Family oriented and education oriented

Tampilkan postingan dengan label Puisi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Puisi. Tampilkan semua postingan

Rabu, 25 Desember 2013

Tali Kerinduan

05.51 Posted by Harna Nawir No comments
Memilih meninggalkan dekapan malam
Menanggalkan kenyamanan
Memintal tali-tali kerinduan dengan-Nya di sepertiga malam 
Munajat kerinduan kian terasa saat bulir tangisan semakin memecah
Meneteskan air mata pengharapan kepada Sang Ilahi
Mengurai dosa-dosa 
Menata masa depan
Memperbaiki langkah dengan memohon petunjuk-Nya
Sungguh.. 
Malam penuh kemesraan dalam bingkai ketakwaan
Dengan lantunan dzikir yang memenuhi lisan
Doa yang terpanjatkan menyempurnakan malam itu
Sangat nikmat dan menawan



Kamis, 26 September 2013

Lebih Dari Ini

07.51 Posted by Harna Nawir No comments
Imajiku selalu saja lari dari batas logika
Mengelilingi serambi di alam khayal
Menempuh pergolakan nyata dengan akalku
Inginku dipayungi oleh imajiku
Keduanya berjalan selaras, bersatu membentuk komposisi mimpi yang indah
Namun tidak dengan logika..

Berjalan di atas perbedaan, menari sendiri dan berjuang sendiri tanpa berbalik ke arah 'Ingin' ku
Dan Rasa-rasanya, 'Ingin'ku berteriak 'Aku bisa Lebih dari ini, menggapai imajiku dan merebut tahta yang ingin kau hancurkan begitu saja tanpa melihat apa yang bisa aku lakukan'
Tak sampai di ruang logiku, akalku menutupi, menciptakan gelombang ombak yang begitu dashyat. Seakan-akan ingin mencegah lagkahku..

Imajiku tak semudah itu diluluh lantahkan begitu saja
Lihatlah.. imajiku semakin tercipta, bersolek ria dengan keanggunan ingin yang meninggi.
Tidak.. langkahku sudah sejauh ini, kali ini aku akan memihak pada imaji yang sengaja kucipta, tertata rapi dalam album mimpi dan membentuk bingkai Cita-Cita.
Lihatlah nanti, aku bisa lebih dari ini.


Rabu, 25 September 2013

Kau Tau

21.19 Posted by Harna Nawir No comments
Kau tau..
Tanpa kau aku tidak akan luka.
Tanpa kau, tak secuil pun hatiku hilang
Tanpa kau, tak ada sedikitpun semilir angin yang menerpa.
Tanpa kau, itu lebih baik.
Setidaknya tanpa kau, aku bisa beribadah lebih baik.
Akalku semakin jernih tanpa kau disini mengganggunya
Apa kau tau??
Kau hanya mengganggu ketentraman di zona nyamanku
Kau seolah-olah ingin merenggut logikaku dan berusaha menguasai hatiku
Aku tidak akan membiarkannya.. Sedikitpun  tidak.
Kau seenaknya saja datang, tiba-tiba menyuguhkan sikap yang seperti aku inginkan
Kau membuat skenariomu sendiri, tanpa sadar bahwa ada sekenario yang lebih Nyata oleh-Nya


Selasa, 24 September 2013

Keluh Tak Bersuara

06.56 Posted by Harna Nawir No comments
Imanku goyah, menerpa pertahanan yang telah lama terbangun.
Suara gemuruh rontah terdengar dari dalam hati
Naluriku seketika menepiskan logika
Menyurutkan niat hati untuk menjadi ini dan itu
Semuanya lulu, sudah...
Aku Mengeluh....
Hempaskan asa yang kian memenuhi otak
Ini hanyalah fase yang harus dilewati
Berusaha yakinkan kembali hati yang kian menangis
Mengumpulkan kekuatan tuk merobohkan dinding besi yang terpampang depan sana
Membangun kepercayaan diri yang mulai pupus
Apakah aku mampu meraihnya?
Ah.. dan aku mengeluh lagi.
Aku berkeluh berusaha tak bersuara
Membangun kembali kegigihan yang pernah kuhempaskan begitu saja
Menyusun kembali mimpi-mimpi disecarik kertas rapi
Melapaskan keluhan-keluhan yang sempat menjadi parasit

