Family oriented and education oriented

Senin, 22 Juli 2013

Jomblo ~Nikah = Trending Topik

10.39 Posted by Harna Nawir No comments
Always.. Always and Always
Berbicara tentang pernikahan, takkan pernah ada  habisnya. Selalu saja ceritanya jadi panjang, entah pembicaraannya mulai dari hal-hal yang sepele pasti ujung-ujungnya tentang nikah lagi. Benar nggak?? Bahkan, sekarang mulai bermunculan pakar-pakar cinta di dunia maya. Membahas tentang jomblo, bagaimana menjadi jomblo mulia hingga sampai ke jenjang pernikahan. Pasti semua sudah pernah baca kan??

Proud sih buat mereka yang ingin menjadi inpirator buat para pemuda dan pemudi yang sekarang lagi dimadu asmara. Membuat perubahan dan mengispirasi banyak orang, meski lewat dunia maya. Entah twitter, facebook ataupun blog dan bahan bacaan lainnya.

Pertanyaannya, kok semua pada semangat yah klw bahas tentang jodoh/nikah??
Nikah itu ibarat sebuah kado istimewa dari Allah SWT yang ditunggu-tunggu oleh para jombloers.. Ayo ngaku?? Hehehe..

Jodoh itu misterius.. ada sebuah kisah nyata dari teman saya.
Sebut saja Rini, dia pernah pacaran selama 9 tahun. Bukan waku yang singkat kan? Nah, orang tua mereka sudah saling kenal bahkan tidak hanya sesekali mereka merencanakan untuk menikah. Tapi karena mereka masih kuliah, jadi pernikahannya ditunda dulu dengan alasan si cowok belum mapan. Alasan klasik.. hari berganti hari dan tahun berganti tahun, hubungan mereka semakin deket. Tapi takdir berkata lain, belum selesai kuliah si cewek udah dilamar. Dengan penuh pertimbangan, akhirnya si cewek menerima lamaran dari orang itu. Hubungan yang dibina selama 9 tahun, selasai begitu saja. Musnah.. hancur..

Kisahnya pun sudah tutup buku. Akhirnya cewek itu menikah dengan cowok yang datang melamar itu..
Rini pernah cerita, suaminya itu adalah salah satu temannya yang sudah dianggap sebagai kakak sendiri dan dia tidak pernah menyangka bakal berjodoh dengan orang itu. Jodoh datanganya tidak disangka-sangaka, hanya Allah yang tau. Siapa tau jodoh anda teman TK, teman SD, tetangga, teman SMP, SMA atau teman kuliah anda?? Hanya Allah yang tau.. atau keluarga anda sendiri?? :D
Mereka pun bahagia hidup bahagia, meski tidak pernah pacaran sebelumnya. Pernah suatu hari, saya bertanya dengan Rini. “Rin, enak yah udah nikah??” Dia menjawab dengan seulas senyum malu “Nikmat, cepetan nyusul yah”, kemudian dia memegang pundakku dan berkata “jika saya tau sebelumnya, bahwa nikah senikmat ini, saya tidak akan pernah pacaran. Saya nyesel udah pernah pacaran”.. dan saya menjawab “Makanya saya tidak ingin pacaran”..

Nah, bagaimana pemirsa? Sebenarx apa untungnya sih pacaran? Mending jadi jomblo mulia.. terhormat sepanjang masa.. tapi jangan jomblo seumur hidup yah, RUGI. Hhehe
Pacaran bertahun-tahun, katanya sebagai ajang perkenalan. Bahkan ada yang tidak mau pacaran, tapi ta’aruf. Ta’rufnya bertahun-tahun. Aduh, mas bro dan mba bro, perbanyak baca buku tentang ta’aruf yah. Kasihan, pahamnya dangkal.

Pernikahan selalu menjadi makanan empuk dikalangan pemuda dan pemudi yang sedang mencari pendamping hidup. Wajar-wajar saja, selama masih dalam taraf kenormalan saja.

“Nikah itu berkah” kata orang-orang yang udah nikah..
Memang  benar yah?? Hhehe..

STOP Pacaran, jadi jomblo saja. Nggak perlu malu jadi jomblo, justru bangga donk jadi jomblo. Mempertahankan kehormatan dan menjauhi kemaksiatan.. Yang masih pacaran, pada mikir nih.
Udah.. ga usah mikir panjang. Putusin aja, detik ini. Saya bantu deh, tapi lewat doa saja yah. :D
Supaya kuantitas jomblo semakin bertambah.. cari teman ceritanya. Hhehe

Pernah perhatikan tidak di dunia maya, misalnya saja ditwitter kalau ada tweet tentang jodoh. Pasti yang RT, buanyyak banget. Apalagi di FB, yang koment membludak dibanding status selain jodoh. Memang trending topik yah..

