Family oriented and education oriented

Selasa, 15 Desember 2015

Sekali saja

00.51 Posted by Harna Nawir No comments
Jika sekali saja kita dipertemukan kembali, aku ingin bercerita.
Sudikah kau mendengar ceritaku yang sudah mengabu karena waktu.
Sejatinya hati ingin meminta kesempatan, 
tapi lisan tak tau harus memberikan aba-aba bagaimana. 
Bagaimana harus memulai cerita lama..
Sudah banyak rasa yang tumbuh, semakin hari semakin kuat.
Kata orang-orang, waktu bisa menjadi obat dari melupakan.
Tapi, nyatanya tidak.

Lalu, aku harus menunggu sampai saatnya kita dipertemukan kembali.
Aku hanya ingin memastikan apakah perasaan ini nyata?
Setidaknya, jika aku bertemu kembali aku bisa merasakan apakah masih ada getaran atau tidak.
Rasa-rasanya, aku tak percaya diri jika kau masih memiliki rasa yang sama.
Sudah lama, sangat lama rasa itu.
Jika sekali saja kita dipertemukan, aku ingin memastikan apakah Allah menyampaikan rindu lewat doa-doa ku untukmu.

Jika Iya, semoga Allah memberikan restu.
Jika tidak, semoga aku dengan segera bisa menghapus  rasa ini.
Jika kita dipertemukan kembali

Sekali saja.. 

Apa yang kau suka dari dia?

00.50 Posted by Harna Nawir No comments
Apa yang kau suka dari dia?

Pertanyaan itu memecahkan hening, sekilas menyambar hati yang telah lama terpaut sosok akan dia. Lelaki itu menyimpan cinta yang begitu dalam untuk perempuan yang dikenalnya begitu lembut,  berparas ayu dan sederhana. 

Lalu pertanyaan itu, membangunkan dia begitu saja dan seketika diam. Lelaki itu, mengingat kembali dimana dia pertama kali mengenal gadis itu. Lelaki itu bukan tipe orang yang percaya dengan jatuh cinta pada pada pandangan pertama, bukan pula lelaki yang mudah jatuh cinta. Lelaki itu, memutar kembali gulungan ingatan-ingatannya yang tersimpan baik di hipocampus. Sampai suatu saat dia mengingat, pertama kali dia mulai menyukai gadis tersebut. Waktu itu, sosialiasi beasiswa yang diadakan oleh kampus, dia dan gadis itu ditempatkan pada tim yang sama. Gadis itu bukan perempuan yang pendiam, tapi bukan pula seorang perempuan cerewet yang berbicara tanpa manfaat. Tutur katanya selalu memberikan pencerahan bagi siapa saja yang mendengarnya.  Lelaki itu menyukai gadis itu karena kagum dengan kepribadiannya. Gadis itu selalu melakukan kebaikan-kebaikan kecil, yang sebagian besar orang mengabaikan hal kecil itu.

Intensitas pertemuan yang jarang, tidak menjadi halangan rasa itu tumbuh kian lebat. Awalnya, alasan sang lelaki menyukai dia karena kepribadian yang dimilikinya. Semakin hari, rasa cinta yang ada bukan lagi masalah baiknya kepribadian gadis itu atau pun cantiknya paras gadis itu, tapi terlebih pada alasan yang membuat hati lelaki itu semakin bahagia meski tak berjumpa.

Sampai pada satu kesimpulan, lelaki itu menjawab pertanyaan.

Apa yang kau suka dari dia?

Karena saat aku menyukai dia, aku kembali mengingat-Nya.  
Semakin aku ingin memilikinya, semakin aku ingin memperbaiki diri lagi menjadi yang lebih baik di mataNya.
Aku ingin mengingatmu saat mengingatNya, agar berkah rasa ini.
Sekarang, Aku mencintai dia karena Allah.



I'm [Not] OK

00.40 Posted by Harna Nawir No comments
Bagaimana jika sepi selalu saja memenjarakan diri dalam jiwa? 
Tanpa tahu bagaimana cara mencari celah, untuk keluar meski lamban.
Rasa-rasanya ada yang hilang dalam jiwa.
Namun, tak tahu harus menamainya apa
sejatinya bukan kehilangan utuh, tapi hanyalah sebuah  ilusi dari pikiran yang selalu mencari-cari alasan pembenaran bahwa aku benar-benar merasakan kehilangan.

