Family oriented and education oriented

Selasa, 31 Desember 2013

Pendosa (?)

03.43 Posted by Harna Nawir No comments
Mengurai kisah masa lalu yang begitu pahit dan sukar dijalani. Tak lepas pula dari genangan dosa masa lalu. Mungkin saja, takkan pernah membaik lagi meski aku perlahan memperbaiki diri. Hanyalah indah semu yang kurasakan, ilusi kebahagian itu kian hari semakin samar saja. Bahkan detik perpisahan dengan suamiku tak meninggalkan jejak senyum, hanyalah sesal yang semakin membumbung tinggi. Semakin Membuncah hingga tangis tak mampu menadahi kesedihan yang terasa. Terpuruk dan tak adalagi senyum merekah yang ikhlas terpancar dari bibirku. Semuanya begitu sulit kuhadapi.

Panggil saja ‘Nia’.. orang-orang biasa memanggilku ibu Nia. Usiaku 38 Tahun

Aku menikah dengan suamiku sekitar 20 tahun lalu. Pernikahan itu terbilang tidak sah karena keluarga tidak ada yang merestui dan aku menikah memakai nama orang lain di buku nikah. Saat itu, yang terpikir olehku bukan masalah sah dan tidak sah tapi bagaimanapun caranya aku harus menikah dengan lelaki itu karena aku sudah hamil satu bulan. Aku mencintai lelaki itu tanpa menengok apa yang aku lakukan sesuai ajaran-Nya atau tidak. Aku benar-benar dibutakan cinta pada saat itu. Desahan nafasku hanya dipenuhi nafsu, tanpa pernah diselingi menyebut Asma-Mu. Aku benar-benar hina.. Sungguh!!!

Sepanjang pernikahanku dengannya tak ada kebahagian hakiki yang kurasakan. Semuanya dipenuhi dengan kegelisahan saja. Resah semakin terasa dihati saat anakku tumbuh besar, sudah dewasa, gadis mungilku, hasil pernikahanku dengan lelaki itu. Aku tidak ingin menceritakan masa laluku kepada anakku. Tak ada sedikit cerita yang layak untuk dia ketahui, semua hanyalah noktah-noktah hitam yang hanya layak dianggap sampah.

Setelah menikah dengannya, aku memutuskan untuk tinggal jauh dari orang tua dan keluargaku. Aku takut, suatu saat nanti mereka mengungkit masa laluku yang begitu suram, hingga terdengar oleh anakku. Aku meyadari aku egois dan hanya mementingkan nama baik didepan manusia saja. Pernikahanku pun dilaksakanan karena ingin menutupi aibku.

Singkat cerita, pernikahanku hanya bertahan 13 tahun saja. Aku memilih cerai dengannya karena dia selingkuh. Dia menghianati pengorbanan yang selama ini kulakukan. Sudah berapa kali aku memergoki dia bersama dengan wanita lain tapi aku tak menghiraukan karena jika aku berpisah dengannya siapa yang akan membiayai aku dan anakku sedang aku hanyalah seorang ibu rumah tangga biasa. Tapi kali ini, aku benar-benar sesak dibuatnya. Dia sudah berani membawa perempuan itu di rumah kami sendiri. Terkadang terbesik pertanyaan dalam hatiku, Apa ini balasan Allah untuk manusia hina sepertiku??

Bulir kesedihan itu semakin tak terkendali, menangisi semua perbuatanku selama bertahun-tahun yang kupendam tanpa pernah berpikir untuk memperbaikinya. Pernah suatu hari, aku bertengkar dengan suamiku, mengeluarkan semua penat yang kurasa selama menikah dengannya dan tanpa sadar anakku mendengar pertengkaran kami. Semua yang kubungkus rapi dalam kata ‘sejarah’ sudah terbongkar di depan anakku sendiri.

“Ibu, Aku anak haram??” Teriak anakku

Speechless.. Apa yang harus kukatakan untuk membela perbuatan burukku. Tak ada kata yang bisa kukeluarkan, lidahku terkunci dan kaku. Aku hanya bisa memeluknya dan meminta maaf atas rahasia buruk yang selama ini kesembunyikan. Untung saja anakku tidak pernah memberontak sama sekali. Dia anak manis, sabar dan bisa menerimaku sebagai ibu yang sebenarnya masih tak layak dipanggil ibu.
--------

      Setelah resmi bercerai dengannya, aku dan anakku hanya tinggal berdua saja di rumah sederhana dan bertubuhkan papan-papan biasa yang tak ber-cat. Aku mulai mempelajari ilmu-ilmu agama, yag sebelumnya tidak pernah aku lirik sedikitpun. Mulai melaksanakan sholat lima waktu, meski terkadang masih sering bolong. Mulai mengenakan kerudung meski belum syar’i.

Aku menyekolahkan anakku di salah satu sekolah islam yang ada di kota ini, agar bekal akhiratnya jauh lebih banyak dibanding aku ibunya.

Pernah suatu hari, aku mengikuti seminar keislaman dan diakhir acara. Ada seorang ustad yang berkata, jika ada yang punya masalah dan ingin konsultasi silahkan datang di kantor kami. Aku mengambil kertas selembar di dalam tas dan meminjam pulpen wanita muda yang ada di samping kananku, lalu aku catat dan simpan baik-baik.

Besoknya, aku pergi konsultasi dengan muka ceria berharap ada solusi yang kudapatkan dari konsultasi ini. Sesampai disana, aku mulai menceritakan masalah hidupku, mulai dari hamil di luar nikah, menikah dengan menggunakan nama orang lain di buku nikah, sampai masalah perceraian dengan suamiku.

Ustadz itu mengeluarkan kalimat yang sangat menusuk di hati “Pernikahan ibu TIDAK SAH”

Jadi, selama ini bisa dianggap aku berzina dengan lelaki yang aku anggap sebagai seorang suami itu?

“Iyah” jawab ustadz dengan lembut

“Astagfirullah Al’Adzim” Ujarku di depan ustadz itu.

Aku menangis sesal tiada terkira, rasa berdosa semakin menghantuiku. Hati ini semakin gelisah, resah dan tak ada rasa tenang di dalam hati. Sesal itu benar-benar membaluti jiwaku.

Astagfirullah.. Astagfirullah.. Astagfirullah.. Luapan air mataku semakin tak terkendali.

Lalu ustad itu berpesan “Ibu sholat taubat dulu, perbaiki sholat lima waktunya dan laksanakan sholat tahajjud. Allah Penerima taubat, Siapapun ibu dimasa lalu tidak akan menjadi halangan untuk memperbaiki masa depan ibu”

Ustadz itu kemudian mengeluarkan sebuah hadits yang artinya :
“Allah turun ke langit dunia pada 1/3 malam yang terakhir, lalu ia berfirman: Batangsiapa yang berdoa kepadaKu pasti Aku kabulkan. Barangsiapa yang memohon kepadaKu pasti aku beri dan barangsiapa yang meminta ampun kepadaKu pasti Aku ampuni”. (HR.Muslim)

Dalam deraian air mata, aku mengangguk. Sebagai tanda ‘Aku siap melaksanakannya’.
-----

Aku ingin mencari jalan kebahagian. Menyelamatkan hatiku yang telah lama tenggelam dalam genangan dosa karena keselamatan hati adalah jalan bagi keselamatan agama dari dosa-dosa, juga jalan bagi kecintaan terhadap orang lain. Inilah kebahagian hakiki dunia dan akhirat.

Aku pernah membaca sebuah hadits yang artinya :
“Tidak akan masuk ke dalam api neraka seseorang yang menangis karena takut kepada Allah hingga air susu ibu (Yang sudah di minum oleh anaknya) kembali ke tempat asalnya” (HR.at-Tirmidzi)

Ya Allah sungguh aku menangis karena menyesali perbuatanku, aku takut akan adzab-Mu. Terimalah taubatku. Disepertiga malam aku bangun untuk mendirikan salah satu sunnah yang begitu dahsyat fadillahnya yaitu Qiyamul’lail. Bukankah sepertiga malam itu Allah mengampuni orang-orang yang meminta ampunan dan mengabulkan doa orang-orang yang memanjatkan doa.

Aku memilih meninggalkan dekapan malam dan merajut tali-tali kerinduan dengan Allah yang selama ini tak pernah aku jumpai. Aku bermunajat kepada-Mu, agar mengampuni dosa-dosaku yang begitu banyak, menghapus kegelisahan yang mengimpit di dada, menganugrahkan kenyamanan di dalam hati dan memberikan jodoh terbaik untuk anakku.

