terbaik di Indonesia. " Pak-Bu, surat lamaran saya di baca detil donk " Pengen teriak seperti itu tepat di depan muka mereka, tapi nyatanya hanya sampai di kerongkongan saja.

Mendadak saya ingat pepatah populer dari seorang Alexander graham Bell. Katanya, ketika satu pintu tertutup, maka pintu yang lain akan terbuka. Sayangnya, seringkali kita terpaku dan menyesali pintu yang sudah tertutup itu sehingga tidak menyadari ada kesempatan lain yang siap dijajaki.

Okkeh.. saya mulai menurunkan level perusahaan yang saya daftari. Mulai kujajaki satu persatu yayasan dan kantoran yang menerima pegawai dan hasilnya pun diterima di salah satu kantor di kota ini. Sebulan kerja disana, saya merasa ada yang aneh. Passion saya bukan disini, lalu dimana? Apa saya kurang mensyukuri...
Sudah 3 tahun saya lulus sebagai salah satu sarjana terbaik, tapi karier yang saya inginkan tak kunjung datang. Ditambah desakan orang tua yang membuat sesak, Saya ingin lari saja. Ahhh.. lihat, aku mengigau lagi.

Bisa dibilang saya kurang dalam pergaulan, sewaktu kuliah yang aku kejar hanya lah mengerjakan tugas-tugas, memperhatikan dosen, mencatat materi, belajar pada saat ada ujian. Saya lupa satu hal "Bergaul". Bergaulnya dalam arti positif. Dan hasilnya kutuai sekarang.. Selalu merasa sendiri, tak ada teman yang bisa membantu dan ditambah keuarga tidak memberi dukungan dan motivasi. Mereka malah menyudutkan saya.. Serasa ingin menangis, berteriak dan ingin sekali mengulangi masa-masa kuliah itu.

Lalu, apa yang harus kulakukan?? 
Apa ada yang salah dengan diriku? Apa saya terlalu hina dan belum pantas menerima yang baik-baik. Etahlah... disini saya masih meringkuk dengan persoalan yg masih saja sama, belum menemukan solusi. 
Mungkin saja aku terlalu hina untuk itu. 
Saya butuh setangkup semangat untuk menghadapi masalah ini. Saya tak tau, apa saya yang terlalu berlebihan meratapi masalah seperti ini atau memang masalah ini terbilangbegitu berat?? Ah.. tak tau. Tapi saya merasa masalah ini begitu menyesakkkan, sangat. 

Mungkin, saya masih butuh intropeksi diri lagi. 
Tuhan Bimbing aku, dalam setiap langkah. 

Rabu, 25 Desember 2013

Be Smart Muslimah

07.54 Posted by Harna Nawir 2 comments
Mengapa muslimah harus cerdas? Letak urgensinya dimana? dan Apa perlu muslimah itu harus cerdas? 
Wanita adalah makhluk mulia dan dimuliakan. Merupakan tolak ukur kesuksesan seorang pria. Bukakah ada pepatah bijak mengatakan, "DIbalik kesuksesan laki-laki, ada wanita hebat". Nah, dari situ bisa ditarik kesimpulan bahwa wanita itu perlu menjadi cerdas untuk mencerdaskan orang lain. 

Sejak dturunkannya Islam, wanita diangkat derajatnya dan di zaman Rasulullah telah lahir wanita-wanita cerdas dan patut dijadikan teladan bagi wanita zaman sekarang. Misalnya, Aisyah ra. yang merupakan istri Rasulullah SAW, jarang yang tau bahwa beliau sangat pandai dalam bidang kedokteran, pandai meriwayatkan hadits, serta ahli dalam ilmu perbintangan. Sebut pula nama Ummu Kalsum binti Ali bin Abi Thalib, beliau adalah bidan muslimah. Dan tak lupa pula nama  Asy-Syifa' binti abdullah, beliau mendapat gelar "Guru wanita pertama dalam Islam", bahkan istri-istri Rasulullah banyak yang berguru pada beliau. 