Mending begitu , melampiaskan isi hati lewat status dan tweet2. Daripada pelampiasannya yang aneh-aneh, pacaran misalnya. Statusnya juga bisa menginsipirasi untuk para jomblo2 yang lain. Bagaimana membingkai cinta itu dengan halal, kalau belum bisa nikah. Mending diem aja, cinta dalam diam. Pendam di hati.. atau curhat sama Allah. InsyaAllah akan bernilai ibadah.. 


Jumat, 19 Juli 2013

Sebuah kata "CINTA"

23.53 Posted by Harna Nawir No comments
“ Jangan kau kira cinta datang dari keakraban dan pendekatan yang tekun. Cinta adalah putra dari kecocokan jiwa. Dan jikalau itu tiada, cinta takkan pernah tercipta dalam
hitungan tahun bahkan millenia”
-Kahlil Gibran-

Begitulah cinta, takkan datang dari pendekatan yang tekun. Kalimat itu diuntaikan oleh kahlil Gibran, seorang pujangga yang terkenal mahsyur dengan kalimat cintanya. Jika ditelaah dengan hati dan pikiran memang benar, berbicara tentang cinta berbicara mengenai kecocokan dua jiwa, yang saling terpaut karena ada chemistry diantara keduanya.

Cinta, sebuah kata yang sederhana. Tapi sarat akan makna, penuh khidmat. Jiwa yang merasakannya akan merasa nyaman. Cinta datang dengan menawarkan ketentraman dan kesejukan bagi si empunya, memadamkan amarah dan menyurutkan kecewa.  Ia seperti langkah awal untuk membangun sebuah istana di singgasana hati.

Sepasang suami istri hubungannya akan langgeng jika cinta itu selalu bersemayam di hati mereka. Pertanyaannya, bagaimana jika cinta itu ada dan belum ada ikatan yang sah? Maka aku jawab, cinta adalah anugrah. Siapa saja bisa merasakannya, tapi jika belum halal, cukup dalam diam saja.

Berdoa “Ya Allah, jika dia terbaik bagi agamaku, duniaku dan akhiratku. Tolong pertemukan kami dalam bingkai yang halal. Tapi jika dia orang yang bakal meruntuhkan agamaku dan menyengsarakan akhiratku, tolong jauhkan hamba dengan cara-Mu”


Setiap insan, menginginkan jodonya adalah orang yang dicintainya, tapi bagaimana kalau bukan orang yang kita cintai jodoh kita? Bagaimana jika jodoh kita, orang baru dalam kehidupan kita? Ingat, cinta tidak datang dari keakraban dan pendekatan yang tekun, Cinta adalah putra dari kecocokan jiwa. Allah telah mencocokan jiwamu dengan jodohmu itu, percayalah. Allah Tau yang terbaik untuk hamba-Nya.. 

Bahkan Bidadari cemburu Padamu

23.23 Posted by Harna Nawir No comments
Bahkan bidadari cemburu padamu. Kok bisa? Bagaimana caranya? Apa mungkin? Pertanyaan seperti itu sering kali menggerogoti pikiran, bertanya dengan penuh keraguan. Tidak masalah, itu sah-sah saja. Sebagai muslimah yang penuh dengan rasa keingintahuan, tapi ada baiknya keingintahuan itu disertai dengan usaha untuk menjadi tahu. Sekarang, kuantitas wanita jauh lebih banyak dibanding pria, tapi apakah semua kaum wanita itu tahu bahwa dirinya sangatlah istimewa bukan kaum yang termarginalkan.

Oke.. kembali ke topik pembahasan. Bahkan bidadari cemburu padamu...

Dari ummu Salamah radhiyallahu’anha, ia berkata, “Saya bertanya, ‘Wahai Rasulullah, manakah yang lebih utama, kaum wanita dunia ataukah bidadari yang bermata jeli?”

Rasulullah menjawab, “Wanita-wanita dunia lebih utama daripada bidadari-bidadari yang bermata jeli, seperti kelebihan apa yang tampak daripada apa yang tidak tampak
Saya bertanya “Karena apa wanita dunia lebih utama daripada mereka?”