Sebenarnya, aku malu meminta yang muluk-muluk kepada-Mu karena ibadahku tak berarti apa-apa dengan nikmat yang Engaku berikan selama ini. Ya Allah, sungguh aku berharap Engkau mengabukan doaku. Aamiin

Besoknya, hati ini terasa ringan sekali. Sangat berbeda dengan hari-hari sebelumnya yang diselimuti dengan kegelisahan dan rasa bersalah. Kali ini bagaikan semua darah kotor yang adal di dalam tubuhku diangkat sekaligus. Tiap hari aku isi hari-hariku dengan ibadah dan bekerja sebagai pedagang ikan di pasar tradisional. Aku tak ingin meninggalkan ibadah-ibadah yang diperintahkan-Nya. Kelihatannya sangat sederhana tapi jika dilaksanakan dengan khusyuk maka akan terasa nikmat ibadah itu.

Satu keinginanku saat ini yang begitu besar yaitu melihat anakku menikah dengan laki-laki yang baik. Jangan sampai masa laluku diulangi oleh anakku. Maka, setiap selesai sholat fardu dan sholat tahajjud, aku selalu mengulangi doaku.

Kini, terasa ringan untuk bangun mendirikan sholat tahajjud, mungkin sudah menjadi kebiasaan. Sepertiga malam adalah waktu berdoa yang mustajab. Tetesan air wudhu menjadi seni tersendiri, menikmati alunan dzikir yang terlisankan dengan ikhlas dan khusyuk, menambah indahnya keheningan malam. Aku pun mendirikan sholat tengah malam yang aku rasakan manfaatnya, langusng mengena di hatiku yang paling dalam. Sungguh!!

Ketenangan, kebahagian dan kenyamanan sudah terpatok di singgasana hatiku, menjalani hari-hari dengan wajah ceria dan senyum merekah tanpa pernah mengingat lagi dosa-dosa di masa laluku. Anggap saja, itu pelajaran yang paling berharga dan tak perlu diulangi lagi, hanya perlu diperbaiki.

Kurang lebih satu bulan kemudian, ada yang melamar anakku. Dari keluarga yang baik-baik, laki-laki itu seorang PNS, dan ketaatannya kepada Allah tidak diragukan lagi. Orang tua laki-laki itu, tidak pernah mengungkit latarbelakang kehidupan anakku. Pernikahan itu pun terlaksana dengan penuh khidmat dan sungguh sangat banyak kesyukuran ku haturkan kepada Sang Pemilik Jagad Raya ini.
Kali ini, aku menangis bahagia, terharu dan kupeluk anakku dengan erat. Dia pun menangis dan berkata “Terimakasih, untuk doa-doa ibu selama ini”. Tangisku semakin memecah..


Apa ini jawaban dari doa-doa yang terlisankan, sungguh aku sangat merasakan betapa nikmatnya berdoa disepertiga malam. Sholat tahajjud dengan khusyuk dan berdoa dengan meneteskan air mata pengharapan kepada Sang Ilahi. Malam-malam yang telah berlalu menyimpan pesan tersendiri, malam penuh kemesraan dengan sang Ilahi dalam bingkai ketakwaan. Sungguh sangat nikmat dan menawan. Menyambut kedatangan Allah pada sepertiga malam terakhir dengan wajah bersinar disertai panjatan doa sebagai penyempurna malam itu.  

Senin, 30 Desember 2013

Apa belum pantas?

07.51 Posted by Harna Nawir No comments
Dan apa lagi yang harus kulakukan?? Pertanyaan itu selalu saja hinggap dibenakku, selalu saja menari dengan tarian terindah. Saya seorang perempuan biasa yang sekarang berada di puncak kegalauan dan berusaha mencari setapak untuk keluar dari kegalauan ini. Saya ingin menanggalkan kegalauan jauh di luar hatiku, bahkan terbuang jauh sampe di eropa sana.
Sekelumit cerita tentang saya. Tentang hidup yang selalu saja tak seperti yang aku rencanakan, tentang hidup yang begitu membosankan dan ingin rasanya ingin hidup seperti orang lain yang begitu gampangnya hidup bahagia. Ingin punya keluarga yg men-support disaat problem hidup menghampiri dan bukannya malah menghakimi. Ahhh... aku mengeluh, dan lagi,

Keluahan itu menjadi hiasan di lisanku setiap hari. Tentang karier yang anjlok dan jodoh yang tak kunjung datang. Beberapa kali saya mendaftar di perusahaan ternama di kota ini tapi tak satu pun yang menerima surat lamaranku, bahkan pernah sudah sampai ditahap interview terakhir, ada-ada saja kejadian yang membuat saya gagal. Apa mereka tidak melihat di ijasahku kalau saya lulusan salah satu universitas terbaik di Indonesia. " Pak-Bu, surat lamaran saya di baca detil donk " Pengen teriak seperti itu tepat di depan muka mereka, tapi nyatanya hanya sampai di kerongkongan saja.

Mendadak saya ingat pepatah populer dari seorang Alexander graham Bell. Katanya, ketika satu pintu tertutup, maka pintu yang lain akan terbuka. Sayangnya, seringkali kita terpaku dan menyesali pintu yang sudah tertutup itu sehingga tidak menyadari ada kesempatan lain yang siap dijajaki.

Okkeh.. saya mulai menurunkan level perusahaan yang saya daftari. Mulai kujajaki satu persatu yayasan dan kantoran yang menerima pegawai dan hasilnya pun diterima di salah satu kantor di kota ini. Sebulan kerja disana, saya merasa ada yang aneh. Passion saya bukan disini, lalu dimana? Apa saya kurang mensyukuri...
Sudah 3 tahun saya lulus sebagai salah satu sarjana terbaik, tapi karier yang saya inginkan tak kunjung datang. Ditambah desakan orang tua yang membuat sesak, Saya ingin lari saja. Ahhh.. lihat, aku mengigau lagi.

Bisa dibilang saya kurang dalam pergaulan, sewaktu kuliah yang aku kejar hanya lah mengerjakan tugas-tugas, memperhatikan dosen, mencatat materi, belajar pada saat ada ujian. Saya lupa satu hal "Bergaul". Bergaulnya dalam arti positif. Dan hasilnya kutuai sekarang.. Selalu merasa sendiri, tak ada teman yang bisa membantu dan ditambah keuarga tidak memberi dukungan dan motivasi. Mereka malah menyudutkan saya.. Serasa ingin menangis, berteriak dan ingin sekali mengulangi masa-masa kuliah itu.

Lalu, apa yang harus kulakukan?? 
Apa ada yang salah dengan diriku? Apa saya terlalu hina dan belum pantas menerima yang baik-baik. Etahlah... disini saya masih meringkuk dengan persoalan yg masih saja sama, belum menemukan solusi. 
Mungkin saja aku terlalu hina untuk itu. 
Saya butuh setangkup semangat untuk menghadapi masalah ini. Saya tak tau, apa saya yang terlalu berlebihan meratapi masalah seperti ini atau memang masalah ini terbilangbegitu berat?? Ah.. tak tau. Tapi saya merasa masalah ini begitu menyesakkkan, sangat. 

Mungkin, saya masih butuh intropeksi diri lagi. 
Tuhan Bimbing aku, dalam setiap langkah. 

Rabu, 25 Desember 2013

Be Smart Muslimah

07.54 Posted by Harna Nawir 2 comments
Mengapa muslimah harus cerdas? Letak urgensinya dimana? dan Apa perlu muslimah itu harus cerdas? 
Wanita adalah makhluk mulia dan dimuliakan. Merupakan tolak ukur kesuksesan seorang pria. Bukakah ada pepatah bijak mengatakan, "DIbalik kesuksesan laki-laki, ada wanita hebat". Nah, dari situ bisa ditarik kesimpulan bahwa wanita itu perlu menjadi cerdas untuk mencerdaskan orang lain. 

Sejak dturunkannya Islam, wanita diangkat derajatnya dan di zaman Rasulullah telah lahir wanita-wanita cerdas dan patut dijadikan teladan bagi wanita zaman sekarang. Misalnya, Aisyah ra. yang merupakan istri Rasulullah SAW, jarang yang tau bahwa beliau sangat pandai dalam bidang kedokteran, pandai meriwayatkan hadits, serta ahli dalam ilmu perbintangan. Sebut pula nama Ummu Kalsum binti Ali bin Abi Thalib, beliau adalah bidan muslimah. Dan tak lupa pula nama  Asy-Syifa' binti abdullah, beliau mendapat gelar "Guru wanita pertama dalam Islam", bahkan istri-istri Rasulullah banyak yang berguru pada beliau. 