Dari dulu telah banyak muslimah-muslimah cerdas yang patut dijadikan contoh dalam kehidupan kita. Mereka menorehkan karya dan bermanfaat bagi banyak orang tanpa melupakan kodrat mereka sebagai seorang wanita. Banyak yang berpendapat "Buat apa sekolah tinggi-tinggi, toh ujung-ujungnya kita akan tetap menjadi seorang ibu rumah tangga".. 
Jangan salah, menjadi seorang ibu rumah tangga itu tidak mudah. Butuh pendidikan untuk melahirkan dan memesarkan generasi yang cerdas, kelak anak kita akan terdidik dengan bekal pendidikan kita. Hanya wanita cerdas yang mampu mencetak generasi cerdas dan mencerdaskan. Menjadi muslimah yang berpengaruh, pergaulannya luas, berprestasi, berkarya, terus menggali wawasan. Jadikan semua itu sebagai bekal untuk mendidik anak-anak kita kelak. 
Jika masih bisa mengecap pendidikan, lalu kenapa berhenti? Sudah terbukti urgensi menjadi muslimah cerdas. Memiliki harapan yang tinggi untuk masa depan. Seharusnya kita dengan mudah memperluas wawasan kita dengan banyak membaca, kemajuan teknologi merupakan fasilitas yang sangat memudahkan kita. Manfaatkan semua itu, hauslah akan ilmu, jangan pernah puas dengan setetes ilmu saja. 
Cerdaskan otakmu, asah logikamu dan percantik akhlakmu. Be Smart Muslimah!!!

Kenanglah nama-nama pahlawan kemerdekaan yang hingga kini masih terkenang indah di hati rakyat : Cut Nyak Dien, Laksamana Malahayati, Cut Meutie, Pocut Baren, bahkan tengku Fakinah, yang selain merupakan pejuang kemerdekaan, ternyata beliau juga seorang ulama wanita. 
Jadilah muslimah, yang meski raganya mati namun namanya masih harum dan  masih meninggalkan jejak karya yang bermanfaat bagi orang banyak. 

Tali Kerinduan

05.51 Posted by Harna Nawir No comments
Memilih meninggalkan dekapan malam
Menanggalkan kenyamanan
Memintal tali-tali kerinduan dengan-Nya di sepertiga malam 
Munajat kerinduan kian terasa saat bulir tangisan semakin memecah
Meneteskan air mata pengharapan kepada Sang Ilahi
Mengurai dosa-dosa 
Menata masa depan
Memperbaiki langkah dengan memohon petunjuk-Nya
Sungguh.. 
Malam penuh kemesraan dalam bingkai ketakwaan
Dengan lantunan dzikir yang memenuhi lisan
Doa yang terpanjatkan menyempurnakan malam itu
Sangat nikmat dan menawan



Selasa, 24 Desember 2013

Sedekah 54 ribu diganti 500 ribu

02.15 Posted by Harna Nawir No comments
Tiada hentinya memanjatkan puji dan syukur atas segala nikmat yang begitu dahsyat luasnya. Nikmat iman, kesehatan, waktu dan semua nikmat-nikmat kecil yang menggunung. Hanya kepada-Nya lah kita pantas berucap syukur.

Judul postingan kali ini tentang salah satu keajaiban sedekah. Mungkin dari kita sudah sering mendengarkan atau bahkan mengalami sendiri tentang keajaiban sedekah. Jujur saja, jauh-jauh hari saya kurang percaya dengan keajaiban sedekah. Setelah saya membaca buku 'The Miracle Of Giving" ada kesadaran yang tercipta tentang sedekah. Kesadaran itu pun disertai dengan action. Perlahan-lahan saya mulai bersedekah meski hanya sedikit. Tulisan ini tidak bermaksud sama sekali untuk riya atau menceritakan sedekah yang pernah saya lakukan, tapi 100% hanya untuk berbagi cerita.

Sedekah yang paling berkesan dan langsung terbukti balasannya, terjadi beberapa hari yang lalu.
Seperti biasa pagi-pagi saya bersiap untuk kekantor, tiba-tiba salah satu adik saya berkata "Kak, minta uangnya buat beli bensin, saya tidak punya uang sama sekali dan ATM saya terblokir". Saya langsung menjulurkan uang 50ribu terakhir saya di dompet, "ini" kataku.

Dengan bermodalkan uang 10 ribu di dompet, saya berangkat kerja dengan naik pete-pete seperti biasa. Singkat cerita, ada orang tua yang turun dari pete-pete dan ingin membayar pete-petenya tapi uangnya 50ribu. Kalau pagi-pagikan sopir pete-pete nggak ada uang kecil. Ibu itu kebingungan jadinya, jadi saya bilang saja "Ibu, nanti saya yang bayarkan pete-petenya"..
Ibu itu berkata "Terimakasih nak"..
Okeh, uang didompet sisa 2ribu. Alhamdulillah, masih ada.