Jumat, 26 Juli 2013

Bukan Cinta Yang Tak Bertuan

07.38 Posted by Harna Nawir No comments
Tersungkur aku dalam sujud
Terbuai dalam lantunan doa
Terhenyak dalam dzikir yang khusyuk
Menyimpan ingin disetiap ucap kata dengan-Mu
Sebilah harap masih nyata sebelum ada akhir

Cinta dalam diam..
Kalimat klasik namun rutinitas yang selalu menyertai hela nafas
Sampaikan salam rindu kepada si empunya ‘cinta dalam diam’ ini
Ini bukan cinta yang tak bertuan
Nyata terlihat dan terasa
Masih dengan tuan yang sama
Menghilangkan kata bosan dalam kamus kata ku..
Mengasuh setia dalam hati..

Ini cinta dalam diam yang bertuan
Menyuburkan rindu yang terlafadzkan dengan dzikir
Terkadang noktah-noktah asa dan peluh mengapung tanpa daya
Terpanjara dalam harap semata
Tak menemukan sepercik cahaya dibalik doa yang terlantunkan setiap saat
Kepetusasaan mencinta dalam diam terkadang membiarkan dirinya mengapung hingga batas cakrawala..
Melewati batas logika

Ini bukan cinta yang tak bertuan
Terpampang nyata di hati.. Nama, caranya berjalan, sikapnya, tutur katanya. 
Semua masih tersimpan dalam diam
Untuk cinta yang bertuan.. 



Sapaan Pangeran Berpeci

06.02 Posted by Harna Nawir No comments
Lembut suara, bijak tutur kata dan cahaya imannya terpancar seketika.
Seketika itu pula menghanyutkan aku dalam mimpi yang lelap.
Dia menyapa dan aku menyapanya balik.
Pangeran berpeci, menghampiriku di alam mimpi malam ini.
Bahagia dan terselip harap yang menggunung..
Apa pangeran berpeci itu kamu, seseorang yang kukenal lama?
Tidak.. sketsa wajahnya berbeda. Namun sopan tingkahnya seperti kamu..
Merenung berampar sajadah
Mengikuti ingin hati yang semakin redup
Pangeran berpeci itu, menawarkan senyum yang begitu menawan
Sesekali menghapus sedih hati dalam mimpi
Membasuh asa dalam penantian
Ini hanya mimpi..
Mimpi yang seperti nyata, meski wajahnya masih samar terlihat.
Belum terlihat ukir wajah yang nyata
Hanya senyum sapanya, yang teringat jelas
Pangeran berpeci..
Apa kehadiranmu dalam mimpiku, sebagai tanda bahwa penantian ini segera akan menemukan ujung.
Apa sapaanmu, akan menjadi nyata.
Beri saya tanda sekali lagi..



Senin, 22 Juli 2013

Bertahan Tanpa DiTahan

14.16 Posted by Harna Nawir No comments
Dengan kedua tangan aku membangunnya
Penuh harap dan sesekali tangis menyelinap
Menembus pertahanan yang terbangun
Kubiarkan begitu saja
Tercipta dan semakin membuncah di sanubari
Bahagia tercipta, komitmen terlisankan
Diam.. hening.. tapi bukan berarti hati tak berbicara
Masih melihatmu dengan jelas dengan kedua mata dan hati
Masih berdiri tapi kau mulai melangkah
Jauh.. samar.. bahkan tak terlihat
Lihat.. Langkahmu semakin jauh.. sangat jauh.
Kau terkalahkan oleh waktu..
Aku menutup mata dan semuanya gelap
Tak terlihat aba-aba bahwa kau masih tetap bertahan
Sekarang, dengan sebelah tangan aku masih membangun rasa itu.
Aku bertahan tanpa ditahan
Menunggu tanpa disuruh menunggu
Hingga waktu bosan dan menyudahinya dengan sendiri