Dari dulu telah banyak muslimah-muslimah cerdas yang patut dijadikan contoh dalam kehidupan kita. Mereka menorehkan karya dan bermanfaat bagi banyak orang tanpa melupakan kodrat mereka sebagai seorang wanita. Banyak yang berpendapat "Buat apa sekolah tinggi-tinggi, toh ujung-ujungnya kita akan tetap menjadi seorang ibu rumah tangga".. 
Jangan salah, menjadi seorang ibu rumah tangga itu tidak mudah. Butuh pendidikan untuk melahirkan dan memesarkan generasi yang cerdas, kelak anak kita akan terdidik dengan bekal pendidikan kita. Hanya wanita cerdas yang mampu mencetak generasi cerdas dan mencerdaskan. Menjadi muslimah yang berpengaruh, pergaulannya luas, berprestasi, berkarya, terus menggali wawasan. Jadikan semua itu sebagai bekal untuk mendidik anak-anak kita kelak. 
Jika masih bisa mengecap pendidikan, lalu kenapa berhenti? Sudah terbukti urgensi menjadi muslimah cerdas. Memiliki harapan yang tinggi untuk masa depan. Seharusnya kita dengan mudah memperluas wawasan kita dengan banyak membaca, kemajuan teknologi merupakan fasilitas yang sangat memudahkan kita. Manfaatkan semua itu, hauslah akan ilmu, jangan pernah puas dengan setetes ilmu saja. 
Cerdaskan otakmu, asah logikamu dan percantik akhlakmu. Be Smart Muslimah!!!

Kenanglah nama-nama pahlawan kemerdekaan yang hingga kini masih terkenang indah di hati rakyat : Cut Nyak Dien, Laksamana Malahayati, Cut Meutie, Pocut Baren, bahkan tengku Fakinah, yang selain merupakan pejuang kemerdekaan, ternyata beliau juga seorang ulama wanita. 
Jadilah muslimah, yang meski raganya mati namun namanya masih harum dan  masih meninggalkan jejak karya yang bermanfaat bagi orang banyak. 

Tali Kerinduan

05.51 Posted by Harna Nawir No comments
Memilih meninggalkan dekapan malam
Menanggalkan kenyamanan
Memintal tali-tali kerinduan dengan-Nya di sepertiga malam 
Munajat kerinduan kian terasa saat bulir tangisan semakin memecah
Meneteskan air mata pengharapan kepada Sang Ilahi
Mengurai dosa-dosa 
Menata masa depan
Memperbaiki langkah dengan memohon petunjuk-Nya
Sungguh.. 
Malam penuh kemesraan dalam bingkai ketakwaan
Dengan lantunan dzikir yang memenuhi lisan
Doa yang terpanjatkan menyempurnakan malam itu
Sangat nikmat dan menawan



Selasa, 24 Desember 2013

Sedekah 54 ribu diganti 500 ribu

02.15 Posted by Harna Nawir No comments
Tiada hentinya memanjatkan puji dan syukur atas segala nikmat yang begitu dahsyat luasnya. Nikmat iman, kesehatan, waktu dan semua nikmat-nikmat kecil yang menggunung. Hanya kepada-Nya lah kita pantas berucap syukur.

Judul postingan kali ini tentang salah satu keajaiban sedekah. Mungkin dari kita sudah sering mendengarkan atau bahkan mengalami sendiri tentang keajaiban sedekah. Jujur saja, jauh-jauh hari saya kurang percaya dengan keajaiban sedekah. Setelah saya membaca buku 'The Miracle Of Giving" ada kesadaran yang tercipta tentang sedekah. Kesadaran itu pun disertai dengan action. Perlahan-lahan saya mulai bersedekah meski hanya sedikit. Tulisan ini tidak bermaksud sama sekali untuk riya atau menceritakan sedekah yang pernah saya lakukan, tapi 100% hanya untuk berbagi cerita.

Sedekah yang paling berkesan dan langsung terbukti balasannya, terjadi beberapa hari yang lalu.
Seperti biasa pagi-pagi saya bersiap untuk kekantor, tiba-tiba salah satu adik saya berkata "Kak, minta uangnya buat beli bensin, saya tidak punya uang sama sekali dan ATM saya terblokir". Saya langsung menjulurkan uang 50ribu terakhir saya di dompet, "ini" kataku.

Dengan bermodalkan uang 10 ribu di dompet, saya berangkat kerja dengan naik pete-pete seperti biasa. Singkat cerita, ada orang tua yang turun dari pete-pete dan ingin membayar pete-petenya tapi uangnya 50ribu. Kalau pagi-pagikan sopir pete-pete nggak ada uang kecil. Ibu itu kebingungan jadinya, jadi saya bilang saja "Ibu, nanti saya yang bayarkan pete-petenya"..
Ibu itu berkata "Terimakasih nak"..
Okeh, uang didompet sisa 2ribu. Alhamdulillah, masih ada.

Sesampai di kantor, langsung memulai pekerjaan dan tak lama bos sudah datang. hari itu pekerjaan begitu padat dan sehari full berkutat dengan kertas-kertas. Sesampai bos di kantor, beliau langsug menghampiri, mengeluarkan dompetnya dan langsung menjulurkan uang 500ribu. Lalu, saya bertanya "Buat apa bos?"
Katanya "Uang kaget". Lalu saya terima dan tidak biasanya beliau memberikan uang sebelum gajian.

Saya tidak pernah memikirkan nominalnya berapa, tapi yang saya pikirkan kenapa saya diberikan uang tiba-tiba. Setelah berpikir lama, saya baru menyadari mungkin saja karena tadi pagi saya bersedekah. MasyaAllah, sedekah 54ribu langsung diganti cash oleh Allah sebanyak 500ribu perantara bos saya. Sedekah itu tidak membuat miskin tapi mengayakan, sedekah itu tidak mengurangi tapi menambahkan, sedekah itu luar biasa dahsyatnya.

Rasulullah SAW pernah bersabda:
"Barangsiapa bersedekah dengan sesuatu senilai satu buah kurma yang diperolehnya dari hasil kerja yang baik, bukan haram, dan Allah itu tidak akan menerima kecuali yang baik. Maka sesungguhnya Allah akan menerima sedekah orang itu dengan tangan kanannya, sebagai kiasan kekuasaanNya, kemudian memperkembangkan pahala sedekah tersebut untuk orang yang melakukannya, sebagaimana seseorang dari engkau semua memperkembangkan anak kudanya sehingga menjadi seperti gunung - yakni memenuhi lembah gunung karena banyaknya." (Muttafaq 'alaih, dari Abu Hurairah r.a.)

Secara logika, mungkin kita akan berfikir bahwa harta yang kita keluarkan untuk sedekah berarti pengurangan harta yang ada di tangan kita. Tetapi pada kenyataannya Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa harta seseorang tidak akan berkurang karena disedekahkan:

"Ada tiga perkara yang saya bersumpah atasnya dan saya memberitahukan kepadamu semua akan suatu Hadits, maka peliharalah itu: Tidaklah harta seseorang itu akan menjadi berkurang sebab disedekahkan, tidaklah seseorang hamba dianiaya dengan suatu penganiayaan dan ia bersabar dalam menderitanya, melainkan Allah menambahkan kemuliaan padanya, juga tidaklah seseorang hamba itu membuka pintu permintaan, melainkan Allah membuka untuknya pintu kemiskinan," (H.R. Tirmidzi, dari Abu Kabsyah, yaitu Umar bin Sa'ad al-Anmari r.a.)


Yukk bersedekah.. Jangan pikir muluk-muluk. Jika, uang belum bisa disedekahkan, minimal sedekah senyum lah kepada saudara-saudara kita karena senyum itu akan dibalas dengan pahala oleh Allah SWT dan akan kita tuai di akhirat nanti.

CINTA [Sebenarnya]

01.39 Posted by Harna Nawir No comments
Cinta bukanlah sesuatu hal yang tabuh untuk dibicarakan, jika berbicara tentang cinta jiwa yang mendendam akan jadi pemaaf, jiwa yang sempit akan menjadi lapang, dan  jiwa yang keruh akan menjadi jernih. Adakalanya, kita harus hati-hati menelaah  cinta itu, apakah memang benar cinta karena Allah atau hanya Ilusi cinta semata?  Sungguh, sesuatu yang sulit untuk dibedakan.

Cinta menawarkan kesejukan dan ketentraman bagi siapa saja yang mengetahui hakikat cinta yang sebenarnya. Ibarat, deru ombak dipesisir pantai yang senantiasa membawa keindahan. Ia tak terjamah, namun terasa di hati. Cinta adalah berkorban, bak lilin yang setia menerangi dengan setitik nyalanya meski tubuhnya habis terbakar, tapi tak pernah berkeluh. Ia seperti langkah awal untuk membangun istana kebaikan. Seperti jari-jari yang merajut butir-butir kasih. Cinta selalu berkembang, tapi tak seperti teknologi. Cinta tak terbatas, namun teknologi terbatas.
Cinta membuat dunia yang penat dan bising ini terasa indah, paling tidak bisa kita nikmati dengan cinta. Cinta mengajarkan pada kita, bagaimana caranya harus berlaku jujur dan berkorban, berjuang dan menerima, memberi dan mempertahankan.