Sesampai di kantor, langsung memulai pekerjaan dan tak lama bos sudah datang. hari itu pekerjaan begitu padat dan sehari full berkutat dengan kertas-kertas. Sesampai bos di kantor, beliau langsug menghampiri, mengeluarkan dompetnya dan langsung menjulurkan uang 500ribu. Lalu, saya bertanya "Buat apa bos?"
Katanya "Uang kaget". Lalu saya terima dan tidak biasanya beliau memberikan uang sebelum gajian.

Saya tidak pernah memikirkan nominalnya berapa, tapi yang saya pikirkan kenapa saya diberikan uang tiba-tiba. Setelah berpikir lama, saya baru menyadari mungkin saja karena tadi pagi saya bersedekah. MasyaAllah, sedekah 54ribu langsung diganti cash oleh Allah sebanyak 500ribu perantara bos saya. Sedekah itu tidak membuat miskin tapi mengayakan, sedekah itu tidak mengurangi tapi menambahkan, sedekah itu luar biasa dahsyatnya.

Rasulullah SAW pernah bersabda:
"Barangsiapa bersedekah dengan sesuatu senilai satu buah kurma yang diperolehnya dari hasil kerja yang baik, bukan haram, dan Allah itu tidak akan menerima kecuali yang baik. Maka sesungguhnya Allah akan menerima sedekah orang itu dengan tangan kanannya, sebagai kiasan kekuasaanNya, kemudian memperkembangkan pahala sedekah tersebut untuk orang yang melakukannya, sebagaimana seseorang dari engkau semua memperkembangkan anak kudanya sehingga menjadi seperti gunung - yakni memenuhi lembah gunung karena banyaknya." (Muttafaq 'alaih, dari Abu Hurairah r.a.)

Secara logika, mungkin kita akan berfikir bahwa harta yang kita keluarkan untuk sedekah berarti pengurangan harta yang ada di tangan kita. Tetapi pada kenyataannya Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa harta seseorang tidak akan berkurang karena disedekahkan:

"Ada tiga perkara yang saya bersumpah atasnya dan saya memberitahukan kepadamu semua akan suatu Hadits, maka peliharalah itu: Tidaklah harta seseorang itu akan menjadi berkurang sebab disedekahkan, tidaklah seseorang hamba dianiaya dengan suatu penganiayaan dan ia bersabar dalam menderitanya, melainkan Allah menambahkan kemuliaan padanya, juga tidaklah seseorang hamba itu membuka pintu permintaan, melainkan Allah membuka untuknya pintu kemiskinan," (H.R. Tirmidzi, dari Abu Kabsyah, yaitu Umar bin Sa'ad al-Anmari r.a.)


Yukk bersedekah.. Jangan pikir muluk-muluk. Jika, uang belum bisa disedekahkan, minimal sedekah senyum lah kepada saudara-saudara kita karena senyum itu akan dibalas dengan pahala oleh Allah SWT dan akan kita tuai di akhirat nanti.

CINTA [Sebenarnya]

01.39 Posted by Harna Nawir No comments
Cinta bukanlah sesuatu hal yang tabuh untuk dibicarakan, jika berbicara tentang cinta jiwa yang mendendam akan jadi pemaaf, jiwa yang sempit akan menjadi lapang, dan  jiwa yang keruh akan menjadi jernih. Adakalanya, kita harus hati-hati menelaah  cinta itu, apakah memang benar cinta karena Allah atau hanya Ilusi cinta semata?  Sungguh, sesuatu yang sulit untuk dibedakan.

Cinta menawarkan kesejukan dan ketentraman bagi siapa saja yang mengetahui hakikat cinta yang sebenarnya. Ibarat, deru ombak dipesisir pantai yang senantiasa membawa keindahan. Ia tak terjamah, namun terasa di hati. Cinta adalah berkorban, bak lilin yang setia menerangi dengan setitik nyalanya meski tubuhnya habis terbakar, tapi tak pernah berkeluh. Ia seperti langkah awal untuk membangun istana kebaikan. Seperti jari-jari yang merajut butir-butir kasih. Cinta selalu berkembang, tapi tak seperti teknologi. Cinta tak terbatas, namun teknologi terbatas.
Cinta membuat dunia yang penat dan bising ini terasa indah, paling tidak bisa kita nikmati dengan cinta. Cinta mengajarkan pada kita, bagaimana caranya harus berlaku jujur dan berkorban, berjuang dan menerima, memberi dan mempertahankan.