Don't Give Up

13.48 Posted by Harna Nawir No comments

Lelah...
Tubuh meringkuh perih
Tapak tangan terikat sempurna
Terbalut duka tanpa sepercik suka
Terdiam dan menafikkan waktu yang tak berpihak
Ini keluh, tapi tak berpeluh
Semangat yang tercipta
Tak terlihat, padam, sunyi, sepi
Angin-angin meraihnya begitu saja
Tak menyisakan disini sedikit pun
Semangat juang..
Sekarang dimana?
Mungkin.. letih yang berbalut duka 
Menutupi semangat itu
TIDAK.. TIDAK... TIDAK
Bangun dan raih semangat juang itu.
Aku tidak menginginkannya pudar dan mati begitu saja
Hanya perlu bersabar
Menanti lebih lama
Mengumpulkan puing-puing semangat
Bersama lelah dan letih yang kian terasa
Sudah.. lupakan..
Kobarkan kembali semangat itu
Hingga berdiri sempurna dalam singgasana kesuksesan
Katakan “Don’t give up”

Jumat, 19 Juli 2013

Harapan

22.10 Posted by Harna Nawir No comments
Indah senja mulai terpancar, menerawang jauh hingga hati pun ikut berwarna.
Aku tau ini ciptaan-Mu dan aku mengaguminya.  
Semburat cahaya membias merah, tersenyum menawan mengulur cinta.
Senja cerah jatuh di pantai, nan indah.
Sebilah harap ada di sudut sana, berharap kasih datang menjemput indah di sanubari.
Mereguk persoalan di cekung-cekung hati, menyapu bersih masalah yang terhempit di dada.

Harapan yang tak kunjung usai
Masih utuh dan tak tersentuh dengan keputusasaan
Berdiri kokoh.. menanti nyata kan menyapa
Membasuh wajah yang semakin hari semakin cekung
Mengusap mata yang mulai berkaca
Menegakkan kembali kedua kaki yang mulai lumpuh
Menguatkan tangan untuk meraih harap yang nyaris menjadi nyata

Ini sebuah harap
Sebuah kekuatan yang maha dahsyat
Menembus ruang logika
Keyakinan kepada Allah tak membuat jera untuk berharap
Suatu saat nanti, masalah  kan terganti dengan tawa.
Harap kan terganti dengan nyata.




Apa Kabar Novelku??

10.11 Posted by Harna Nawir No comments
Bagaimana kabarmu? Apa ceritamu sudah usai..
Apa ceritamu sudah sempurna..
Aku sibuk, hingga tak ada waktu lagi untuk melanjutkan kisahmu.
Komitmen yang sudah kita buat, sudah teringkari.
Waktu perjanjianpun  sudah terlewati.
Sudah 2 bulan.
Akkhhh.. aku terlalu sibuk dengan ini dan itu.

Aku masih ingin mencari ide cerita, untuk melanjutkan kisahmu.
Tenang saja,  kau adalah salah satu inginku saat ini.
Tenang saja, karena ceritamu akan sesempurna penantianmu.
Tenang saja, jika aku sudah tidak sibuk lagi, aku pasti akan melirikmu kembali.
Aku lupa, sudah sampai mana aku menuai cerita di dalam lembaranmu
Apa sudah sampai 50 halaman, 100 halaman??
Aku benar-benar lupa.