 Al Ghazali berkata: "Cinta adalah inti keberagamaan. Ia adalah awal dan juga akhir dari perjalanan kita. Kalaupun ada maqam yang harus dilewati seorang sufi sebelum cinta, maqam itu hanyalah pengantar ke arah cinta dan bila ada maqam-maqam sesudah cinta, maqam itu hanyalah akibat dari cinta saja."
 “Jika manusia-manusia tak lagi menginginkan cinta-Nya, kelak akan didatangkan-Nya suatu kaum yang Dia mencintainya dan mereka mencintai-Nya (QS. Al Maidah:54).

Tahukah, jika saja Allah memperhitungkan bentuk cinta-Nya kepada umatnya, maka tidaklah cukup balasan amal dari kita untuk menutupi cinta-Nya kepada umatnya. Cintai Allah dulu, sebelum mencintai ciptaan-Nya. Hal itu, sebagai bentuk syukur kita sebagai ciptaan yang senantiasa dilimpahi dengan kasih dan cinta, hingga tak ada benang-benang penghalang antara cinta itu.

Dalam islam, cinta itu wajib dimiliki oleh setiap insan. Karena seseorang yang tidak memiliki cinta dalam hatinya, maka hatinya itu laksana batu yang sangat keras. Meski ditempah kebaikan tak akan terkikis sedikitpun. Mudah-mudahan, kita tidak termasuk golongan umat yang keras hatinya.
Namun, pertanyaan yang sering muncul. Bagaimana jika cinta itu tumbuh di hati lawan jenis? Bagaimana cara menimalisirnya? Bagaimana cara agar hati tak keruh karena kehadiran cintanya? Pertanyaan seperti itu, sering dilontarkan oleh ikhwan maupun akhwat yang sedang jatuh cinta.

Tak masalah, cinta itu sah-sah saja kok. Tapi terkadang, cara mengimplementasikan atau cara menempatkan cinta itu yang salah. Banyak orang di luar sana, yang karena berlandaskan cinta mereka melakukan hal yang semestinya belum pantas untuk dilakukan. Mereka seakan sembunyi dibalik “Karena Cinta”.  Mencari dalih untuk kemaksiatan, Naudzubillah Min dzalik. Agama islam adalah agama yang paling kompleks, fleksibel, tidak mengungkung dan tidak pula menyusahkan. Dalam islam, ada rambu-rambu yang harus di ikuti, bukan untuk menyusahkan tapi untuk memudahkan memperoleh Jannah-Nya.
Jika cinta itu memang ada, asuh dia bak bunga yang akan tumbuh menjadi indah dan semakin indah saat tetap terjaga. Jaga cinta itu dalam diam, meski sebenarnya hati sering berkeluh dan tertatih. Ingatlah,  itu hanya serentetan rintangan untuk mendapatkan cinta yang hakiki karena-Nya.

Cinta karena Allah itu indah, cinta karena Allah itu terjaga, tak ada celah untuk mengeluh karena cinta itu murni. Janji Allah SWT itu pasti, “Lelaki yang baik akan mendapatkan wanita yang baik”.. Jadi kenapa mesti ragu, saudaraku?  Yakinlah, jika cintamu itu karena Allah, pasti engkau akan mencintai orang yang mencintai-Nya pula. Tetaplah terjaga dalam doamu, sampai Allah memberi ketetapan diperuntukkan kepada siapa cintamu itu. Jodohmu tak akan jauh dari orang yang mecintai Allah, seperti kau mencintai Allah jua. Yakinlah...

Lalu, apa yang harus aku lakukan untuk menjaga cinta itu? Jika saja, cintaku ini tak dipersatukan dengan cintanya, apakah Allah itu adil? Apakah cinta itu tetap akan terjaga, meski dia tak tau bahwa cintaku sangat merindukan cintamu?
Tetaplah Yakin dan jangan pernah ragu akan ketetapan-Nya, Allah itu Maha segala Tau dibanding hamba-Nya. Allah itu, lebih tau mana yang terbaik untuk hamba-Nya. Tapi Allah SWT, menyuruh hamba-Nya jangan sungkan untuk berdoa, mintalah apa saja, ceritakan keluh kesahmu, pahitnya cinta diam itu.. All your story, everything. Allah itu, tidak  pernah berkata berkata “stop meminta kepada-Ku” tapi dia senantiasa berkata “Mintalah kepada-Ku”.

Ikat cinta itu dengan cinta-Nya, cintai Sang Pemilik Cinta dulu kemudian cintai hamba-Nya.  Jodoh itu misteri, tak ada ruang untuk mencontek La’hul Ma’fudz untuk melirik siapa jodohmu itu. Semuanya terjaga dan hanya Allah yang tau. Tentu saudara, masih ingat bagaimanakisah cinta Fatimah dan Ali dipersatukan setelah mereka memendam cintanya itu, mengahadapi cobaan yang sedemikian rumit. Jika saja, kita diposisi para pejuang cinta itu, sanggupkah kita? Kuncinya “Karena Allah SWT”.

Bersabarlah menunggu ketentuan itu, jangan bunuh cinta itu karena ketidaksabaranmu mengasuhnya.

Dzikir Cinta

00.48 Posted by Harna Nawir 1 comment

Jika cinta tak berperangai
Maka luntur lah keanggunan cinta itu..
Laksana, indah warna terderet yang luntur karena hujan
Jaga cintamu itu, jangan diumbar karena melihat indah sisi dunia
Iblis, akan tertawa jika itu terjadi.
Hati-hati dengan cintamu..
Genggam erat memoar cinta itu hingga setan tak punya celah untuk menggoda.
Sandarkan kepada Allah karena sungguh hanya Allah sebaik-baik tempat bersandar...

Wahai ukhti, alangkah indahnya dipandang dirimu itu jika engkau berserah diri kepada-Nya, mengikuti Sunnah Rasulullah SAW. Mata orang beriman akan terpikat, bukan karena indah wajahmu tapi karena teduhnya wajahmu dan keanggunan akhlakmu. Jika saja, semua wanita umat islam mengetahui indahnya bersandar disisi Allah, maka pasti mereka akan berlomba-lomba merebut perhatian Allah SWT. MasyaAllah.. sungguh wanita adalah makhluk yang paling mulia.
Sebenarnya, mereka tau tentang keutamaan menjaga kehormatan wanita. Tapi kenapa masih banyak dari mereka yang selalu mengumbar auratnya, menjual raga dengan murah, bak pisang penyot yang di lelang di pinggir jalan. Lelaki yang mengerti agama, tidak akan melirikmu.. Maukah kalian dijajah oleh lelalki bejat?
Jika ditanya, pasti jawabnya ‘Tidak Mau’. Tapi kenapa masih banyak yang melakukan? Hal itu, karena kurangnya aware di dalam hati..

Bangun kesadaran itu, tinggikan nama Allah, hentikan wacanamu tentang surga dunia, dan raih mahkota itu sebagai gelar wanita muslimah. Tak ada yang tidak mungkin, apapun kamu di masa lalumu, tidak akan menjadi halangan untuk memperbaiki masa depanmu.  Semunya mudah karena Allah , sungguh Allah lah  sang membolak-balikkan hati manusia.
Selalu berdoa, agar hati ini tetap berada di jalan yang benar, jauh dari golongan orang kafir. Ukhti, jika diri sudah baik, Insyallah segenap jiwa dan raga akan senantiasa dipersembahkan kepada Allah sWT. Tak akan terdengar alasan lagi untuk menunda-nunda shalat, langkah kaki akan dipermudah.

Salah satu syarat menjadi wanita muslimah adalah memakai hijab yang syar’i. Terpampangnya, jilbab syar’i maka lelaki yang ingin menabur benih cinta palsu perlahan akan mundur, karena mereka akan malu jika tertarik dengan wanita muslimah padahal dirinya belum pantas sama sekali bersanding dengan wanita muslimah. Wanita itu sangat mulia dan sangat dimuliakan, hijab itu bukan mengungkung wanita dalam ketidakbebasan, justru dengan hijab wanita akan terhindar dari fitnah dunia dan dari cinta palsu lelaki.

Bangun cinta itu karena-Nya, gunakan tabir untuk cintamu itu agar tidak terjamah dengan sesuatu yang haram. Hijab adalah tabir yang paling sempurna bagi seorang wanita untuk melindungi izzahnya.  Jika hati masih ragu, maka berdoalah dan terus berdoa, meminta agar diberikan petunjuk.
Lelaki yang baik, akan memilih wanita yang baik. Tidak mungkin lelaki yang beriman dan bertakwa, yang senantiasa menjaga pandangannya terhadap hal-hal yang bisa menyebabkan zina mata, ingin mempersunting wanita yang selalu mengumbar aurat, tak jenuh berbicara tentang aib saudarinya. Jika hal itu terjadi, maka perlu dipertanyakan keimanan lelaki itu..

Cinta akan mempersatukan sesuatu yang baik, membuat cinta itu semakin membuncah karena alunan dzikir cinta menyebut asma-Nya. Ukhti.. akhi.. jika ingin meraih cintamu karena Allah, maka buatlah tameng untuk cintamu itu. Jangan sampai tergoda karena sesuatu yang menjanjikan kebahagian semu. Raih kebahagian sejati itu kelak hingga surga-Nya..

