Cinta bukanlah sesuatu hal yang tabuh untuk
dibicarakan, jika berbicara tentang cinta jiwa yang mendendam akan jadi pemaaf,
jiwa yang sempit akan menjadi lapang, dan
jiwa yang keruh akan menjadi jernih. Adakalanya, kita harus hati-hati
menelaah cinta itu, apakah memang benar
cinta karena Allah atau hanya Ilusi cinta semata? Sungguh, sesuatu yang sulit untuk dibedakan.
Cinta menawarkan
kesejukan dan ketentraman bagi siapa saja yang mengetahui hakikat cinta yang
sebenarnya. Ibarat, deru ombak dipesisir pantai yang senantiasa membawa
keindahan. Ia tak terjamah, namun terasa di hati. Cinta adalah berkorban, bak lilin
yang setia menerangi dengan setitik nyalanya meski tubuhnya habis terbakar,
tapi tak pernah berkeluh. Ia seperti langkah awal untuk membangun istana
kebaikan. Seperti jari-jari yang merajut butir-butir kasih. Cinta selalu
berkembang, tapi tak seperti teknologi. Cinta tak terbatas, namun teknologi
terbatas.
Cinta membuat dunia
yang penat dan bising ini terasa indah, paling tidak bisa kita nikmati dengan
cinta. Cinta mengajarkan pada kita, bagaimana caranya harus berlaku jujur dan
berkorban, berjuang dan menerima, memberi dan mempertahankan.
Al Ghazali berkata: "Cinta adalah inti keberagamaan. Ia adalah awal dan juga akhir
dari perjalanan kita. Kalaupun ada maqam yang harus dilewati seorang sufi
sebelum cinta, maqam itu hanyalah pengantar ke arah cinta dan bila ada
maqam-maqam sesudah cinta, maqam itu hanyalah akibat dari cinta saja."
“Jika manusia-manusia tak lagi menginginkan
cinta-Nya, kelak akan didatangkan-Nya suatu kaum yang Dia mencintainya dan
mereka mencintai-Nya (QS. Al Maidah:54).
Tahukah, jika saja
Allah memperhitungkan bentuk cinta-Nya kepada umatnya, maka tidaklah cukup
balasan amal dari kita untuk menutupi cinta-Nya kepada umatnya. Cintai Allah
dulu, sebelum mencintai ciptaan-Nya. Hal itu, sebagai bentuk syukur kita
sebagai ciptaan yang senantiasa dilimpahi dengan kasih dan cinta, hingga tak
ada benang-benang penghalang antara cinta itu.
Dalam islam, cinta itu
wajib dimiliki oleh setiap insan. Karena seseorang yang tidak memiliki cinta
dalam hatinya, maka hatinya itu laksana batu yang sangat keras. Meski ditempah
kebaikan tak akan terkikis sedikitpun. Mudah-mudahan, kita tidak termasuk
golongan umat yang keras hatinya.
Namun, pertanyaan yang
sering muncul. Bagaimana jika cinta itu tumbuh di hati lawan jenis? Bagaimana
cara menimalisirnya? Bagaimana cara agar hati tak keruh karena kehadiran
cintanya? Pertanyaan seperti itu, sering dilontarkan oleh ikhwan maupun akhwat
yang sedang jatuh cinta.
Tak masalah, cinta itu sah-sah saja kok. Tapi
terkadang, cara mengimplementasikan atau cara menempatkan cinta itu yang salah.
Banyak orang di luar sana, yang karena berlandaskan cinta mereka melakukan hal
yang semestinya belum pantas untuk dilakukan. Mereka seakan sembunyi dibalik “Karena
Cinta”. Mencari dalih untuk kemaksiatan,
Naudzubillah Min dzalik. Agama islam adalah agama yang paling kompleks,
fleksibel, tidak mengungkung dan tidak pula menyusahkan. Dalam islam, ada
rambu-rambu yang harus di ikuti, bukan untuk menyusahkan tapi untuk memudahkan
memperoleh Jannah-Nya.
Jika cinta itu memang ada, asuh dia bak bunga yang
akan tumbuh menjadi indah dan semakin indah saat tetap terjaga. Jaga cinta itu
dalam diam, meski sebenarnya hati sering berkeluh dan tertatih. Ingatlah, itu hanya serentetan rintangan untuk
mendapatkan cinta yang hakiki karena-Nya.
Cinta karena Allah itu indah, cinta karena Allah itu
terjaga, tak ada celah untuk mengeluh karena cinta itu murni. Janji Allah SWT
itu pasti, “Lelaki yang baik akan mendapatkan wanita yang baik”.. Jadi kenapa
mesti ragu, saudaraku? Yakinlah, jika
cintamu itu karena Allah, pasti engkau akan mencintai orang yang mencintai-Nya
pula. Tetaplah terjaga dalam doamu, sampai Allah memberi ketetapan
diperuntukkan kepada siapa cintamu itu. Jodohmu tak akan jauh dari orang yang
mecintai Allah, seperti kau mencintai Allah jua. Yakinlah...
Lalu, apa yang harus aku lakukan untuk menjaga cinta
itu? Jika saja, cintaku ini tak dipersatukan dengan cintanya, apakah Allah itu
adil? Apakah cinta itu tetap akan terjaga, meski dia tak tau bahwa cintaku
sangat merindukan cintamu?
Tetaplah Yakin dan jangan pernah ragu akan
ketetapan-Nya, Allah itu Maha segala Tau dibanding hamba-Nya. Allah itu, lebih
tau mana yang terbaik untuk hamba-Nya. Tapi Allah SWT, menyuruh hamba-Nya
jangan sungkan untuk berdoa, mintalah apa saja, ceritakan keluh kesahmu,
pahitnya cinta diam itu.. All your story, everything. Allah itu, tidak pernah berkata berkata “stop meminta
kepada-Ku” tapi dia senantiasa berkata “Mintalah kepada-Ku”.
Ikat cinta itu dengan cinta-Nya, cintai Sang Pemilik
Cinta dulu kemudian cintai hamba-Nya. Jodoh
itu misteri, tak ada ruang untuk mencontek La’hul Ma’fudz untuk melirik siapa
jodohmu itu. Semuanya terjaga dan hanya Allah yang tau. Tentu saudara, masih
ingat bagaimanakisah cinta Fatimah dan Ali dipersatukan setelah mereka memendam
cintanya itu, mengahadapi cobaan yang sedemikian rumit. Jika saja, kita
diposisi para pejuang cinta itu, sanggupkah kita? Kuncinya “Karena Allah SWT”.
Bersabarlah menunggu ketentuan itu, jangan bunuh cinta
itu karena ketidaksabaranmu mengasuhnya.
0 komentar:
Posting Komentar