Bagaimana jika terasa hampa dalam jiwa? 
Namun, tak tau bagaimana mengisi ke-hampa-an itu.
Tiba-tiba saja air mata menyertai  datangnya kehampaan,
Mencari tahu sebab alasan
Bagaimana bisa? 
Namun, tak tau harus mencari jawaban apa dan kemana.
Sungguh, aku tak mengerti jiwaku yang tiba-tiba begini. 
Seperti hilang arah..
I am not ok

Aku bohong saat berkata bahwa aku baik-baik saja, 
tapi aku juga tak tau bagaimana menyampaikan bahwa aku tak baik-baik saja sementara alasan dibaliknya pun tak jelas
Semakin hari, jiwa terasa kosong.  
Kesepian semakin meraja, mengambil alih tindak langkah. 
Rasa rapuh yang tidak akan bisa menjelma menjadi suara, mungkin hanya sebatas tulisan.
Sesaat, seperti kehilangan arah kemana nantinya aku menghadap, untuk apa dan siapa aku hidup. Lalu, mungkinkah dengan keadaan jiwa yang tak baik-baik saja mampu memberikan aku jawaban.
Tak mungkin rasa sepi dan hampa ini kubiarkan tumbuh subur yang kemudian akan menjadi bunga yang menawarkan duri dan menyebabkan luka.
Bahkan akarnya pun, takkan kubiarkan tumbuh dengan kokohnya.
Mungkinkah, penyebab jiwa yang rapuh ini adalah mengikisnya iman dalam hati.

Tuhan, sepertinya langkahku semakin jauh dari-Mu. 

Sabtu, 25 April 2015

Apa sukses terbesar dalam hidupmu?

22.54 Posted by Harna Nawir No comments
Kesuksesan merupakan pencapaian yang terukur,  bersifat relatif dan  merupakan konsekuensi  dari usaha. Setiap orang menginginkan kesuksesan dalam hidupnya, namun untuk mencapai titik puncak sebuah kesuksesan tidak semudah memecahkan piring ataupun membalikkan kedua telapak tangan. Kesuksesan butuh perjuangan yang tidak main-main, kesuksesan adalah akibat dari sebuah sebab usaha. Akan menjadi hampa hidup seseorang  jika tidak memiliki cita-cita dalam hidupnya, tujuan yang tidak jelas dan arah kehidupannya terombang-ambing. Orang seperti ini bagaikan bola yang mengapung di atas lautan luas.
Cita-cita adalah langkah awal sebuah kesuksesan, apakah kita akan meneruskan cita-cita hingga meraih kesuksesan itu atau sebaliknya. Kesuksesan adalah sebuah pilihan yang jelas.  Jelas akan sukses ataukah jelas akan tidak sukses. Pengorbanan yang kita lakukan selama bertahun-tahun akan menjadi buah yang manis jika kita telah sampai pada puncak. Setiap orang memiliki ukuran kesuksesan yang berbeda dan tak ada sukses yang besar ataupun sukses yang kecil. Hanya saja pandangan orang lain terhadap kesuksesan orang lain, yang kadang membuat pandangan tersendiri bahwa kesuksesan yang diraih oleh orang tersebut hanyalah kesuksesan kecil atau bahkan memandangnya itu bukan sebuah kesuksesan. Contohnya, mahasiswa yang bercita-cita ingin meraih IPK 3,5 dan pada saat mahasiswa ini meraih IPK yang diinginkannya maka mahasiswa ini dibilang sukses. Namun, mahasiswa yang IPKnya melebihi dari mahasiswa tersebut akan memandang bahwa mahasiswa tersebut belum sukses.  Percepatan untuk meraih kesuksesan adalah bersyukur.
Ukuran kesuksesan hanya dapat ditentukan oleh orang yang ingin meraih kesuksesan tersebut, ada yang mematok kesuksesannya terletak pada cemerlangnya karir, harta,  dan kedudukan. Dan ada juga yang mematok pada kesederhanaan hidup, memiliki banyak anak, mengecap pendidikan yang tinggi dan bermanfaat bagi orang lain. Kembali lagi, bahwa kesuksesan adalah sebuah pilihan.  Yang patut kita garis bawahi adalah kesuksesan lahir setelah adanya usaha dan doa. Kadangkala kesuksesan tidak hanya berkaitan dengan materi namun berkaitan dengan kepuasan jiwa. Jiwa-jiwa yang puas akan kehidupannya akan merasa bahwa setiap titik kehidupan yang dia lewati adalah sebuah kesuksesan. Jangan membingkai kesuksesan anda hanya dari kacamata duniawi saja, karena kecil kemungkinan kesuksesan akhirat anda akan ikut. Baliklah presepsi tersebut, kejarlah kesuksesan akhirat anda maka jiwa-jiwa anda akan tenang dan kesuksesan duniawi akan mengikutinya. 
Ketika ditanya, apa sukses terbesar dalam hidupmu? Maka saya akan menjawab bahwa kesuksesan terbesar dalam hidupku terletak pada seberapa besarnya manfaat yang dapat saya berikan untuk orang lain. Memang terdengar klasik tapi rasa-rasanya, asas kebermanfaatan merupakan impian sebagian besar orang.  Kesuksesan terletak pada proses yang layak untuk diakui pada banyak orang bukan proses yang hanya akan menghantarkan kita pada keraguan akan kemampuan diri sendiri. Meraih kesuksesan dengan menghalalkan segala proses, maka idealnya yang diraih bukanlah sebuah kesuksesan justru kegagalan. Kehidupan adalah belajar, maka untuk meraih kesuksesan hidup teruslah belajar.
  