Untuk apa cantik dengan kepalsuan dan kemaksiatan, cantik itu sederhana ukhti. Sederhana dengan hijabnya, tapi akhlaknya bak permata yang berkilauan di puncak gunung. Hanya orang-orang tertentu yang bisa menggapainya. Jadilah, seperti cahaya menerangi dengan cinta dalam merajut ukhuwah. Jangan mengumbar cintamu, pertahankan cintamu jika memang dia pantas untuk dipertahankan. Akhlakmu yang terjaga, mampu membuat bidadari surga cemburu terhadapmu. MasyaAllah..

Jika hati sudah terbina dengan dasar agama, maka rintangan apapun akan semakin mudah karena keyakinan akan Allah menjadikan kita sebagai hamba yang kuat. Hamba yang bersyukur, hamba yang senantiasa terjaga dalam ruang kebaikan, yang cintanya terlindungi karena ketaatannya. 


Doa Di Ujung Waktu

00.36 Posted by Harna Nawir No comments
    Aku tidak tau ini keputusasaan atau harapan yang sudah menua dan sudah sampai di ujung lelah. Aku ingin marah, aku ingin pergi dan aku ingi berteriak sekencang-kencangnya. Biarlah sang malam terbangun, membantuku mencari jalan keluar. Ya Allah..  keputusasaan ini nyaris menggerogoti hatiku.

Usiaku 28 tahun dan bulan Februari 2014 sudah 29 tahun. Usia yang cukup tua untuk seorang gadis perawan seperti saya. Teman-teman sebaya sudah menikah dan bahkan diantara mereka sudah memiliki anak, sedagkan aku? Ya Allah tanyaku ini, selalu saja ku haturkan disepanjang malam. Tapi sampai sekarang Engkau belum menjawab doaku..

 Aku tau, aku hanya perlu bersabar dan menanti leih lama. Engkau menguji kesabaranku saat ini.
Jika mengingat masa lalu itu, membuat saya berpikir apa aku sudah menolak jodohku? Sudah ada beberapa ikhwan yang pernah datang di rumah, berniat menikahiku. Tapi belum ada satu pun yang diterima oleh orang tuaku. Ibu ku berasal dari suku Bugis, adat budayanya yang masih sangat kental, membuat ikhwan tidak bisa memenuhi persyaratan yang diajukan oleh mereka.

Ibu.. tolong dengarkan isi hatiku kali ini.aku ingin menikah dengan ikhwan yang agamanya baik, taat dan bisa membimbingku hingga meraih jannah-Nya. Ibu, aku ingin lelaki seperti itu. Bukan lelaki yang mengutamakan dunianya..
       Aku sudah pernah berjanji bahwa aku tidak akan menolak permintaan ibu.. aku akan mengikutinya, demi membuatnya bahagia. Ayahku, seorang wiraswasta. Beliau sangat jarang berada di rumah. Terkadang 2 kali setahun.. aku ketiga kedua dari 6 bersaudara.
     Keluargaku bukan keluarga yang sempurna, bukan keluarga islami. Dari kecil aku tidak pernah mengingat, bahwa aku pernah diajarkan ilmu agama oleh ayah maupun ibuku. Tidak pernah sama sekali..
Bahkan kakakku seorang yang memiliki aliran agma yang berbeda denganku. Sama Islam, tapi dia islam filsafat. Bukan satu dua kali saya berdebat dengannya.. Ya Allah, aku ingin mengadu denganmu. Menceritakan ulah kakakku yang selalu menafikkan keagungan-Mu..

Pernah suatu hari saya berdebat dengan kakakku.. Namanya Akmal.
“Aliyah, untuk apa sih kamu shalat? Menyembah Allah?”
Aku menjawab “iyah, saya shalat sebagai wujud bahwa saya hanyalah seorang hamba”
 “Apa kamu percaya dengan Al-Qur’an? Apa Al-Qur’an itu benar?”
“ya Allah kenapa kakak mempertanyakan kebenaran Al-Qur’an, Al Qur-an adalah firman Allah, sesuatu yang nyata”.
“TIDAK, Al-Qur’an itu tidak ada kebenaran sama sekali di dalammya”.. kak Akmal
“Sudah, mending kakak keluar dari kamarku, aku ga mau berdebat masalah yang sudah nyata kebenarannya”.. Ujarku dengan suara yang cukup keras

     Kakakku tidak pernah shalat bahkan selalu mempertanyakan al-Qur’an. Ya Allah aku ingin mngadukan kakak dengan-Mu, mendengarkan peluhku dalam hati. Keluargaku tidaklah seperti keluarga yang lain, tidak ada kasih sayang di dalamnya. Aku ingin berteriak, meneriakkan semua kecewa di dalam hati.
Sedangkan kedua adikku, tidak memakai hijab. Berulangkali aku menasihatinya, agar memakai hijab tapi mereka tidak pernah mendengarkanku. Dikeluargaku memang tidak pernah diajarkan, bagaimana pentinganya hijab bagi seorang wanita. Bahkan, teringat waktu pertama kali saya mengenakan hijab syar’i, saya ditertawakan oleh adik-adikku, katanya gayaku kampungan, seperti nenek-nenek. Ketika itu, air mataku tiba-tiba mengelir tapi tidak di depan mereka.
Pernah juga, ibuku tiba-tiba berkata “Nak, nggak usah pake jilbab sepanjang itu. Nanti ngggak ada laki-laki yang mau denganmu, berpenampilan sedikit lah”.
Lalu kataku “ibu, aku tidak pernah meragukan janji Allah kepada hamba-nya.”

     Ternyata sudah tengah malam, aku melirik jam dinding yang terpampang di atas meja belajarku. Saatnya, shalat tahajjud. Bermunajat dengan-Mu, curhat dengan-Mu dan mengutarakan semua kekecawanku hari ini.
-----
Semakin hari, usiaku semakin bertamba. Kedua adikku sudah menikah, tahun lalu adikku yang paling bungsu sudah menikah dengan salah satu pengusaha di Makassar. Orang-orang seakan melirikku dengan penuh tanda tanya. Aliyah kapan nikah? Udah tua kok masih belum laku?
Ya Allah, pertanyaan seperti itu sudah sangat biasa terngiang dikepalaku. Sudah lumrah..
    Pernah suatu hari, ada ikhwan yang sangat aku suka, aku empati dan simpati dengannya. Diapun memberanikan diri untuk melamarku, mendatangi orang tuaku. Berbicara dengan ibuku..

Ibuku bertanya “Pekerjaanmu apa?”
Ikhwan itu menjawab “Saya bekerja di salah satu travel haji dan umroh dan ada usaha kecil-kecil”
Ibu “ohh. Usaha kecil yah. Berapa uang panaik buat anakku?
Ikhwan itu menyebutkan dan ternyata tidak sesuai dengan keinginan ibuku, diapun ditolak. Seperti kasus-kasus sebelumnya.
Itulah tradisi di suku bugis, jika orang tua semakin terpandang makan kehormatannya juga semakin terpandang. Maka, mencari calon menantu buat anak perempuannya harus selevel dan orang tuaku begitu.
Tangis pilu saat itu, kemudian ikwan itu mengirimkan saya pesan singkat yang isinya..

“AssalamuAlaikum Wr.Wb... Ukhti, besar keinginan untuk membina sebuah mahligai rumah tangga denganmu, tapi orangtuamutidak menyetujui hal itu terjadi. Kita belum berjodoh ukhti.. Waalaikum Salam Wr.Wb”

Sesekali memandangi pesan singkat itu, mataku berkaca-kaca. Lidahku kaku dan tak mampu berkata-kata apa lagi. Ibu kali ini, dia menolak laki-laki yang aku inginkan sebagai jodohku.
     Ibuku selalu ingin membandingkan dengan suami adik-adikku.. yang kaya raya dan terpandang. Tidak ibum aku tidak menginginkan suami seperti itu tapi tidak taat dengan Sang Maha Pencipta.

Ya Allah, kirimkan lelaki yang mampu baik agamanya dan hartanya cukup untuk menafkahi aku dan anak-anakku kelak. Leburkanlah keinginanku dan keinginan ibuku untuk amalah jodohku. Aamiin Allahumma Aamiin”
                               
Aku bekerja disalah satu Rumah sakit terkemuka di Makassar. Dengan penuh kegigihan dan tanggungjawab menjalani pekerjaanku. Sebagai persembahan syukurku kepada Sang Maha Segala-Nya. Hari demi hari aku jalani, sembari memantaskan diriku dengan jodoh yang lebih baik. Aku percaya kepada janji Allah “Good Women are for Good Men”.. aku tidak pernah meragukan itu..
    Tiba-tiba hpku berbunyi, pertanda bahwa ada BBM yang masuk. Oh.. ternyata ada yang invite, kulihat nama yang invite “ha? Bukannya ini dr.Anis, dokter di bagian interna itu yang baru saja pulang dari Amerika menyelesaikan studi megisternya” Gumamku dalam hati..