Beliau Menjawab, “Karena shalat mereka, puasa dan ibadah mereka kepada Allah. Allah meletakkan cahaya di wajah mereka, tubuh mereka adalah kain sutra, kulitnya putih bersih, pakaiannya berwarna hijau, perhiasannya kekuning-kuningan, sanggulnya mutiara dan sisirnya terbuat dari emas. Mereka berkata, “kami hidup abadi dan tidak mati, kami lemah lembut dan tidak jahat sama sekali, kami selalu mendampingi dan tidak beranjak sama sekali, kami ridha dan tidak pernah bersungut-sungut sama sekali. Berbahagialah orang yang memiliki kami dan kami memilikinya,” (HR. Ath-Thabrani)

Saudariku, kita punya peluang yang terbuka lebar untuk membuat para bidadari surga cemburu dengan kita. Cemburu dengan amalan kita, cemburu dengan iman dan takwa kita yang tak pernah surut. Lalu, apa yang membuatmu masih ragu? Bukankah, sudah nyata bahwa kaum kita lebih mulia..
Lalu, kenapa masih diam saja. Tak melakukan apapun, apa kalian ingin seperti itu selamanya. Jauh dari-Nya dan  tak pernah melantunkan dizikir untuk-Nya.. Apa kalian ingin seperti itu? Renungilah saudariku.. pikirkan baik-baik.

Gunakan hijab syar’i, anggunkan akhlakmu, perbanyak amalanmu, dan tinggikan iman dan takwamu. Agar bidadari surga itu cemburu.. sebenarnya Apa yang menghalangi gerakmu?
Apakah kamu takut dikucilkan karena hijabmu, takut tak dianggap gaul, takut sulit mendapatkan jodoh, takut dikatakan ketinggalan zaman. Takut ini dan takut itu..

Jangan karena ketakutan semu itu, membuat kita jauh dari kategori muslimah sholehah. Ketahuilah, bahwa ketakutan-ketakutan seperi itu hanya akan melemahkan iman, menjauhkan diri dari hidayah-Nya.


Go action.. nggak perlu berpikir aneh-aneh, raih gelar sebagai muslimah sholehah. Cara kita membuat bidadari cemburu adalah dengan mengabdikan sisa hidup kita sesuai dengan apa yang dituntunkan oleh Allah dan Rasulullah SAW. 


Harapan

22.10 Posted by Harna Nawir No comments
Indah senja mulai terpancar, menerawang jauh hingga hati pun ikut berwarna.
Aku tau ini ciptaan-Mu dan aku mengaguminya.  
Semburat cahaya membias merah, tersenyum menawan mengulur cinta.
Senja cerah jatuh di pantai, nan indah.
Sebilah harap ada di sudut sana, berharap kasih datang menjemput indah di sanubari.
Mereguk persoalan di cekung-cekung hati, menyapu bersih masalah yang terhempit di dada.

Harapan yang tak kunjung usai
Masih utuh dan tak tersentuh dengan keputusasaan
Berdiri kokoh.. menanti nyata kan menyapa
Membasuh wajah yang semakin hari semakin cekung
Mengusap mata yang mulai berkaca
Menegakkan kembali kedua kaki yang mulai lumpuh
Menguatkan tangan untuk meraih harap yang nyaris menjadi nyata

Ini sebuah harap
Sebuah kekuatan yang maha dahsyat
Menembus ruang logika
Keyakinan kepada Allah tak membuat jera untuk berharap
Suatu saat nanti, masalah  kan terganti dengan tawa.
Harap kan terganti dengan nyata.




Dedicated For Maman

11.44 Posted by Harna Nawir No comments
Sebenarnya, sudah dari dulu saya ingin menuliskan biografi tentang manusia yang satu ini. hmm... bukan biografi sih, lebih tepatnya cerita tentang dia. Jreng.. jrengg.. penasaran kan!!!  Orangnya sih biasa saja, bahkan jika dilihat dari fisik, ga ada nilai plusnya. Hehhe.. #Pissmament

Ohh. .. Lupa, dia sedikit manis kok. Aduh, tapi sayang itu tinggi badan harus ditambah lagi yah. Kan cowok, jadi harus lebih tinggi. 

Pertama ketemu, di kantor PPPA Daarul Qur’an Makassar. Pertama kali saya menginjakkan kaki disana, berkenalan dengan orang-orang disana dan salah satunya adek maman. Waktu awal kenalan, aku kira dia masih anak SMP. Sumpah, serius!! Ternyata sudah kuliah, angkatan 2011. Wah.. wah.. ternyata face bisa menipu yah.

Teman-teman disana suka manggil dia ManjaddaWajada, aku kan yang masih baru-barunya bingung kok dia dipanggil manjaddawajada yah.. seiring berjalannya waktu, hari berganti hari. Aku mulai kenal dengan dia, salah satu adek favorit aku di Di PPPA Daqu Makassar. Dia suka bantuin kerjaan saya, sedikit meringankan beban sebagai sekretaris panitia saat itu.

Akhinya, aku bertanya kepada salah satu teman, kok maman sering dipanggil manjaddawajada yah? Dengan muka penasaran nih ceritanya... dan ternyata maman itu admin dari akun besar @manjaddawajada ditwitter dan sudah ada bukunya pula, karyanya sendiri. Yang judulnya “Aku Jomblo untuk Sang Jodoh”, buku ini recommended deh, buar para jomblowan sejagad raya, se Indonesia.
Siapa yang ga heran, seorang anak kecil sudah punya buku sendiri. Wah.. impian aku tuh. Proud Of U.. 


