Penantian
ini terkadang membosankan dan terbersik kata ‘putus asa’ dalam hati namun
aku selalu mencoba tegar, mengembalikan puing-puing semangat yang sempat
hilang. Terjajah oleh nafsu dengan dalih menunggu. Terlalu banyak yang ingin
kuceritakan nanti, kala kita dipersatukan olehNya, bercerita tentang jatuh
bangunnya aku di jalan dakwah ini. Lalu, aku akan mendengarkan ceritamu dengan
menawarkan senyum manisku dan saat itu engkau membalasnya dengan anggukan
mesra.
Masa penantian
ini bak masa memantaskan diri, mengisinya dengan ikhtiar terbaik.
Kau tau jodohku… Menapaki masa
‘penantian’ ini tidaklah mudah, banyak cobaan yang seringkali menguji imanku.
Tapi aku selalu berusaha kelak di masa depan aku bisa menjadi yang terbaik
untukmu, melakukan yang terbaik dan menunggu dengan cara yang terbaik pula. Aku
percaya Allah tak akan pernah mengabaikan hamba yang taat kepada-Nya.
Kau tau, sudah
banyak syair yang tercipta untukmu. Hingga dinding-dinding kamarku dipenuhi
oleh tulisan-tulisan mesra untukmu. Aku seperti orang bodoh, menari-nari
sendiri dengan rasa yang selalu saja sama yaitu menanti. Aku pun sebenarnya tak
tau, yang aku nanti itu siapa. Namanya saja masih rahasia. Tapi yang kuyakini
“Good women are for good men” itu janji Allah. Maka disini aku menantimu dengan
menjaga hatiku, mendirikan tabir pertahanan dari nafsu yang ingin meraib
kesucian hati ini.
Semoga imanmu
selalu terjaga, menjaga pandanganmu dan menjaga tutur katamu. Semoga Allah
senantiasa menuntun langkahmu hingga langkahmu terhenti dipersimpangan, tempat aku menanti. Tenang saja, semoga Allah selalu menjaga hati kita berdua hingga kita dipersatukan oleh-Nya dalam ikatan yang halal.
Kau tau sayang…
Aku mencoba tak berkeluh lagi tentang berapa lama lagi aku akan menunggu.Dan aku tidak akan pernah bertanya kepada Sang Pemilik kuasa, kapan kau datang menjemputku. Karena toh sejatinya semua sudah ada yang mengatur, semua sudah tertulis di Lauful Ma’fudz sejak jauh hari sebelum kita lahir di dunia ini.
Aku hanya ingin hidup lebih baik lagi sembari menanti. Ingin menjadi wanita sholehah agar nantinya kau menjemputku dalam keadaan sholeh. Aku ingin menuntut ilmu agama dan berdakwah di jalan Allah agar nantinya aku tidak terbata-bata menjawab jika engkau bertanya kepadaku tentang apa yang kulakukan sebelum bertemu denganmu.
Kau tau, paragraf ini tak mampu meluahkan suka duka dalam masa penantian. Pragraf ini juga tak mampu menguak rasa selama masa penantian dan juga takkan mampu mendikte waktu yang terlewatkan selama masa ini.
Engkau memang masih sangat jauh, bayangmu tak terlihat sama sekali. Saat ini engkau hanya sebatas fatamorgana yang hidup dalam khayalku. Bahkan, terkadang aku dengan berani mendeskripsikan sendiri dengan membuat kesimpulan bahwa seperti inilah jodoh yang kuinginkan. Bagiku, engkau begitu sempurna dalam sketsa khayalku itu. Tapi lagi lagi, itu hanya khayalan saja, semuanya ku pasrahkan kepada-Nya. Tentang siapa namamu, dimana kau sekarang dan kapan kita dipertemukan. Yang pasti aku masih setia dan menikmati masa ini yaitu masa ‘Penantian’angan
penantian ini. Aku akan menunggumu dengan cara yang sama.
Sepertinya dalam bangett...
BalasHapussemoga penantiannya berakhir tahun ini..:D