Ungkapan Rasa

10.02 Posted by Harna Nawir No comments
Cahaya siang tak terlihat lagi
Sudah tereguk, tak tersisa sedikit pun dimakan oleh sang Raja gelap.
Sudah malam ternyata
Mata masih saja seperti siang tadi
Hati pun masih seperti siang tadi

Kecewa.. ingin berteriak.
Tapi apa tak mengganggu orang-orang yang sudah terlelap.
Ah.. ini rasa yang hanya hinggap di hati.
Yah.. harap hanya sementara

Aku ingin marah, tapi lidah ini kaku.
Diam adalah senjata terampuh saat ini.
Tapi, apa harus selalu seperti ini?
Ini hati, seiring waktu kan luka.
Mereguk hingga ke cekung-cekung paling terdalam

Sebesar apapun kemarahan, kekecewaan dan kegundahan
Tak kan bisa membuatnya sadar, masih saja selalu seperti itu.
Dia benar-benar tak menyadari, hati ini luka akannya.
Aku ingin bercerita kepada Sang Pemilik Siang dan Malam
Menceritakan keluh kesahku tentang kecewa dan amarah yang semakin memuncak ini.
Bercerita tentang, bagaimana aku bertahan.
Bagaimana besar kecewa disini
Bagimana peluh dan sakit yang selalu tergoreskan
Bagaimana air mata yang selalu tak tertahankan
Bagaimana tentang kesedihan di dalam dada yang selalu ingin mencoba menjelma menjadi dendam
Astagfirullah.. Astagfirullah... 
Aku ingin menceritakan semuanya
Semuanya... 
Tak menyisakan cerita sedikitpun
Hingga amarah dalam hati terpadamkan
Ini hanya sebuah untain doa dipenghujung malam
Dari seseorang yang selalu ingin mencoba untuk tegar



Life Without Limits

08.56 Posted by Harna Nawir No comments
Ini ruang..  tapi  tak terbatas dan tak dibatasi
Ini kekuatan.. kekuatan untuk menjadi the winner  bukan the loser
Ini niat.. niat yang kokoh, berperangai dan bertameng
Harapan yang begitu kuat sehingga tak akan luntur hanya karena perkataan orang-orang dengki di luar sana.. 
Karena Iman dan takwaku kepada Allah
Aku melihat peluang yang tak terbatas
Life without limit

Rasa cinta yang terbangun, dari buaian kasih Sang Pemilik Cinta
Ini karunia.. ini hidup yang harus dijalani dengan sikap yang berkualitas
Jiwa yang berani
Kemauan untuk berubah dan hati penuh keyakinan akan-Nya
Ini nikmat..
Aku ingin menertawakan kehidupan
Aku ingin kreatifitasku tak terbatasi karena tembok yang ada di depan sana
Aku katakan “tembok itu tak sebanding dengan kekuatan Allah”
Ketika aku menyerah mengejar impianku, sama halnya aku memenjarakan kekuatan Allah. Memadamkan potensi ciptaan-Nya.

Tanamkan dalam hati bahwa Allah menciptakan kita dengan sebuah tujuan.
Kehidupan kita tak bisa dibatasi
Sama halnya cinta Allah tak bisa dipadamkan dan tak terbatas.
Aku tak dapat menepuk pundakku dengan tanganku sendiri, tapi aku punya cinta Allah yang selalu menentramkan jiwa, merasuk hingga hati yang terdalam
Sungguh tak  ada bandingan-Nya.

Ketika lelah menggerogoti badan
Ketika keputusasaan menghantui optimisme yang terbangun
Ketika ketidakpekaan menggoresi hati
Dan ketika kualitas iman mulai goyah
Aku kembali bersimpuh sujud kepada-Mu
Memohon agar Engkau mengokohkan kembali keyakinanku
Jadikan harapan ini menjadi sebuah kukuatan, semakin kuat dan lebih kuat lagi.
karena harapan adalah suatu katalis. Dapat menyingkirkan halangan yang bahkan kelihatannya mustahil digerakkan.
Aku percaya itu.. karena aku meyakini dengan cinta-Mu tak ada yang mustahil.
Hidup tanpa batas seperti cinta-Mu yang tak terbatas..



