Family oriented and education oriented

Kamis, 28 Agustus 2014

Perbedaan Modus dan Tulus.... (Cekidottt)

09.57 Posted by Harna Nawir 2 comments
     Modus adalah upaya seseorang untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan, tapi dengan cara yang bertele-tele dan penuh basa-basi. Modus juga termasuk trik sih, yang isinya penuh dengan kepalsuan. Misalnya nih yah, pura-pura ngajakin teman jalan-jalan, teraktir teman eh ternyata ujung-ujungnya minta nyotekkan tugas. Ada juga nih yah, yg sambil makan terus pura-pura bilang "aduh dompetku ketinggalan" padahal emang ga ada uang, terpaksa deh yang bayar temannya. Dan masih banyak lagi tingkah super basi dari para moduser..
         Para moduser paling sering menebarkan janji-janji manis dan pemberi harapan palsu. Janji inilah, itulah.. ujung-ujungnya orang yang mempercayai para moduser ini hanya bisa gigit jari deh. (Kasian..kasian..) Nah, yang paling parah moduser-moduser ini mulai memperluas kiprahnya didunia percintaan. Awalnya, yang hanya berasal dari dunia maya, lama-lama berujung pada interaksi modus dan dimodusin. Orang-orang yang mudah dimodusin adalah orang-orang yang auto-imannya mulai melemah, tidak menganalisa dengan baik dan pertahanan hatinya minim.      

      Atau kayak gini nih kasusnya, ada cowok yang modusin cewek kaya. Kata sicowok dia cinta pake banget sama sicewek apa adanya, akhirnya cewek kena jurus si moduser nih dan akhirnya mereka pacaran deh. Ternyata, yang cowok pacaran sm si cewek ini karena mau dibayarin tiap kali makan dan sicewek dengan polosnya berkata, ga apa-apa semua demi cinta. Helloow.. ga sadar kali yah kalau dia hanya dimodusin.           
       Semakin berkembangnya dunia maya, maka semakin menjadi-jadilah tindakan si moduser. Pura-pura sok kenal di facebook atau mention ditwitter lah. Ada-ada saja tingkahnya... Tersangka para tukang modus ini bukan hanya cowok loh, ada juga cewek modus. Tapi yang paling mendominasi yah tetap cowok. Biasanya, cewek yang memancing para cowok untuk melakukan tindakan modus. Entah melalui becandaan atau apalah yang bisa memancing keluarnya jurus para moduser.                  

  Ini nih ada beberapa fakta tentang pelaku moduser :                
 Fakta Pertama :

A: “Eh, kayaknya pernah lihat deh. Teman tetangga gua kan?”
B: “Kapan dan dimana ya? Maaf, tetangganya yang mana ya?”
A: “Itu si Uci, ah masa nggak kenal. Nanti saya bilang loh ama Uci kalau kamu nggak menganggap temannya”
B: *garuk – garuk kepala*
A: hmmm….atau gue salah orang kali ya, maaf ye. BTW kamu namanya siapa?(akhirnya, ujung – ujungnya minta kenalan) 

Fakta Kedua
A: “Ukhti, isi tweet – tweetmu bagus banget bisa menjadi pencerahan buatku”
B: “Alhamdulillah, syukron. Semua karena Allah”
A: “Oh iya kalau boleh, saya ingin diajari tentang agama sama ukhti maklum saya baru insyaf”
B: “Oh iya boleh akh, tapi gimana caranya?”
A: “Ukhti kasih alamatnya ya…”(intinya si akhi pengen ngapelin ukhti di rumahnya) 

Fakta Ketiga
Liat tweet hadits dan nasihat dari akun akhwat pukul 03.30
A: “Wah ukhti jam segini udah bangun pasti udah tahajud lalu ngetweet”
B: *hanya liat mention dengan senyuman*
A: “Ukh, saya susah bangun tahajud nih. Kira – kira caranya gimana ya?
B: *masih melihat mentionan dengan tersenyum*
A: “Atau kalau nggak merepotkan boleh saya minta tolong untuk di sms atau di miscalled setiap subuh ntar saya kirimkan nomor saya via DM ya”
(ujung – ujungnya pengen diperhatikan, Ikhwan Modus ke laut aja lo!)