Oke, aku acceipt aja. Mungkin dia ingin bertanya tentang keadaan gizi di Rumah sakit ini, diakan dokter baru disini.

Aktivitasku hanya rumah sakit dan rumah. Selalu seperti itu, bulan depan usiaku 29 tahun. Ya Allah, aku semakin resah dengan ini. aku tidak memiliki teman cowok yang banyak, pernah aku minta tolong dengan murobbiku agar mencarikan ikhwan sesuai kriteria yang aku sebutkan ke dia. Tapi dia berkata tidak ada yang seperti itu. Apa mungkin kriteriaku terlalu tinggi? Tidak, itu demi kebahagian ibu dan Ayah.

Aku harus semangat berdoa dan berusaha dengan cara memantaskan diri, jodoh itu pasti akan datang.
Hpku berbunyi lagi, tanda BBM.

Dari dr.Anis..
Ukh, aku baru mengenalmu dan hati ini ingin menyempurnakan separuh dienku denganmu. Aku ingin melamarmu, mendatangi orang tuamu dan meminta izinnya untuk meminangmu. Maaf ukh, atas kelancanganku”..

     Pesan itu, memecahkan ketenangan malam ini. Bak, angin kencang yang tiba-tiba terhembus di kesunyian malam. Merasuk hingga ke alam bawah sadarku. Membongkar kembali ketenangan yang sudah tercipta, menggoyahkan rasa yang ada disini.

     Sejenak kualihkan pandaganku dari pesan singkat itu. Ini bukan pertama kalinya, sebelumnya sudah ada beberapa ikhwan yang ingin mengkhitbah tapi selalu saja ditolak. Ya Allah, dia seorang ikhwan yang taat. Jika, waktu shalat aku selalu melihatnya berjamaah di mushollah Rumah Sakit dan aku semakin yakin waktu dia membantu seorang nenek yang tidak mampu kala nenek itu datang di Rumah sakit. Ya Allah, apa ini jawaban dari doaku selama ini. Apa ini yang diinginkan orang tuaku, apa mereka akan menyetujuinya.

Aku bahagia membaca pesan singkat itu.. lalu aku membalas pesan itu.

“Akhi, aku tidak tau apa yang akhi lihat dari saya. Akhi adalah seorang dokter dan rasa-rasanya aku belum percaya kalau akhi menyukai saya dan ingin malamar saya. Tapi, jika itu memang sudah akhi pikirkan baik-baik. Datanglah di rumahku, temui orang tuaku dan bicaralah baik-baik pada mereka”

Malam itu aku bangun mendirikan shalat malam, berdoa dan memohon petunjuk-Nya..

Ya Allah, jika dia terbaik bagi agamaku, duniaku dan akhiratku. Tolong pertemukan kami dalam bingkai yang halal. Tapi jika dia orang yang bakal meruntuhkan agamaku dan menyengsarakan akhiratku, tolong jauhkan hamba dengan cara-Mu”

Esok harinya, dr.Anis datang dengan kedua orag tuanya. Mereka bertemu dengan orang tuaku. Aku tidak mendengar percakapan mereka, aku duduk di kamar menanti kabar baik menghampiriku pagi ini.
beberapa jam kemudian, ibu masuk di kamarku. Kemudian mememelukku, Ya allah apakah ini pertanda baik atau buruk. Ibu berkata “Nak, lamarannya ibu sudah terima”

Alhamdulillah.. aku mendekap ibu  dan menangis dipangkuannya. Ya Allah akhirnya, aku dipertemukan dengan jodohku. Lancarkan lah pernikahan kami..
Keluarga Anis adalah keluarga yang agamanya taat, benar-benar dia dididik dikeluarga yang paham tentang agama islam. Ya Allah aku sangat bersykur, Engkau menjawab doaku diwaktu yang tepat dan dengan orang yang tepat.
Aku tidak hanya mendapatkan suami yang taat tapi aku juga mendapatkan keluaraga baru yang dambakan selama ini.

 Cinta, sebuah kata yang sederhana. Tapi sarat akan makna, penuh khidmat. Jiwa yang merasakannya akan merasa nyaman. Cinta datang dengan menawarkan ketentraman dan kesejukan bagi si empunya, memadamkan amarah dan menyurutkan kecewa.  Ia seperti langkah awal untuk membangun sebuah istana di singgasana hati.


Minggu, 15 Desember 2013

Kesendirian Hati Itu Pilihan

07.28 Posted by Harna Nawir No comments
      Saya pernah posting sebuah kisah yang saya beri tagline #CintaItuKeputusan. Cinta itu memang keputusan bukan kebetulan. Keputusan untuk mencinta dan mempertahankan cinta. Banyak pasangan yang sebelum menikah mereka tidak pernah bertemu, tapi rumah tangga mereka rukun dan bahagia. Kenapa? Karena mereka memutuskan untuk saling mencinta. Tapi, bagaimana jika keputusan itu belum diperuntukkan untuk siapapun maka kesendirian hati adalah pilihan satu-satunya. 

     Kesendirian hati itu bukan aib dan bukan sebuah masalah tapi kesendirian itu pilihan. Anggap saja hati kita belum pantas jika harus memutuskan untuk mencitai seseorang. Anggap saja Allah mempersiapkan hati kita untuk mencintai yang halal kelak. Allah tahu yang terbaik untuk kita.. 

      Tak usahlah mengeluh jika kita belum menemukan orang yang pantas untuk kita cintai karena toh sejatinya nanti kita akan dipertemukan dengan sang jodoh. Dan mau tidak mau kita harus memutuskan untuk mencintainya kelak. Dan jika hatimu sekarang telah mencintai maka asuh cintamu agar tidak keluar dari koridor mencinta yang sebenarnya. 

Media Aktualisasi

07.02 Posted by Harna Nawir No comments
      Banyak yang kira menulis itu diperuntukan hanya orang-orang yang pandai merangkai kata dan orang yang sudah menerbitkan banyak buku. Padahal menulis itu, bisa dilakukan oleh semua orang. Jika ada ide, silahkan tuangkan dalam tulisan. Entah ide itu dari kejadian di sekitarmu, pengalaman pribadi ataupun pengalaman orang lain, atau cerita-cerita fiksi yang memainkan imajimu. Sumber ide itu banyak, bahkan tak terbatas. Hanya saja kita yang pandai-pandai menyimpan dan merekam ide-ide itu. 

     Jangan pernah pikirkan apakah tulisanmu itu baik ataupun tidak. Karena tulisan itu bukan masalah penilaian baik ataupun buruk tapi tulisan itu masalah relatif atau tidak relatif. Dalam satu tulisan saja, akan memunculkan perbedaan pandangan. Orang yang punya pengahargaan terhadap penulis tidak akan mencercah tulisan orang lain. 

      Menulis adalah media aktualisasi diri. Salah satu cara agar kita bisa bermanfaat untuk orang lain, dikenang dalam sejarah dengan goresan-goresan pena, menjadi amal jariyah jika yang dituliskan itu tentang kebaikan dan mengajak orang pada kebaikan. Akan ada kepuasan sendiri jika ternyata tulisan kita dibaca dan menjadi wasilah orang lain untuk berubah dalam kebaikan. Luar biasa nikmatnya.. Bukan masalah pada pujian manusia tapi jauh didalam hati akan muncul rasa syukur yang tak terkira. 

     Awali menulis karena ingin mencari ridha Allah. Apapun yang kita lakukan selalu libatkan Allah dan andalkan Allah. Maka, apapun yang kita tulis entah panjang ataupun pendek insyaAllah akan membawa berkah. 

Paragraf 4

06.45 Posted by Harna Nawir No comments
Pelangi kebahagian itu tak berada di langit yang susah dijangkau. Tapi pelangi itu ada dalam dirimu. Ingin bahagia atau sedih, semua ada dalam kendali dirimu. Hasil dari Pengharapan yang tinggi terhadap kebahagian diri yang digantungkan kepada orang lain terkadang sebagai patokan apa bahagia atau sedih. Jika tidak sesuai harap, maka kita mensugesti diri untuk bersedih dan jika sesuai harap maka sugesti kebahagian melambung di dalam hati. Intinya, bahagia dan sedih dikelola oleh diri sendiri dan menaruh sepenuhnya harapan itu kepada Allah. 

Membuat Hidup Lebih Hidup

06.34 Posted by Harna Nawir No comments
Hidup hanya sekali, sangat disayangkan jika kita menyia-nyiakan hidup ini dengan hal-hal yang tidak bermanfaat. Hidup memang pilihan. Ingin jadi pecundang atau pemenang, ingin jadi pengikut atau pelaku, hanya ingin numpang lewat atau menebar manfaat, mau jadi juara atau biasa-biasa saja. 