Rabu, 22 April 2015

Malam dan Rindu

05.35 Posted by Harna Nawir No comments
5/09/2013
By Nahrul


Dikala malam berselimut gelap
Aku disini, sendiri, dan sepi
ku alunkan sebuah nada dengan gitar yang sudah kusam
Berharap angin malam kan menyampaikannya padamu

Kurindu saat dirimu hadir di sisiku
Menyelimuti hamparan hati ini akan rindu
hangatnya menusuk hingga tulang belulang
Aku menikmati waktu itu, kala bersamamu

Meski hadirmu tak lagi ada
dan bayangmu telah sirna
tapi entah kenapa hati ini selalu merasa bahwa dirimu masih disni
dan menghangatkan tubuh ini ketika dingin menyinggapi

kini malam mulai larut
bulan dan bintang pun semakin menampakkan dirinya
Rindu  pun semakin erat hingga mengenai relung hati ini
Sungguh, malam yang membawa kerinduan tentangnya.
I Miss you

Selasa, 21 April 2015

'Kemunafikan' hidup dalam kehidupan

09.07 Posted by Harna Nawir No comments
Ada yang memuji sembari menghujat
Ada yang berkata baik setelah berkata buruk
Ada yang menjatuhkan setelah melangitkan
Ada yang memeluk setelah menampar
Ada yang melepaskan setelah menarik
dan sebaliknya, bisa terjadi.

Kemunafikan kian merajalela
Menelusuk ke hati yang sakit
Enggan melihat kebahagian lain
Menapikkan kebenaran
Kebencian menggerogoti hati
Naluri diabaikan
Iri ditinggikan
Kepalsuan dijadikan biasa
Keber-pura-an dijadikan tindak
Berkata iya setelah berkata tidak atau berkata tidak setelah berkata iya
'kemunafikan' hidup dalam kehidupan


Sabtu, 18 April 2015

Apakah sedih sepelik ini?

08.00 Posted by Harna Nawir No comments
Ada bahagia yang sulit tuk diungkapkan dan dibagi
Pun ada sedih yang sulit tuk digambarkan dengan kata
Terlebih jika sedih itu terlalu dalam
Aku bukan pemeluk luka dan penikmat sedih
namun sedih selalu saja memelukku erat
Enggan melepaskan dan menampakkan diri dengan air mata
Menamai dirinya sebagai manifestasi luka

Tuhan..
Apakah sedih sepelik  ini?
Ada rasa yang selalu saja berkecamuk, merintih dan merontah ingin keluar dari sarangnya.
Ini akumulasi rasa yang tertahan
Komposisi sepi dan luka
Sepi yang selalu saja menekan luka
Hingga luka terasa sangat sakit

Sejatinya hati ingin melepaskan duka dan merengkuh suka
Seperti gelap yang menginginkan cahaya
Seperti lilin yang membutuhkan api untuk hidup
Aku mengeluh lagi Tuhan..
Maafkan!!!




Rabu, 04 Maret 2015

Paragraf 6

22.39 Posted by Harna Nawir No comments
   Teduhnya angin sepoi hanya sampai raga, tak menelusuk hingga ke jiwa yang semakin hari semakin hampa. Entah apa yang terjadi pada jiwa ini, kering kerontang bak belukar di bawah terik matahari. Terbakar karena panasnya tak sanggup tertahan oleh jiwanya sendiri. Bagaimana mungkin raga baik-baik saja sementara jiwa merana. Bagaimana mungkin raga menari dan menebar tawa kecil sementara jiwa tertatih. Apalah daya jika itu terjadi, hanya mampu menikmati dengan keber-pura-an bahwa jiwa baik-baik saja disini, dengan balutan raga yang kelihatannya baik-baik saja.  


Cinta Pertama

22.24 Posted by Harna Nawir No comments
Aku merasa ada yang hilang
Tanpa tau apa yang sudah aku temukan
Aku merasa menemukan
Tanpa tau apa yang aku cari
dan aku masih seperti mencari
Tanpa tau apa yang sudah hilang

Seseorang yang kita pikir adalah milik kita
ternyata bukan benar-benar milik kita
kita memiliki hatinya dan cintanya
tapi kita tidak pernah memiliki jalan hidupnya

Setiap manusia memiliki ruang kosong di hatinya
ketika seseorang datang..
dan kita berpikir bahwa dia yang mengisi ruang kosong itu
sebenarnya dia hanya berdiri di depan pintu
dan menyamarkan ruang kosong itu
ruang kosong di hati kita tetap ada
dan tidak akan pernah benar-benar terisi

Manusia memiliki mimpi
ada yang mengejar dan meuwujudkannya
ada yang mundur dan membuangnya
ada pula yang diam dan hanya menyimpannya disepanjang sisa hidunya
dan aku akan menjadi manusia yang terakhir itu.

(Film Cinta Pertama, 2006)

Minggu, 01 Maret 2015

Ibu... Ayah...

10.21 Posted by Harna Nawir No comments
Lega rasanya bisa menumpahkan rindu melalui doa
Juga tak jarang melalui air mata
Sekilas bahagia, tak sedikit sedih
Ternyata rindu benar-benar di hati
Menguasai jiwaku pun ragaku
Ingin mengelak atau berhenti tapi ternyata sia-sia
Semakin menjadi-jadi malah..

Ibu.. ibu...ibu.. Ayah...
Aku merindukan kalian dengan segala rinduku
Jika tangan ini tak mampu menyentuh kalian
Biarkan lisan dan doa jadi penyambungnya
Ibu ... Ayah..

“Kami baik-baik saja, nak” kata kalian
Tapi entah kenapa, aku memikirkan yang lain tentang kalian.
Semacam firasat..
Mungkinkah kalimat itu hanya senjata untuk mengelabui aku, disini.
Agar aku tak khawatir
Agar aku bisa fokus dalam study ku
Lagi.. lagi... aku khawatir tentang kalian disana
atau firasat ini hanya lah buah dari yang namanya pohon rindu
aku merindukan kalian, sungguh.

Ibu.. ayah..
Aku yakin kalian merindukanku dengan segala cinta yang kalian miliki
Aku yakin malam ini kalian juga memikirkanku dengan segala bentuk kekhawatiranmu

Ibu.. Ayah..
Malam ini aku tak bisa menahan air mata kerinduan
Biarkan aku menikmati rindu dengan segala upayaku
Aku merindukan kalian...





Bangkok, 1 Maret 2015
01.20 am