 Al Ghazali berkata: "Cinta adalah inti keberagamaan. Ia adalah awal dan juga akhir dari perjalanan kita. Kalaupun ada maqam yang harus dilewati seorang sufi sebelum cinta, maqam itu hanyalah pengantar ke arah cinta dan bila ada maqam-maqam sesudah cinta, maqam itu hanyalah akibat dari cinta saja."
 “Jika manusia-manusia tak lagi menginginkan cinta-Nya, kelak akan didatangkan-Nya suatu kaum yang Dia mencintainya dan mereka mencintai-Nya (QS. Al Maidah:54).

Tahukah, jika saja Allah memperhitungkan bentuk cinta-Nya kepada umatnya, maka tidaklah cukup balasan amal dari kita untuk menutupi cinta-Nya kepada umatnya. Cintai Allah dulu, sebelum mencintai ciptaan-Nya. Hal itu, sebagai bentuk syukur kita sebagai ciptaan yang senantiasa dilimpahi dengan kasih dan cinta, hingga tak ada benang-benang penghalang antara cinta itu.

Dalam islam, cinta itu wajib dimiliki oleh setiap insan. Karena seseorang yang tidak memiliki cinta dalam hatinya, maka hatinya itu laksana batu yang sangat keras. Meski ditempah kebaikan tak akan terkikis sedikitpun. Mudah-mudahan, kita tidak termasuk golongan umat yang keras hatinya.
Namun, pertanyaan yang sering muncul. Bagaimana jika cinta itu tumbuh di hati lawan jenis? Bagaimana cara menimalisirnya? Bagaimana cara agar hati tak keruh karena kehadiran cintanya? Pertanyaan seperti itu, sering dilontarkan oleh ikhwan maupun akhwat yang sedang jatuh cinta.

Tak masalah, cinta itu sah-sah saja kok. Tapi terkadang, cara mengimplementasikan atau cara menempatkan cinta itu yang salah. Banyak orang di luar sana, yang karena berlandaskan cinta mereka melakukan hal yang semestinya belum pantas untuk dilakukan. Mereka seakan sembunyi dibalik “Karena Cinta”.  Mencari dalih untuk kemaksiatan, Naudzubillah Min dzalik. Agama islam adalah agama yang paling kompleks, fleksibel, tidak mengungkung dan tidak pula menyusahkan. Dalam islam, ada rambu-rambu yang harus di ikuti, bukan untuk menyusahkan tapi untuk memudahkan memperoleh Jannah-Nya.
Jika cinta itu memang ada, asuh dia bak bunga yang akan tumbuh menjadi indah dan semakin indah saat tetap terjaga. Jaga cinta itu dalam diam, meski sebenarnya hati sering berkeluh dan tertatih. Ingatlah,  itu hanya serentetan rintangan untuk mendapatkan cinta yang hakiki karena-Nya.

Cinta karena Allah itu indah, cinta karena Allah itu terjaga, tak ada celah untuk mengeluh karena cinta itu murni. Janji Allah SWT itu pasti, “Lelaki yang baik akan mendapatkan wanita yang baik”.. Jadi kenapa mesti ragu, saudaraku?  Yakinlah, jika cintamu itu karena Allah, pasti engkau akan mencintai orang yang mencintai-Nya pula. Tetaplah terjaga dalam doamu, sampai Allah memberi ketetapan diperuntukkan kepada siapa cintamu itu. Jodohmu tak akan jauh dari orang yang mecintai Allah, seperti kau mencintai Allah jua. Yakinlah...

Lalu, apa yang harus aku lakukan untuk menjaga cinta itu? Jika saja, cintaku ini tak dipersatukan dengan cintanya, apakah Allah itu adil? Apakah cinta itu tetap akan terjaga, meski dia tak tau bahwa cintaku sangat merindukan cintamu?
Tetaplah Yakin dan jangan pernah ragu akan ketetapan-Nya, Allah itu Maha segala Tau dibanding hamba-Nya. Allah itu, lebih tau mana yang terbaik untuk hamba-Nya. Tapi Allah SWT, menyuruh hamba-Nya jangan sungkan untuk berdoa, mintalah apa saja, ceritakan keluh kesahmu, pahitnya cinta diam itu.. All your story, everything. Allah itu, tidak  pernah berkata berkata “stop meminta kepada-Ku” tapi dia senantiasa berkata “Mintalah kepada-Ku”.

Ikat cinta itu dengan cinta-Nya, cintai Sang Pemilik Cinta dulu kemudian cintai hamba-Nya.  Jodoh itu misteri, tak ada ruang untuk mencontek La’hul Ma’fudz untuk melirik siapa jodohmu itu. Semuanya terjaga dan hanya Allah yang tau. Tentu saudara, masih ingat bagaimanakisah cinta Fatimah dan Ali dipersatukan setelah mereka memendam cintanya itu, mengahadapi cobaan yang sedemikian rumit. Jika saja, kita diposisi para pejuang cinta itu, sanggupkah kita? Kuncinya “Karena Allah SWT”.