Pilihlah hidup yang penuh arti, buatlah hidupmu lebih hidup lagi. Jangan menjadi orang yang hidup tapi seperti orang mati. Menjadi orang passif, hanya menunggu dituntun tanpa pernah berusaha menjadi teladan untuk orang lain. Hidupnya tergantung dari orang lain, mudah termakan oleh zaman dan tak pandai memilah mana yang baik dan buruk. Hidupnya MATI.

Buatlah hidupmu semakin hidup dengan semangat juangmu tanpa pernah menoleh ke arah yang tak di ridhoi-Nya. Buat hidupmu penuh prestasi dan kontribusi, Jika nanti kita meninggalkan dunia ini nama kita masih hidup di hati orang-orang penerima manfaat sewaktu hidup, namanya tetap abadi. Hidupnya mulia, dikenang sejarah karena kebaikannya. Di dunia bahagia, di akhirat meraih surga. Di dunia dicintai manusia, di akhirat hidup bersama ridha Allah. Maka nikmat mana lagi yang kamu dustakan?

Menjadi orang yang senantiasa berkembang dari waktu ke waktu. Jangan statis. Asah kualitas hidup kita, senantiasa berinstropkesi diri, berlapang dada menerima kritikan dan masukan orang lain. Lakukan semuanya hanya karena Allah bukan karena ingin menerima sanjungan dari manusia. Anggap saja semua sanjungan yang kita terima sebagai doa. Doa agar kita menjadi lebih baik lagi. 

Cita-Cita yang Dangkal

06.00 Posted by Harna Nawir No comments
Ada terbersik malu jika mengingat rencana tentang hidup, mimpi dan cita-cita beberapa tahun lalu. Bagaimana tidak malu, jika yang tertata dalam album cita itu sebagian besar untuk kesuksesan dunia tanpa sedikit ruang untuk dakwah. Terkadang, bibir ini merekah mengingat semua itu. Betapa dangkalnya mimpi-mimpiku, ternyata. 

Sewaktu kuliah, inginnya hanya menjadi yang terbaik, dapat IPK yang tinggi dan berorganisasi. Saat dipanggil kajian agama masih ogah-ogahan. Disuruh pakai hijab syar'i, eh saya malah ngeyel dan melontarkan alasan-alasan duniawi. hehehehe.. Lucu dan benar-benar memalukan.

Teringat, waktu masih semester-semester awal kuliah saya pernah menulis cita-cita di mading kamarku. Lulus S1 dapat IPK yang sangat memuaskan, Lanjut kuliah S2 di Jepang, kemudian Lanjut S3 dan jadi professor. Bahkan gelar duniaku sudah terpampang nyata di mading itu "Prof. Dr. rd. Harna, S.Gz. M.Ph". 
Sampai sekarang sih masih ada.. Bahkan, dalam catatan cita-cita tu tidak ada yang tertulis target untuk menikah. Saya lupa nulisnya, sakin ingin jadi professor muda. hihihi..

Waktu terus berlalu, saya menapaki hari demi hari dengan prinsip yang masih sama. Dan suatu hari saya diperkenalkan dengan salah satu oraganisasi religi di makassar. Nah, berawal dari situ perlahan-lahan cita-citaku yang tersusun rapi mulai tak terhiraukan, mulai berjalan tak beraturan. 

Dan tersadar bahwa cita-citaku di dunia ini sangat dangkal, bahkan sangat jauh dari kategori cita-cita yang semestinya. Cita-cita itu hanya akan menggandeng gelar dunia saja, tanpa menyentuh akhirat. 
Mulai, kurapikan mimpi-mimpiku lagi. Saya tak pernah melupakan mimpi yag sebelumnya hanya saja mungkin perjalanannya begitu lambat karena telah kutemukan kesenangan tersendiri di jalan ini yaitu jalan dakwah. 

Ada kebahagian saat saya bergeleut dengan orang-orang yang berantusias dengan agama Allah, bahkan saya tidak akan meninggalkan jalan ini hingga saya meninggalkan dunia. 
Untuk saat ini, cita-cita utamaku yaitu menjadi muslimah sejati yang membawa manfaat untuk orang lain, menjadi hafidzah dan mempersiapakan menjadi istri yang sholehah. Setelah itu, barulah cita-citaku untuk menjadi professor yang ilmunya bisa bermanfaat untuk orang lain. Aamiin


Cinta Itu Keputusan

05.12 Posted by Harna Nawir No comments
       Saya pernah membaca sebuah kisah. Ada seorang perempuan yang berkulit hitam dan berwajah jelek. Dari segi fisik sungguh tak menarik sekali. Tapi ada seorang pria tampan yang memutuskan akan menikahi perempuan itu. Tapi begitu sang pria tahu tentang fisik dari perempuan yang dinikahinya, pria itu sempat ragu. Tapi pria itu meyakinkan hatinya, bahwa ia harus segera memutuskan. Hingga akhirnya, keputusan yang dipilihnya adalah hidup bersama dengan perempuan yang menurutnya jelek tersebut. 

     Suatu saat perempuan itu berkata, "Ini emas-emasku yang sudah lama kutabung, pakailah untuk mencari wanita idamanmu, aku hanya membutuhkan status bahwa aku pernah mnikah dan menjadi seorang istri"
Tetapi lelaki itu malah menjawab, "Aku sudah memutuskan untuk mencintaimu. Aku takkan menikah lagi. "Ya, sejak lama saya percaya, bahwa mencintai itu keputusan, bukan kebetulan. Cinta akan hadir ketika kita mengizinkan jiwa kita untuk jatuh cinta".

     Mendengar kisah mereka berdua, banyak orang yang terheran-heran. bagaimana bisa keluaraga yang sudah terbentuk itu tetap utuh dan hidup rukun sepanjang hidup mereka. Bahkan keluarga itu kemudian dikaruniai anak-anak dengan kecantikan dan ketampanan yang luar biasa.

    Bertahun-tahun kemudian orang-orang menanyakan rahasia ini padanya. Pria itu menjawab dengan enteng "Aku memutuskan untuk mencintainya. Aku berusaha melakukan yang terbaik. Perempuan yang menurut kalian jelek itu juga melakukan semua kebaika yang mampu ia lakukan. Sampai aku bahkan tak pernah merasakan kulit hitam dan wajah jeleknya dalam kesadaranku. Yang kuraskan adalah kenyamanan jiwa yang yang dapat melupakan aku pada fisiknya. 

Rabu, 11 Desember 2013

Paragraf 3

05.05 Posted by Harna Nawir No comments
        Untuk menjadikan hidup lebih bermakna, tak perlu menggunakan cara yang luar bisa. Cukup, melaksanakan ibadah batiniah dan lahiriah, ada disaat orang lain membutuhkan, menebar senyum termanis tanpa paksa, menghormati orang-orang disekitar kita tanpa memandang bulu. Membangun kebermaknaan diri untuk umat manusia. Sangat sederhana namun berat bagi orang-orang yang di dalam hatinya masih tersimpan penyakit hati.

Selasa, 10 Desember 2013

Paragraf 2

01.15 Posted by Harna Nawir No comments
      Aku berbelok arah bukan karena lelah menempuh arah yang selalu saja sama. Aku berbelok karena melihat peluang yang begitu besar di arah itu. Awalnya, ragu menyelimuti rasa tapi dengan keyakinan aku berani menyetir ke arah yang berbeda. Lihatlah, disana yang lain masih dengan arah yang sebelumnya. Masih dengan setapak dan lorong yang sama, sedang aku berani memilih arah yang berbeda. 

Paragraf 1

01.07 Posted by Harna Nawir No comments
       Tuhan, izinkan kami tetap disini dulu, berdiam diri. Sejenak merenungi genangan dosa yang setiap harinya selalu tertoreh. Seolah telah menjadi habits.. Lihat, kami dengan gamblang berucap seenaknya tanpa berpikir bahwa ucapan yang terlontarkan ternyata salah. Tuhan, aku ingin berlari sekencang-kencangnya, mengejar keterlambatanku tuk menggapai ridhoMu. 

Masa Lalu

00.45 Posted by Harna Nawir No comments
Terkadang ingin menghapuskan semua memori masa lalu, tanpa mengingat secuil cerita dari masa itu. 
Sebagian besar ceritanya begitu membosankan, tak menyisakan cerita yang begitu pantas untuk diceritakan untuk anak keturunanku nanti. Memalukan dan begitu jauh dari syariat-Nya. Aku tak ingin mendidik anak-anakku kelak dengan sejarah masa lalu yang tak perlu mereka ketahui atau aku tak perlu bercerita tentang masa silam itu. 

