Family oriented and education oriented

Selasa, 29 April 2014

R - E - S - A - H

10.24 Posted by Harna Nawir 2 comments
01.24 Wita... 
Sudah larut ternyata tapi mata masih saja melihat dengan jelas tanpa kantuk menyergap. Sebenarnya, bukan hal yang tidak biasa lagi justru hampir tiap hari akhir-akhir ini insomnia menemani malamku. Kadang, mengisinya dengan hal-hal yang bisa membuat saya melupakan resah, gunda, galau atau apapun lah yang termasuk dalam keluarga sinonim R-E-S-A-H. Misalnya, mengaji, menulis, baca novel atau bahkan menghabiskan malam hanya dengan nonton film action saja. 

Saya pembenci galau tapi terkadang jika masalah tak bisa kutapikkan maka pilihan salah satunya menjadi penikmat galau. Menikmati galau dengan cara yang berbeda, menikmati resah dengan menyibukkan diri. Saya bukan pencerita yang baik tapi tipe pendengar yang baik. Makanya, saya lebih memilih diam dan menyembunyikan masalah di balik senyum yang merekah tiap hari. Memang, bukan solusi yang baik tapi saya lebih tenang jika menceritakan masalah hanya kapada sang Maha Mendengar. Kenapa?? Karena Tuhan mengerti bahasaku, tutur kataku dan pemilihan kataku. Makanya, saya memilih tegar dihadapan mereka. 

Tak jarang saya ingin mencoba menceritakan kepada mereka, tapi lidah ini tetiba menjadi kaku. Kalimatku pun tak beraturan hingga mereka tidak mengerti inti dari pembicaraanku. Makanya, saya memilih menikmati Resah, sendiri. Saya suka berbicara dengan mereka, diskusi dan sharing tapi di luar dari masalah yang kututup rapat. 

Dalam setiap episode kehidupan pasti ada keadaan yang menuntut kita sedih, bahagia, resah ataupun ungkapan perasaan yang lain. Seperti itulah hidup, kita yang menjalani makanya kita yang harus cerdas menyetir arah kehidupan kita. Ingin berlama-lama dalam keresahan atau memilih kebahagian tanpa resah
Pernah tidak kalian merasakan?? Resah tanpa sebab atau menangis tanpa alasan?
Dan malam ini saya kembali merasakan keresahan itu sembari ditemani air mata yang aku sendiri tak bisa mencari tau darimana dan kenapa bisa??? Saya hanya bisa menerka-nerka, Mungkin karena kesedihan yang terlalu dalam tersimpan disini (hati). 
Saya sangat membenci kesedihan, apalagi jika mereka tau jika saya dalam kesedihan. Saya benci dikasihani ataupun dibujuk, makanya saya memilih tak menampakan kesedihan atau pun keresahan di hadapan mereka. Meski, kepedulian mereka sangat tulus. 
Selalu mencoba berdamai dengan resah, menikmati setiap detik, menit, jam, hari dengan potret kebahagiaan. Menikmati keramaian dengan mereka, canda dengan mereka. Sungguh ramai dalam kesepian saya. 

Jumat, 25 April 2014

"Dear Jodohku"

21.05 Posted by Harna Nawir No comments
Dear Jodohku..
Maaf, jika aku terlalu dini menuliskan sepatah kalimat untukmu
Ini tak mudah karena harus mengalahkan segala pergolakan
Hanya untuk anda
Untuk anda yang akan menjadi masa depanku kelak
Untuk anda yang namanya masih rahasia
Untuk anda yang raganya belum terlihat sama sekali
Untuk anda yang akan menjadi imamku kelak
Untuk anda yang akan kucintai setelah Rabbku
dan Untuk anda yang akan menjadi orang terkasih dalam hidupku
Apakah anda tidak keberatan? Kuharap Tidak..

Apakah anda tau, bahwa hari ini aku mengingatmu lagi
Memikirkan anda disela-sela kesibukanku
Bahkan terkadang anda menjadi kesibukanku
Sakin seringnya aku mengingat anda
Akhhhhh... Aku seperti pecandu akan hadir anda
Dear Jodohku..
Meski anda terasa dekat di hati namun tanganku belum mampu menggapai ragamu
Allah masih menyuruhku tetap disini dulu
Menunggumu dengan sikap terbaikku...

Rabu, 23 April 2014

Raih

23.01 Posted by Harna Nawir No comments
Lenyapkan segala resah di hati
Genapkan semangat tuk raih masa depan
NIkmati mimpi sembari ikhtiar
Menyaring kenangan tuk dijadikan pelajaran
Permasalahan hidup tak usah hiraukan
Orang mencercah tak usah dengarkan
Orang melihat licik tak usah lirik
Tetap berdiri kokoh dengan doa
Tetapkan di hati akan mimpimu
Gambarkan harapan itu hingga membentuk sketsa nyata
Hanya anda yang mampu membawa arus mimpi anda
Apakah akan menjadi nyata atau hanya sekedar menjadi mimpi saja.

Selasa, 22 April 2014

Kenapa masih menunda untuk ber-"Hijab" Sayang??

08.36 Posted by Harna Nawir No comments
Islam sungguh memandang wanita berbeda sebagaimana peradaban dan agam yang lain. Islam mengangkat wanita pada posisi yang tak pernah dicapai wanita dalam peradaban dan agama mana pun.
Islam datang sebagai rahmat bagi seluruh alam, berkah bagi seluruh manusia dan karunia terbaik untuk para wanita. Islam sangat menjaga kehormatan wanita yaitu dengan cara seruan berhijab. Hijab untuk apa? Berhijab bukanlah pilihan melainkan kewajiban dari Allah SWT.

Hijab yang seperti apa? Hijab adalah penutup, hijab adalah penghalang, hijab adalah tabir. Dalam hijab kita mengenal adanya jilbab, sebuah pakaian longgar, untuk para muslimah. Yang mengaku cinta pada Allah SWT. Yang kemudian ditambahi khimar atau kerudung untuk menutupi aurat wanita yang sholehah.
Hijab adalah tanda ketaatan seorang muslimah, sebagai tanda ketaatan bahwa Allah yang memelihara mereka. Sebagaimana itulah mereka memelihara diri mereka. Saat wanita tidak berhijab, mungkin banyak manusia yang memuji dan memberikan kita jempol atas kecantikan kita. Tapi ketahuilah, cantik itu hanya didepan manusia saja tapi tidak berarti di hadapan Allah.

Bagi teman-teman yang belum berhijab, yg masih ragu menutupi dirinya dengan hijab. Kenapa harus menunda lagi?. Banyak sekarang orang yang mengatakan hatinya dulu dijilbabi kemudian baru raganya. Kenapa kita tidak ubah paradigma itu, katakan “Bismillah Ya Allah saya berhijab, semoga dgn hijab ini Engkau menjadikan hamba yg sholehah dan taat kepadamu ya Allah, hamba yang selalu menjalankan perintah-perintahmu ya Allah” 

Banyak sekali orang mencari-cari alasan untuk menutupi hatinya dulu baru kemudian raganya, padahal kalau ingin menunggu seperti itu, mau sampai kapan? Karena manusia itu tempat khilaf dan salah. Kalau menunggu menghijabkan hati dulu, sampai kapan? Karena manusia terus berbuat salah.. terus berbuat salah. 

Bagi teman-teman yag belum berkeinginan berhijab, kenapa? Apakah takut tidak mendapatkan pekerjaan, ketahuilah bahwa rejeki itu tidak pernah tertukar. Tidak perlu bergantung kepada manusia, Allah telah memberikan rejeki pada setiap orang jadi jangan pernah takut akan itu. Tidak mungkin Allah mengabaikan kita, saat kita menjalankan perintahNya? 

Tidak mungkin Allah meninggalkan kita, saat kita menjalankan perintah-Nya? Justru sebaliknya. Ketika kita berjalan menuju ke araha Allah, maka Allah akan berlari menuju ke arah kita. Allah akan membantu kita. Akan ada beribu tangan yang siap membantu kita.
Bagi teman-teman yang belum berhijab, kenapa?Takut tidak cantik lagi, takut susah mendapatkan jodoh? Keahuilah bahwa laki-laki yang baik hanya untuk wanita yang baik. Dan laki-laki yang mencintai kita, tidak akan rela jika aurat kita ditonton oleh banyak lelaki.
Allah hanya ingin wanita dihargai, Allah hanya ingin menjaga kehormatan wanita. Allah sangat mencintai kita. Sakin Allah mencintai kita, Allah membuat satu surah khusus dalam Al-Qur’an yaitu Annisa, Sakin Allah mencintai kita, Allah mengatur cara berpakaian kita. Bagi teman-tema yang sudah berhijab, maka beucap syukurlah kepada Allah. Karena Allah telah memilih kita diantara ribuan wanita untuk berhijab. Hijab bukan penghias tapi pelindung.. keika kita berhijab tidak sesuai dengan aturan yang semestinya semkin kita menghilangkan esensi hijab yang semestinya karena Hijab adalah kesederhanaan. 


*Terinspirasi dari Inspirasi Iman



“Pemikir Rasa”

08.22 Posted by Harna Nawir No comments
Berpura-pura tak menghiraukan rasa
Bersandiwara dengan hati
Agar rasa ini bosan tinggal, tak dihiraukan olehku.
Membiarkan rasa terbang jauh menembus awan yang paling jauh dekat di langit biru itu.
Tak ingin menggapainya karena toh ujung-ujungnya akan lepas jua atau bahkan terlupa dengan mudah.
Tapi entah kapan ….

Tak bisa memiliki meski hati sungguh menginginkan akannya
Biarkan hati ini ikhlas menerima
Bahwa anda memang tak untuk saya
Biarlah kubuang rasa yang tak saemestinya terpatri di hati
Ku tak ingin rongga dalam rasa ini selalu merintih kesakitan
Menjadi pemikir rasa dan penikmat sakit
Namun, dimasa depan nanti akan kuceritakan pada mereka
Bahwa anda pernah meninggalkan rasa disini
Tepat di hati….

Paragraf "JODOH"

08.04 Posted by Harna Nawir 1 comment
     Jodoh kita adalah pasangan yang sudah disediakan oleh Allah bagi kita. Pasangan kita adalah karunia terindah dari Allah SWT dan orang yang tepat bersanding dengan kita. Jodoh adalah sebuah misteri yang tak bisa terkuak sebelum waktunya tiba. Misteri yang selalu saja menjadi bahan keingintahuan setiap orang. Memikirkan siapa jodoh kita terkadang membuat waktu kita terbuang sia-sia saja, tak ada gunanya. Kewajiban yang harus kita lakukan adalah membaikkan diri jika kita menginginkan jodoh yang baik, mensholehakan diri jika kita menginginkan jodoh yang sholeh, Fatimah-kan dirimu dulu jika menginginkan jodoh seperti Ali, Khadijah-kan dirimu dulu jika menginginkan jodoh seperti Nabi Muhammad SAW. Jodoh tak serta merta datangnya tanpa usaha, jodoh bukanlah sesuatu yang dapat dibeli dengan uang, jodoh bukanlah sesuatu yang dapat ditukar dengan keputusasaan tapi jodoh datang jika kita sudah siap untuk menikah menurut Allah SWT. 
     Terkadang jodoh tidak datang pada seseorang yang sangat menginginkannya tapi jodoh datang pada seseorang yang menginginkannya pada keterbiasaan sikap. Karena sejatinya gambaran kesiapan  menikah bukan dari kacamata manusia tapi dari kacamata Allah SWT. Bisa saja, kita sudah merasa siap untuk menikah dan sangat ingin menikah tapi Allah SWT belum memberikannya karena Allah SWT mengetahui sesuatu yang tidak kau ketahui sendiri dalam dirimu. Allah maha tau wahai jodohku, Allah adalah Sang Pengatur Terbaik. Makanya, jika saat ini kita belum dipertemukan tak usahlah bimbang karena mungkin saja antara aku atau kamu ada yang belum sepenuhnya siap untuk membina sebuah mahligai pernikahan.

"Kekasih-ku"

08.01 Posted by Harna Nawir No comments
Kekasihku…
Sapukan pandanganmu dengan mereka yang belum halal
Letakkan imanmu di atas nafsumu
Genggam erat memoar cintamu.
Usah kau lepaskan dulu hingga Allah menghalalkan

Kekasihku…
Hilangkan peluh dan keluhmu kala menuju  arahku
Tinggikan semangatmu kala kau tertimpa ujian saat mencariku
Anggunkan akhlakmu kala kau mengingikanku
Sertakan Allah kala kau mengingatku
Hingga Allah berkenan menjadikan kita “Sepasang kekasih” dunia dan akhirat

Paragraf "PENANTIAN"

07.59 Posted by Harna Nawir 1 comment
    Penantian ini terkadang membosankan dan terbersik kata ‘putus asa’ dalam hati namun aku selalu mencoba tegar, mengembalikan puing-puing semangat yang sempat hilang. Terjajah oleh nafsu dengan dalih menunggu. Terlalu banyak yang ingin kuceritakan nanti, kala kita dipersatukan olehNya, bercerita tentang jatuh bangunnya aku di jalan dakwah ini. Lalu, aku akan mendengarkan ceritamu dengan menawarkan senyum manisku dan saat itu engkau membalasnya dengan anggukan mesra.
      Masa penantian ini bak masa memantaskan diri, mengisinya dengan ikhtiar terbaik.
Kau tau jodohku… Menapaki masa ‘penantian’ ini tidaklah mudah, banyak cobaan yang seringkali menguji imanku. Tapi aku selalu berusaha kelak di masa depan aku bisa menjadi yang terbaik untukmu, melakukan yang terbaik dan menunggu dengan cara yang terbaik pula. Aku percaya Allah tak akan pernah mengabaikan hamba yang taat kepada-Nya.
     Kau tau, sudah banyak syair yang tercipta untukmu. Hingga dinding-dinding kamarku dipenuhi oleh tulisan-tulisan mesra untukmu. Aku seperti orang bodoh, menari-nari sendiri dengan rasa yang selalu saja sama yaitu menanti. Aku pun sebenarnya tak tau, yang aku nanti itu siapa. Namanya saja masih rahasia. Tapi yang kuyakini “Good women are for good men” itu janji Allah. Maka disini aku menantimu dengan menjaga hatiku, mendirikan tabir pertahanan dari nafsu yang ingin meraib kesucian hati ini.
     Semoga imanmu selalu terjaga, menjaga pandanganmu dan menjaga tutur katamu. Semoga Allah senantiasa menuntun langkahmu hingga langkahmu terhenti dipersimpangan, tempat aku menanti. Tenang saja, semoga Allah selalu menjaga hati kita berdua hingga kita dipersatukan oleh-Nya dalam ikatan yang halal.
Kau tau sayang…
        Aku mencoba tak berkeluh lagi tentang berapa lama lagi aku akan menunggu.Dan aku  tidak akan pernah bertanya kepada Sang Pemilik kuasa, kapan kau  datang menjemputku. Karena toh sejatinya semua sudah ada yang mengatur, semua sudah tertulis di Lauful Ma’fudz sejak jauh hari sebelum kita lahir di dunia ini.
      Aku hanya ingin hidup lebih baik lagi sembari menanti. Ingin menjadi wanita sholehah agar nantinya kau menjemputku dalam keadaan sholeh. Aku ingin menuntut ilmu agama dan berdakwah di jalan Allah agar nantinya aku tidak terbata-bata menjawab jika engkau bertanya kepadaku tentang apa yang kulakukan sebelum bertemu denganmu.
     Kau tau, paragraf ini tak mampu meluahkan suka duka dalam masa penantian. Pragraf ini juga tak mampu menguak rasa selama masa penantian dan juga takkan mampu mendikte waktu yang terlewatkan selama masa ini.
       Engkau memang masih sangat jauh, bayangmu tak terlihat sama sekali. Saat ini engkau hanya sebatas fatamorgana yang hidup dalam khayalku. Bahkan, terkadang aku dengan berani mendeskripsikan sendiri dengan membuat kesimpulan bahwa seperti inilah jodoh yang kuinginkan. Bagiku, engkau begitu sempurna dalam sketsa khayalku itu. Tapi lagi lagi, itu hanya khayalan saja, semuanya ku pasrahkan kepada-Nya. Tentang siapa namamu, dimana kau sekarang dan kapan kita dipertemukan. Yang pasti aku masih setia dan menikmati masa ini yaitu masa ‘Penantian’angan penantian ini. Aku akan menunggumu dengan cara yang sama.