Bersabarlah menunggu ketentuan itu, jangan bunuh cinta itu karena ketidaksabaranmu mengasuhnya.

Dzikir Cinta

00.48 Posted by Harna Nawir 1 comment

Jika cinta tak berperangai
Maka luntur lah keanggunan cinta itu..
Laksana, indah warna terderet yang luntur karena hujan
Jaga cintamu itu, jangan diumbar karena melihat indah sisi dunia
Iblis, akan tertawa jika itu terjadi.
Hati-hati dengan cintamu..
Genggam erat memoar cinta itu hingga setan tak punya celah untuk menggoda.
Sandarkan kepada Allah karena sungguh hanya Allah sebaik-baik tempat bersandar...

Wahai ukhti, alangkah indahnya dipandang dirimu itu jika engkau berserah diri kepada-Nya, mengikuti Sunnah Rasulullah SAW. Mata orang beriman akan terpikat, bukan karena indah wajahmu tapi karena teduhnya wajahmu dan keanggunan akhlakmu. Jika saja, semua wanita umat islam mengetahui indahnya bersandar disisi Allah, maka pasti mereka akan berlomba-lomba merebut perhatian Allah SWT. MasyaAllah.. sungguh wanita adalah makhluk yang paling mulia.
Sebenarnya, mereka tau tentang keutamaan menjaga kehormatan wanita. Tapi kenapa masih banyak dari mereka yang selalu mengumbar auratnya, menjual raga dengan murah, bak pisang penyot yang di lelang di pinggir jalan. Lelaki yang mengerti agama, tidak akan melirikmu.. Maukah kalian dijajah oleh lelalki bejat?
Jika ditanya, pasti jawabnya ‘Tidak Mau’. Tapi kenapa masih banyak yang melakukan? Hal itu, karena kurangnya aware di dalam hati..

Bangun kesadaran itu, tinggikan nama Allah, hentikan wacanamu tentang surga dunia, dan raih mahkota itu sebagai gelar wanita muslimah. Tak ada yang tidak mungkin, apapun kamu di masa lalumu, tidak akan menjadi halangan untuk memperbaiki masa depanmu.  Semunya mudah karena Allah , sungguh Allah lah  sang membolak-balikkan hati manusia.
Selalu berdoa, agar hati ini tetap berada di jalan yang benar, jauh dari golongan orang kafir. Ukhti, jika diri sudah baik, Insyallah segenap jiwa dan raga akan senantiasa dipersembahkan kepada Allah sWT. Tak akan terdengar alasan lagi untuk menunda-nunda shalat, langkah kaki akan dipermudah.

Salah satu syarat menjadi wanita muslimah adalah memakai hijab yang syar’i. Terpampangnya, jilbab syar’i maka lelaki yang ingin menabur benih cinta palsu perlahan akan mundur, karena mereka akan malu jika tertarik dengan wanita muslimah padahal dirinya belum pantas sama sekali bersanding dengan wanita muslimah. Wanita itu sangat mulia dan sangat dimuliakan, hijab itu bukan mengungkung wanita dalam ketidakbebasan, justru dengan hijab wanita akan terhindar dari fitnah dunia dan dari cinta palsu lelaki.

Bangun cinta itu karena-Nya, gunakan tabir untuk cintamu itu agar tidak terjamah dengan sesuatu yang haram. Hijab adalah tabir yang paling sempurna bagi seorang wanita untuk melindungi izzahnya.  Jika hati masih ragu, maka berdoalah dan terus berdoa, meminta agar diberikan petunjuk.
Lelaki yang baik, akan memilih wanita yang baik. Tidak mungkin lelaki yang beriman dan bertakwa, yang senantiasa menjaga pandangannya terhadap hal-hal yang bisa menyebabkan zina mata, ingin mempersunting wanita yang selalu mengumbar aurat, tak jenuh berbicara tentang aib saudarinya. Jika hal itu terjadi, maka perlu dipertanyakan keimanan lelaki itu..

Cinta akan mempersatukan sesuatu yang baik, membuat cinta itu semakin membuncah karena alunan dzikir cinta menyebut asma-Nya. Ukhti.. akhi.. jika ingin meraih cintamu karena Allah, maka buatlah tameng untuk cintamu itu. Jangan sampai tergoda karena sesuatu yang menjanjikan kebahagian semu. Raih kebahagian sejati itu kelak hingga surga-Nya..