Oh iya by the way ada yang korban modus atau pelaku modus???

  Sekarang kita bahas yang baik-baik yah, yaitu tentang tulus. Kebalikan dari modus. Tulus itu ketika seseorang berbuat sesuatu tanpa mengharapkan apa – apa, tanpa pamrih, atau dengan kata lain ikhlas melakukan sesuatu. Segala yang dilakukan oleh orang yang  tulus berasal dari lubuk hatinya yang paling dalam tanpa basa basi dan langsung to the point.           
     Zaman sekarang ini sulit bingit menemukan orang yang benar – benar tulus kepada kita.  Untuk menemukan orang yang tulus dengan kita mesti memiliki  hati yang peka untuk mendeteksi mana yang tulus mana yang modus karena sesungguhnya ketulusan itu berasal dari hati maka perlulah hati sendiri yang dapat merasakan kehadirannya.  Modus dan tulus jelaslah berbeda, ketika modus mengandalkan basa basinya yang ujung – ujungnya menginginkan sesuatu maka berbeda dengan tulus yang betul – betul yang secara langsung mengutarakan maksud hatinya tanpa mengharapkan apa – apa.          
    Di jejaring sosial, kita pun bisa menjumpai orang orang yang bersifat tulus. Misalnya, ada orang yang diajak chatting kurang basa basi dan langsung mengutarakan maksudnya. Postingan orang yang tulus disesuaikan dengan kepribadiaannya tanpa adanya pencitraan dan mengharapkan pujian. Setiap postingan bijak yang biasanya ia kirimkan tujuannya hanya untuk saling mengingatkan bukan untuk sanjungan. Bergitupula ketika dia membalas postingan orang lain penyampaiannya begitu santun dan ramah. Orang yang tulus tak pernah menggunakan ‘topeng’ untuk membuat dirinya semakin wah dan ingin dipuja.            
     Ketulusan  dapat membuahkan kebahagiaan karena segala sesuatu yang kita lakukan bukanlah yang sengaja dibuat – buat melainkan datangnya dari hati dan berharap hanya dibalas oleh illahi. Biasakan diri untuk bersifat tulus, ikhlaskan hati untuk tak mengharapkan fulus. Ketika kita memberikan hal yang baik kepada orang lain yakinlah yang akan kembali pada diri kita adalah baik pula bahkan bisa lebih itu.            
Berikut contoh orang yang tulus
:-          Mengantarkan teman yang sakit walau ia sedang sibuk dengan tugas penting lainnya
-          Membagikan makanan untuk dimakan bersama walau ia sedang kelaparan
-          Membayarkan biaya rumah sakit teman walaupun kasbon di dompet menumpuk


 Berikut pula realita seputar tulus:

Fakta 1
A: “John, gue lapar banget nih dan kebetulan lagi bokek  bisa pinjam duit lo nggak?  minggu depan gue ganti deh!”
B: “Yaelah bro, kenapa nggak bilang dari tadi, santai aja lagi, nih…” (sodorin ceppek)
A: “Thanks yo bro”(tanpa basa basi) 

Fakta 2
A: “Ukh, alamat kamu dimana?”
B: “Untuk apa akh?”
A: “Saya mau datang ke rumahmu menghadap orang tuamu bawa keluargaku untuk melamarmu”
B: *seketika kaget*(tanpa basa basi)            

 Lelaki yang benar – benar tulus mencintai seorang perempuan tidaklah ia menunjukkan sifat yang pada akhirnya akan mengajak dia bermaksiat. Lelaki yang ingin membuktikan ketulusan cintanya tidak mesti diungkapkan kepada orang yang dicintainya tapi langsung menghadap kepada wali nya dengan maksud yang jelas dan tegas. Ketulusan cinta seseorang dapat dilihat dari caranya berbicara, caranya menatap dan caranya bersikap. Lisannya tak penah keluh ketika berucap, matanya begitu teduh ketika menatap dan sikapnya begitu santun ketika berbuat. Orang yang seperti ini perlulah kita balas ketulusan cintanya meski ia tak mengharapkannya.


Referensi : Buku #CintaItu @Manjaddawajadaa

2 komentar: