Family oriented and education oriented

Senin, 30 Desember 2013

Apa belum pantas?

07.51 Posted by Harna Nawir No comments
Dan apa lagi yang harus kulakukan?? Pertanyaan itu selalu saja hinggap dibenakku, selalu saja menari dengan tarian terindah. Saya seorang perempuan biasa yang sekarang berada di puncak kegalauan dan berusaha mencari setapak untuk keluar dari kegalauan ini. Saya ingin menanggalkan kegalauan jauh di luar hatiku, bahkan terbuang jauh sampe di eropa sana.
Sekelumit cerita tentang saya. Tentang hidup yang selalu saja tak seperti yang aku rencanakan, tentang hidup yang begitu membosankan dan ingin rasanya ingin hidup seperti orang lain yang begitu gampangnya hidup bahagia. Ingin punya keluarga yg men-support disaat problem hidup menghampiri dan bukannya malah menghakimi. Ahhh... aku mengeluh, dan lagi,

Keluahan itu menjadi hiasan di lisanku setiap hari. Tentang karier yang anjlok dan jodoh yang tak kunjung datang. Beberapa kali saya mendaftar di perusahaan ternama di kota ini tapi tak satu pun yang menerima surat lamaranku, bahkan pernah sudah sampai ditahap interview terakhir, ada-ada saja kejadian yang membuat saya gagal. Apa mereka tidak melihat di ijasahku kalau saya lulusan salah satu universitas terbaik di Indonesia. " Pak-Bu, surat lamaran saya di baca detil donk " Pengen teriak seperti itu tepat di depan muka mereka, tapi nyatanya hanya sampai di kerongkongan saja.

Mendadak saya ingat pepatah populer dari seorang Alexander graham Bell. Katanya, ketika satu pintu tertutup, maka pintu yang lain akan terbuka. Sayangnya, seringkali kita terpaku dan menyesali pintu yang sudah tertutup itu sehingga tidak menyadari ada kesempatan lain yang siap dijajaki.

Okkeh.. saya mulai menurunkan level perusahaan yang saya daftari. Mulai kujajaki satu persatu yayasan dan kantoran yang menerima pegawai dan hasilnya pun diterima di salah satu kantor di kota ini. Sebulan kerja disana, saya merasa ada yang aneh. Passion saya bukan disini, lalu dimana? Apa saya kurang mensyukuri...
Sudah 3 tahun saya lulus sebagai salah satu sarjana terbaik, tapi karier yang saya inginkan tak kunjung datang. Ditambah desakan orang tua yang membuat sesak, Saya ingin lari saja. Ahhh.. lihat, aku mengigau lagi.

Bisa dibilang saya kurang dalam pergaulan, sewaktu kuliah yang aku kejar hanya lah mengerjakan tugas-tugas, memperhatikan dosen, mencatat materi, belajar pada saat ada ujian. Saya lupa satu hal "Bergaul". Bergaulnya dalam arti positif. Dan hasilnya kutuai sekarang.. Selalu merasa sendiri, tak ada teman yang bisa membantu dan ditambah keuarga tidak memberi dukungan dan motivasi. Mereka malah menyudutkan saya.. Serasa ingin menangis, berteriak dan ingin sekali mengulangi masa-masa kuliah itu.

Lalu, apa yang harus kulakukan?? 
Apa ada yang salah dengan diriku? Apa saya terlalu hina dan belum pantas menerima yang baik-baik. Etahlah... disini saya masih meringkuk dengan persoalan yg masih saja sama, belum menemukan solusi. 
Mungkin saja aku terlalu hina untuk itu. 
Saya butuh setangkup semangat untuk menghadapi masalah ini. Saya tak tau, apa saya yang terlalu berlebihan meratapi masalah seperti ini atau memang masalah ini terbilangbegitu berat?? Ah.. tak tau. Tapi saya merasa masalah ini begitu menyesakkkan, sangat. 

Mungkin, saya masih butuh intropeksi diri lagi. 
Tuhan Bimbing aku, dalam setiap langkah. 

0 komentar:

Posting Komentar