Untuk apa cantik dengan kepalsuan dan kemaksiatan, cantik itu sederhana ukhti. Sederhana dengan hijabnya, tapi akhlaknya bak permata yang berkilauan di puncak gunung. Hanya orang-orang tertentu yang bisa menggapainya. Jadilah, seperti cahaya menerangi dengan cinta dalam merajut ukhuwah. Jangan mengumbar cintamu, pertahankan cintamu jika memang dia pantas untuk dipertahankan. Akhlakmu yang terjaga, mampu membuat bidadari surga cemburu terhadapmu. MasyaAllah..

Jika hati sudah terbina dengan dasar agama, maka rintangan apapun akan semakin mudah karena keyakinan akan Allah menjadikan kita sebagai hamba yang kuat. Hamba yang bersyukur, hamba yang senantiasa terjaga dalam ruang kebaikan, yang cintanya terlindungi karena ketaatannya. 


Doa Di Ujung Waktu

00.36 Posted by Harna Nawir No comments
    Aku tidak tau ini keputusasaan atau harapan yang sudah menua dan sudah sampai di ujung lelah. Aku ingin marah, aku ingin pergi dan aku ingi berteriak sekencang-kencangnya. Biarlah sang malam terbangun, membantuku mencari jalan keluar. Ya Allah..  keputusasaan ini nyaris menggerogoti hatiku.

Usiaku 28 tahun dan bulan Februari 2014 sudah 29 tahun. Usia yang cukup tua untuk seorang gadis perawan seperti saya. Teman-teman sebaya sudah menikah dan bahkan diantara mereka sudah memiliki anak, sedagkan aku? Ya Allah tanyaku ini, selalu saja ku haturkan disepanjang malam. Tapi sampai sekarang Engkau belum menjawab doaku..

 Aku tau, aku hanya perlu bersabar dan menanti leih lama. Engkau menguji kesabaranku saat ini.
Jika mengingat masa lalu itu, membuat saya berpikir apa aku sudah menolak jodohku? Sudah ada beberapa ikhwan yang pernah datang di rumah, berniat menikahiku. Tapi belum ada satu pun yang diterima oleh orang tuaku. Ibu ku berasal dari suku Bugis, adat budayanya yang masih sangat kental, membuat ikhwan tidak bisa memenuhi persyaratan yang diajukan oleh mereka.

Ibu.. tolong dengarkan isi hatiku kali ini.aku ingin menikah dengan ikhwan yang agamanya baik, taat dan bisa membimbingku hingga meraih jannah-Nya. Ibu, aku ingin lelaki seperti itu. Bukan lelaki yang mengutamakan dunianya..
       Aku sudah pernah berjanji bahwa aku tidak akan menolak permintaan ibu.. aku akan mengikutinya, demi membuatnya bahagia. Ayahku, seorang wiraswasta. Beliau sangat jarang berada di rumah. Terkadang 2 kali setahun.. aku ketiga kedua dari 6 bersaudara.
     Keluargaku bukan keluarga yang sempurna, bukan keluarga islami. Dari kecil aku tidak pernah mengingat, bahwa aku pernah diajarkan ilmu agama oleh ayah maupun ibuku. Tidak pernah sama sekali..
Bahkan kakakku seorang yang memiliki aliran agma yang berbeda denganku. Sama Islam, tapi dia islam filsafat. Bukan satu dua kali saya berdebat dengannya.. Ya Allah, aku ingin mengadu denganmu. Menceritakan ulah kakakku yang selalu menafikkan keagungan-Mu..

Pernah suatu hari saya berdebat dengan kakakku.. Namanya Akmal.
“Aliyah, untuk apa sih kamu shalat? Menyembah Allah?”
Aku menjawab “iyah, saya shalat sebagai wujud bahwa saya hanyalah seorang hamba”
 “Apa kamu percaya dengan Al-Qur’an? Apa Al-Qur’an itu benar?”
“ya Allah kenapa kakak mempertanyakan kebenaran Al-Qur’an, Al Qur-an adalah firman Allah, sesuatu yang nyata”.
“TIDAK, Al-Qur’an itu tidak ada kebenaran sama sekali di dalammya”.. kak Akmal
“Sudah, mending kakak keluar dari kamarku, aku ga mau berdebat masalah yang sudah nyata kebenarannya”.. Ujarku dengan suara yang cukup keras

     Kakakku tidak pernah shalat bahkan selalu mempertanyakan al-Qur’an. Ya Allah aku ingin mngadukan kakak dengan-Mu, mendengarkan peluhku dalam hati. Keluargaku tidaklah seperti keluarga yang lain, tidak ada kasih sayang di dalamnya. Aku ingin berteriak, meneriakkan semua kecewa di dalam hati.
Sedangkan kedua adikku, tidak memakai hijab. Berulangkali aku menasihatinya, agar memakai hijab tapi mereka tidak pernah mendengarkanku. Dikeluargaku memang tidak pernah diajarkan, bagaimana pentinganya hijab bagi seorang wanita. Bahkan, teringat waktu pertama kali saya mengenakan hijab syar’i, saya ditertawakan oleh adik-adikku, katanya gayaku kampungan, seperti nenek-nenek. Ketika itu, air mataku tiba-tiba mengelir tapi tidak di depan mereka.
Pernah juga, ibuku tiba-tiba berkata “Nak, nggak usah pake jilbab sepanjang itu. Nanti ngggak ada laki-laki yang mau denganmu, berpenampilan sedikit lah”.
Lalu kataku “ibu, aku tidak pernah meragukan janji Allah kepada hamba-nya.”

     Ternyata sudah tengah malam, aku melirik jam dinding yang terpampang di atas meja belajarku. Saatnya, shalat tahajjud. Bermunajat dengan-Mu, curhat dengan-Mu dan mengutarakan semua kekecawanku hari ini.
-----
Semakin hari, usiaku semakin bertamba. Kedua adikku sudah menikah, tahun lalu adikku yang paling bungsu sudah menikah dengan salah satu pengusaha di Makassar. Orang-orang seakan melirikku dengan penuh tanda tanya. Aliyah kapan nikah? Udah tua kok masih belum laku?
Ya Allah, pertanyaan seperti itu sudah sangat biasa terngiang dikepalaku. Sudah lumrah..
    Pernah suatu hari, ada ikhwan yang sangat aku suka, aku empati dan simpati dengannya. Diapun memberanikan diri untuk melamarku, mendatangi orang tuaku. Berbicara dengan ibuku..

Ibuku bertanya “Pekerjaanmu apa?”
Ikhwan itu menjawab “Saya bekerja di salah satu travel haji dan umroh dan ada usaha kecil-kecil”
Ibu “ohh. Usaha kecil yah. Berapa uang panaik buat anakku?
Ikhwan itu menyebutkan dan ternyata tidak sesuai dengan keinginan ibuku, diapun ditolak. Seperti kasus-kasus sebelumnya.
Itulah tradisi di suku bugis, jika orang tua semakin terpandang makan kehormatannya juga semakin terpandang. Maka, mencari calon menantu buat anak perempuannya harus selevel dan orang tuaku begitu.
Tangis pilu saat itu, kemudian ikwan itu mengirimkan saya pesan singkat yang isinya..

“AssalamuAlaikum Wr.Wb... Ukhti, besar keinginan untuk membina sebuah mahligai rumah tangga denganmu, tapi orangtuamutidak menyetujui hal itu terjadi. Kita belum berjodoh ukhti.. Waalaikum Salam Wr.Wb”

Sesekali memandangi pesan singkat itu, mataku berkaca-kaca. Lidahku kaku dan tak mampu berkata-kata apa lagi. Ibu kali ini, dia menolak laki-laki yang aku inginkan sebagai jodohku.
     Ibuku selalu ingin membandingkan dengan suami adik-adikku.. yang kaya raya dan terpandang. Tidak ibum aku tidak menginginkan suami seperti itu tapi tidak taat dengan Sang Maha Pencipta.

Ya Allah, kirimkan lelaki yang mampu baik agamanya dan hartanya cukup untuk menafkahi aku dan anak-anakku kelak. Leburkanlah keinginanku dan keinginan ibuku untuk amalah jodohku. Aamiin Allahumma Aamiin”
                               
Aku bekerja disalah satu Rumah sakit terkemuka di Makassar. Dengan penuh kegigihan dan tanggungjawab menjalani pekerjaanku. Sebagai persembahan syukurku kepada Sang Maha Segala-Nya. Hari demi hari aku jalani, sembari memantaskan diriku dengan jodoh yang lebih baik. Aku percaya kepada janji Allah “Good Women are for Good Men”.. aku tidak pernah meragukan itu..
    Tiba-tiba hpku berbunyi, pertanda bahwa ada BBM yang masuk. Oh.. ternyata ada yang invite, kulihat nama yang invite “ha? Bukannya ini dr.Anis, dokter di bagian interna itu yang baru saja pulang dari Amerika menyelesaikan studi megisternya” Gumamku dalam hati..