DOA

08.55 Posted by Harna Nawir No comments
Bait-bait  doa itu selalu terdengar
Terbingkai indah seiring indahnya harapku tentang takdirku dari-Mu
Simphoni cinta selalu menari-nari indah di singgasana hati
Ini masih tentang dia..

Lantunan dzikir senantiasa mengiringi besar rasa di hati.
Aku takut, dengan Rasa itu membuat hatiku keruh.
Aku tak ingin keimananku tergadaikan hanya karena cinta yang belum halal.
Cukup dalam hati saja..

Cinta.. sebuah kata klasik.
Namun, aku ingin membungkus cinta itu dengan bungkusan yang paling indah.
Sesuai, aturan-Mu.
Ini sebuah kesetiaan cinta atau sebuah kebodohan??
Masih disini, berharap engkau merasakan hal yang sama
Ah.. ini hanya mimpi. Ini hanya karanganku saja.
Dia tak memiliki rasa yang sama denganku..

Apa ini pantas dikatakan setia??
Bukankah ini hanya cinta yang bertepuk sebelah tangan saja
Yah.. hanya satu pihak saja yang mencinta.

Ya Allah sang pemilik cinta
Aku ingin dipertemukan dengan orang yang mencintaiku karena agama yang ada dalam diriku.
Mencintaiku tanpa syarat.. menjadikanku makmun hingga akhirat.
Menuntunku meraih jannah-Mu..



Senin, 04 Maret 2013

Cemburu

21.09 Posted by Harna Nawir 1 comment

Ini tentang menuai harap di ujung asa
Membentuk pilinan gundah yang semakin membuncah di sanubari
Tersalur lewat doa yang dipanjatkan
Terserap di dalam hati dan bayang hatimu dalam pikiran.

Kalimat kasih dan rindu yang kau cipta untuknya
Membuat hati semakin resah dan cemburu.
Hati ini merasa bahwa kini kau sangat mencintainya..
Tak berpihak di hatiku lagi.

Yah.. ini harap yang sudah menua
Menua karena waktu tak kunjung di pihakku.
Bayangmu seperti fatamorgana
Seperti ada tapi nyatanya tak ada
Atau ini hanya cemburu yang selalu menjelma menjadi rindu?
Ataukah sebuah harap yang selalu merindukan nyata?
Entahlah... 

Senja

18.23 Posted by Harna Nawir No comments
Jumat, 29 April 2011



Ingatkah, ketika senja menampakkan indahnya di ujung hari
Sangat indah, bahkan awan di langit pun ikut tersenyum.
Malam hari, senja ikut menghilang, warna indah yang terpancar tak lagi ada.
Sama halnya dengan kisah kita, indahnya sudah berlalu.

“Aku Mencintainya dan aku tak ingin menyakitinya” katamu
Mengertikah kau apa artinya?
Mengertikah bahwa kau menarik indah senja yang terpatok disini?
Kau menggantikan aku dengannya begitu cepat. Sangat cepat.
Bahkan aku belum menikmati senja itu utuh disepanjang hari.

Aku merasa senja tak lagi membawa cerita bahagia.
Tak mengapa, bukankah saya masih bisa melihat senja itu meski tak berwarna lagi?
Buram, meskipun senja kini menggenapkan warnanya.
Tak akan terlihat indah seperti semula.
Bahkan ketika bulan menawarkan untuk menggantikan senja itu.
Tak akan bisa...
Hanya jika masa yang memberi waktu untuk menikmati senja dilain hari dan dilain tempat

Rindu

06.34 Posted by Harna Nawir 1 comment

Harum aroma itu masih mengingatkanku
Membekas hingga merasuk jauh di indera penciumku, begitu dalam.
Aku tau, yang dituju bukan aku.
Aku tau pula bahwa jauh disana ada namanya kau simpan di dalam hatimu.
Tapi itu tak menggoyahkan besar rindu disini, sama sekali tidak.
Aku tau ini salah, tapi rasa ini tak merugikanmu kan?
Sama sekali tak menganggu rasamu dgn dia kan?