Melapangkan hati untuk menerima kenyataan bahwa aku pernah berada pada masa jahiliah seperti itu. Cukup jadi rekaman usang di dalam memory, tanpa perlu memperbaruhi rekaman itu. Atau bahkan ingin kubuang jauh saja, jauh di luar memori sadarku. Hmmm... Aku mengingau lagi, merencakan penyembunyian memori masa lalu. 

Aku masih perlu belajar berlapang dada, belajar memetik hikmah dari setiap kejadian dan belajar bersyukur.

Seingatku..

00.25 Posted by Harna Nawir No comments
Seingatku....
Aku pernah mencintaimu tanpa pernah berpikir tentang kekuranganmu.
Aku pernah berharap kelak kau kan menjadi pendampingku.
Aku pernah menemanimu saat engkau sedang terpuruk.
Aku pernah bertahan meski kecewa membumbung tinggi
Aku pernah memintamu untuk tetap disini
Aku pernah tersakiti karena tingkahmu
Aku pernah merindukan senyummu kala menyapaku
Aku pernah mendoakanmu agar imanmu selalu terjaga
Aku pernah meminta kepada Allah agar kau tak berpaling dari hatiku
Aku pernah merasakan semua itu
Tapi itu hanya sekedar 'Mengingat'
Mengingat kenangan rasa yang "PERNAH" ada.

Senin, 09 Desember 2013

Pesan Dari Ibu Untuk Putrinya

10.57 Posted by Harna Nawir No comments
Bismillahirrahmani Rahim

Sudah lama ummi tidak tak menulis pesan-pesan hidup untukmu. Kali ini umi ingin bercerita tentang takdir jodoh. Ummi tak tahu siapa kelak jodohmu dan dengan cara apa kau bertemu dengan pasangan duniamu, namun bolehkan ummi bercerita hikmah tentang maha besarnya Allah yang mengatur pertemuan dua hati manusia dengan keindahan takdirnya.. 

Nak, jika kau bertanya "Kapan saya menikah"
dalah takdir yang bisa menjawabnya.
Takdir tak bisa datang segera saat kita pinta, atau malah mendekat kala kita belum siap.

Remah cerita tentang perjalanan seseorang meraih pasangan dunianya selalu memberikan pembelajaran tersendiri untuk umi, sepanjang umi pernah membantu proses taaruf beberapa ikhwan dan akhwat. yang paling membuat umi terharu adalah betapa Allah Maha besar dengan cara-Nya mempertemukan hambah-hambah-Nya yang shalih. memiliki niatan yang sama untuk menjalani jalan pernikahan hanya untuk Allah dan agamanya, maka setiap proses itu selalu saja dimudahkan dan berbuah manis.

Unik.. Kadang membuat kening berkerut dan takjub, kok bisa yah mereka dipertemukan dengan sangat indahnya? Padahal, tanpa mengenal, tanpa ada interaksi yang panjang dan intens. Duhai Allah, Engkau kuasa dengan ilmu-Mu yang tak terjangkau manusia. Kau letakkan kesamaan, kerihoan 2 hati, 2 keluarga, 2 kebiasaan, 2 perbedaan dengan 1 kemulian  bernama pernikahan.

Suatu waktu umi pernah dibuat takjub dengan proses ikhwan dan akhwat yang umi dan abi prose sedari semula, diawali dengan tuntunan Allah dalam hati kami, masih ingat waktu itu abi pernah berkata "mi, kayaknya akh fulan cocok deh dengan akhwat fulanah", lalu umi istikharah dan Allah menuntun hati umi pada pikiran yang sama dengan abi, akhirnya kami coba pertemukan 2 orang ikhwan dan akhwat ini. Saat bertukar biodata, kita dibuat kaget ikhwan dan akhwat ini ternyata mereka sama-sama memiliki orang tua single parent karena perceraian. Padahal ketika awal proses, kita tak mengetahui sedikitpun tentang latarbelakag yang sama ini, yang akhirnya membuat mereka yakin untuk bersatu adalah karena Allah dan tujuan untuk saling menguatkan. Subhanallah umi dan abi tersenyum nak dan hingga kini mereka hidup bahagia dalam genggaman takdir Allah yang indah.

Dan ketakjuab yang lain, umi pernah medengar 1 cerita hebat tentang takdir jodoh, seorang akhwat dan ikhwan yang pernah tergelicir dlam hubungan pacaran kala mereka sama-sama jahiliyah. Dan saat kuliah mereka menemukan Allah dalam pencarian masing-masing. Sang ikhwan bertekad melupakan sang akhwat meski terselip harap untuk Allah pertemukan, namun ia takut jika Allah tak memberikan pernikahan yang diawali sesuatu yang tak diridhoiNya. Bimillah, akhirnya ia sampaikan keinginan untuk menikah pada pembimbingnya dan tawakal siapapun yang akan Allah berikan untuk jodohnya meski bukan wanita masa lalunya. Di tempat lain, akhwat yang pernah memiliki masa lalu dengan ikhwan tadi memiliki lintasan hati yang sama, ia harus mulai melupakan kenangan masa lalu, dan bersiap menerima masa yang baru dalam kehidupannya. Ia pasrahkan semua pada Allah. Namun, apa yang terjadi, 2 orang murabbi dan murabbiyah yang tak tau menahu tentang kisa masa lalu mereka mempertemukan mereka dalam penawaran taaruf untuk menikah. Mereka sudah dipisahkan jarak yang begitu jauh, mereka uzlah, hijrah untuk menggapai keridhaan Allah \. Namun, keridhoan Allah atas niat mulai itulah yang membuat mereka dipertemukan kembali dengan cara yang lebih mulia, lebih berkah dan akhirnya mereka dipersatukan dalam ikatan suci. Duh, Allah yang mengenggam takdir seseorang, sekalipun seseorang pernah jatuh dalam kekhilafan. Cara Allah memaafkan begitu melegakan, Allah berikan hadiah bagi orang yang pasrah dan tawakkal akan jodoh terbaiknya..

Dan banyak kisah-kisah lain yang terkadang membuat air mata umi menetes. Nak, betapa mulianya Allah mengatur tentang pernikahan. Hingga sesuatu yang tidak mungkin akan menjadi mungkin dengan indahnya. Bahkan kala hitung-hitungan manusia mengatakan ini tak mungkin, namun Allah memiliki hitungan terbaik di arasy - Nya. Subhanallah..

Maka, haruskah ada lagi kekhwatiran akan siapa teman hidupmu kelak anakku? Jika, Allah saja jaminkan  dalam surat cinta-Nya, bahwa "laki-laki baik untuk wanita baik-baik, bahkan kalimat ini diulang sampai dua kali, untuk menegaskan bahwa Allah memberitahu hamba-Nya bahwa jodoh yang kita inginkan adalah gambaran diri kita sendiri.
Maka jika kau ingin mendapat suami sekualitas Ali maka kau harus berjuang menjadi sekaulitas Fatimah, meski harus jatuh bangun dan terseok-seok, namun Allah maha tau perjuangan kita utuk menjadi baik dan pantas untuk pasangan terbaik.
Karena keniscayaan Allah yang akan pertemukan kita dengan manusia sekualitas dengan diri kita, dari amalan ibadahnya, pemahamannya, potensinya, impiannya, cita-citanya, bahkan kebiasan-kebiasaannya. Maka bisakah kau mendapatkan yang terbaik jika kita tak kunjung membenahi ibadah dan pemahaman akan jalan ini, impian, potensi dan cita-cita dunia dan akhiratmu??

Anakku sayang, ummi selalu lantunkan doa dalma setiap shalat umi, meski kau masih sangat belia, agar kau mendapat pasangan  hidup yang sekualitas Ali saat dirimu sehebat Fatimah. Maka dengarkan kata-kata umi : tak ada lagi kebahagiaan dunia jika kau  sudah temuakn imam yang dapat mengajakmu tiggal dsiurga, bahkan mejadikan duniamu seperti surga sebelum kau menginjakkan kaki di surga sesungguhnya.

Anakku, terakhir kali ummi ingin mengtakan padamu, carilah lelaki yang memiliki impian begitu besar akan surga. kerana jika kau bertemu lelaki semacam ini. semua langkah hidup dan keputusan  untuk diri dan keluarganya akan disandarkan pada Allah sang pemilik surga. Jangan hanya mencari lelaki yang mapan, prestise dan kemuliaan yang dicanangkan orang, namun hatinya tak dekat dengan Allah, tak dekat dengan mesjid. Kerana lelaki seperti ini hanya akan membuat kau tersenyum saat di dunia namun menangis di akhirat kelak. 

Ummi yakin kau akan tumbuh menjadi anak yang tau betul tentang apa yang harus dilakukan untuk menjadi hamba-Nya yang terbaik dngan jala pernikahanmu kelak. Semoga kau bertemu dengan lelaki pendmba surga seperti abimu, Insyallah..

Peluk cum ummi teruntuk buah hati, amanah terindah bekalku untuk ke surga. 
"Ummi mencintaimu seperti ummi mncintai surga"

Tulisan Melly Raharjo