Oke, aku acceipt aja. Mungkin dia ingin bertanya tentang keadaan gizi di Rumah sakit ini, diakan dokter baru disini.

Aktivitasku hanya rumah sakit dan rumah. Selalu seperti itu, bulan depan usiaku 29 tahun. Ya Allah, aku semakin resah dengan ini. aku tidak memiliki teman cowok yang banyak, pernah aku minta tolong dengan murobbiku agar mencarikan ikhwan sesuai kriteria yang aku sebutkan ke dia. Tapi dia berkata tidak ada yang seperti itu. Apa mungkin kriteriaku terlalu tinggi? Tidak, itu demi kebahagian ibu dan Ayah.

Aku harus semangat berdoa dan berusaha dengan cara memantaskan diri, jodoh itu pasti akan datang.
Hpku berbunyi lagi, tanda BBM.

Dari dr.Anis..
Ukh, aku baru mengenalmu dan hati ini ingin menyempurnakan separuh dienku denganmu. Aku ingin melamarmu, mendatangi orang tuamu dan meminta izinnya untuk meminangmu. Maaf ukh, atas kelancanganku”..

     Pesan itu, memecahkan ketenangan malam ini. Bak, angin kencang yang tiba-tiba terhembus di kesunyian malam. Merasuk hingga ke alam bawah sadarku. Membongkar kembali ketenangan yang sudah tercipta, menggoyahkan rasa yang ada disini.

     Sejenak kualihkan pandaganku dari pesan singkat itu. Ini bukan pertama kalinya, sebelumnya sudah ada beberapa ikhwan yang ingin mengkhitbah tapi selalu saja ditolak. Ya Allah, dia seorang ikhwan yang taat. Jika, waktu shalat aku selalu melihatnya berjamaah di mushollah Rumah Sakit dan aku semakin yakin waktu dia membantu seorang nenek yang tidak mampu kala nenek itu datang di Rumah sakit. Ya Allah, apa ini jawaban dari doaku selama ini. Apa ini yang diinginkan orang tuaku, apa mereka akan menyetujuinya.

Aku bahagia membaca pesan singkat itu.. lalu aku membalas pesan itu.

“Akhi, aku tidak tau apa yang akhi lihat dari saya. Akhi adalah seorang dokter dan rasa-rasanya aku belum percaya kalau akhi menyukai saya dan ingin malamar saya. Tapi, jika itu memang sudah akhi pikirkan baik-baik. Datanglah di rumahku, temui orang tuaku dan bicaralah baik-baik pada mereka”

Malam itu aku bangun mendirikan shalat malam, berdoa dan memohon petunjuk-Nya..

Ya Allah, jika dia terbaik bagi agamaku, duniaku dan akhiratku. Tolong pertemukan kami dalam bingkai yang halal. Tapi jika dia orang yang bakal meruntuhkan agamaku dan menyengsarakan akhiratku, tolong jauhkan hamba dengan cara-Mu”

Esok harinya, dr.Anis datang dengan kedua orag tuanya. Mereka bertemu dengan orang tuaku. Aku tidak mendengar percakapan mereka, aku duduk di kamar menanti kabar baik menghampiriku pagi ini.
beberapa jam kemudian, ibu masuk di kamarku. Kemudian mememelukku, Ya allah apakah ini pertanda baik atau buruk. Ibu berkata “Nak, lamarannya ibu sudah terima”

Alhamdulillah.. aku mendekap ibu  dan menangis dipangkuannya. Ya Allah akhirnya, aku dipertemukan dengan jodohku. Lancarkan lah pernikahan kami..
Keluarga Anis adalah keluarga yang agamanya taat, benar-benar dia dididik dikeluarga yang paham tentang agama islam. Ya Allah aku sangat bersykur, Engkau menjawab doaku diwaktu yang tepat dan dengan orang yang tepat.
Aku tidak hanya mendapatkan suami yang taat tapi aku juga mendapatkan keluaraga baru yang dambakan selama ini.

 Cinta, sebuah kata yang sederhana. Tapi sarat akan makna, penuh khidmat. Jiwa yang merasakannya akan merasa nyaman. Cinta datang dengan menawarkan ketentraman dan kesejukan bagi si empunya, memadamkan amarah dan menyurutkan kecewa.  Ia seperti langkah awal untuk membangun sebuah istana di singgasana hati.