Rasa ini selalu saja menari indah, bagai tak ada beban.
Walau akal ini tau bahwa kau pernah membuat luka kecil yg sangat dalam.
Tapi luka itu belum bisa menutupi rasa ini.
Astagfirullah.. aku tau ini salah.
Ya Allah.. jadikan rindu ini sebagai pahala.
Ini rindu terhormat, bukan rindu hina yang diumbar-umbar.
Biarlah waktu yang menegurnya bahkan menyudahinya..
InsyAllah... 

Sabtu, 15 Desember 2012

Ini bukan cinta..

22.38 Posted by Harna Nawir No comments


Semestinya ini belum layak dikatakan cinta, ini hanya rindu tentang kenangan itu.
Ini bukan cinta, ini hanya untain syair lama yang ingin kuingat kembali.
Kata orang-orang ini cinta, tapi kataku ini bukan cinta. Mereka menuduhku...
Karena disini aku masih baik-baik saja tanpa kenangan itu.
Katanya, tanpa cinta itu hidup akan terasa hampa dan aku tak merasakan itu.
Berarti ini bukan cinta...
Ataukah ini hanya ilusi cinta?
Bukankah, Ilusi cinta dan cinta itu berbeda?
Andai saja ini cinta, aku pasti memikirkannya setiap saat tapi tak begitu.
Sungguh, ini benar-benar bukan cinta.
Yah hanya ilusi cinta.
Terlihat samar, begitupun dengan bayangnya ikut terlihat samar pula.
Bahkan, aku sudah lupa cara dia berjalan dan cara dia memanggil namaku.
Aku benar-benar sudah lupa.
Berarti ini bukan cinta, karena dengan cepatnya aku bisa melupakan itu.
Sungguh aku berharap, ini bukan cinta karena dia sungguh tak layak untuk itu.



Harna
9 Desember 2012

Jumat, 30 November 2012

Dari AnakMu

06.08 Posted by Harna Nawir No comments

Bait itu masih tercipta
Senada kasihMu dan seiring harapmu
Akan selalu ada, memenuhi jagad ini.
Hingga membetuk pilinan cinta yang sempurna
Lisan ini ingin meneriakkan sepatah kata untukmu IBU
Tapi sudah terasa SERAK, disini. 

Ayunan kasih, belaian rindu
Memenuhi ruang hati, merasuk hingga mengenai hati yang terdalam.
Kasih sayangmu, sangat terasa IBU.
Ini bukan kumpulan asa yang tak berujung
Harapmu untuk nanda-mu ini segera terwujud.
Waktu itu akan benar-benar tiba
hingga saat itu, ibu akan meneteskan embun kebahagian itu lagi.

Tersusun rapi menjadi sebuah kisah
Kasih seorang IBU untuk anak
Harap Seorang IBU untuk anak
Pembalasan Kasih dari anak untuk IBU.
dan Pembuktian harap dari anak untuk IBU...




Rabu, 21 November 2012

Bahkan Sudah Lupa Cara Mencintai

07.36 Posted by Harna Nawir 1 comment
Ini sebuah cerita yg sudah usang
dan lagi tentang cinta
Kusam dan tak terlihat sempurna lagi
Seperti hujan ketika menculik indahnya senja di sore hari
Tak terlihat indah lagi..

Kuingin yang lain..
yang lebih indah, lebih dari yang dulu
Tapi bagaimana caranya?
Bahkan disini, saya sudah lupa cara mencintai.

Daun-daun menari seakan terlihat riang
Tak ada angin namun masih terlihat riang
Itukah bahagia yang sebenarnya?
Atau disana, masih ada kebahagian lebih yang belum terbaca??
Ini Bukan Periang yang hampir gagal
Ini hanya komposisi dari mencoba bahagia tanpa Angin

Ingatkan saya tentang cara mencintai...
Besar keinginan mencoba untuk yang lain