Ayoo.. tebak, kira2 itu foto siapa yah??

Kayak cewek yah.. itu foto kecilnya @akhi_Rahman (Sapaan ditwiiter). Hihihi.. lucukan?? Foto itu, aku ambil waktu nginap di rumahnya yang super duper jauh, penuh perjuangan dan penuh laka-liku. 
Aku japret aja tuh foto yang terpampan nyata di ruang tamunya. 


Wah.. kalau ini sih versi yang sekarang. Gimana pendapat kalian??? Cakepkan..

Ukuran tubuhnya, boleh saja kecil tapi visinya luar biasa bessaarrrr. 
Dengan label “Presiden Manjaddawajada” dia membawahi beberapa jenderal di seluruh Indonesia. Umurnya dibawah saya, tapi kualitas otaknya ga perlu dipertanyakan lagi.

Seorang pemuda yang memiliki visi dan misi untuk Islam, demi jalannya dakwah. Seorang pemuda yang visioner, mandiri, memiliki integritas yang tinggi. Mampu beradaptasi dengan siapa saja, membawa diri dengan suasana yang dihadapainya. Sekali lagi "Proud Of U"


Selain itu, dia juga seorang insiprator #JOSS. Menginsiprasi para pemuda, agar mampu menempatkan cinta sesuai dengan tempat dan porsinya. Dia bahkan pernah membawakan materi Anti Virus Galau di Jakarta. Keren kan...

Mudah-mudahan, apa yang maman capai saat ini takkan membuat dirimu berhenti untuk selalu dan selalu belajar. Menciptakan ide-ide yang dapat menginspirasi banyak orang. Membuat orang tuamu menangis karena haru dan bangga atas prestasimu. Go success, Go istiqomah..


Apa Kabar Novelku??

10.11 Posted by Harna Nawir No comments
Bagaimana kabarmu? Apa ceritamu sudah usai..
Apa ceritamu sudah sempurna..
Aku sibuk, hingga tak ada waktu lagi untuk melanjutkan kisahmu.
Komitmen yang sudah kita buat, sudah teringkari.
Waktu perjanjianpun  sudah terlewati.
Sudah 2 bulan.
Akkhhh.. aku terlalu sibuk dengan ini dan itu.

Aku masih ingin mencari ide cerita, untuk melanjutkan kisahmu.
Tenang saja,  kau adalah salah satu inginku saat ini.
Tenang saja, karena ceritamu akan sesempurna penantianmu.
Tenang saja, jika aku sudah tidak sibuk lagi, aku pasti akan melirikmu kembali.
Aku lupa, sudah sampai mana aku menuai cerita di dalam lembaranmu
Apa sudah sampai 50 halaman, 100 halaman??
Aku benar-benar lupa.


Ungkapan Rasa

10.02 Posted by Harna Nawir No comments
Cahaya siang tak terlihat lagi
Sudah tereguk, tak tersisa sedikit pun dimakan oleh sang Raja gelap.
Sudah malam ternyata
Mata masih saja seperti siang tadi
Hati pun masih seperti siang tadi

Kecewa.. ingin berteriak.
Tapi apa tak mengganggu orang-orang yang sudah terlelap.
Ah.. ini rasa yang hanya hinggap di hati.
Yah.. harap hanya sementara

Aku ingin marah, tapi lidah ini kaku.
Diam adalah senjata terampuh saat ini.
Tapi, apa harus selalu seperti ini?
Ini hati, seiring waktu kan luka.
Mereguk hingga ke cekung-cekung paling terdalam

Sebesar apapun kemarahan, kekecewaan dan kegundahan
Tak kan bisa membuatnya sadar, masih saja selalu seperti itu.
Dia benar-benar tak menyadari, hati ini luka akannya.
Aku ingin bercerita kepada Sang Pemilik Siang dan Malam
Menceritakan keluh kesahku tentang kecewa dan amarah yang semakin memuncak ini.
Bercerita tentang, bagaimana aku bertahan.
Bagaimana besar kecewa disini
Bagimana peluh dan sakit yang selalu tergoreskan
Bagaimana air mata yang selalu tak tertahankan
Bagaimana tentang kesedihan di dalam dada yang selalu ingin mencoba menjelma menjadi dendam
Astagfirullah.. Astagfirullah... 
Aku ingin menceritakan semuanya
Semuanya... 
Tak menyisakan cerita sedikitpun
Hingga amarah dalam hati terpadamkan
Ini hanya sebuah untain doa dipenghujung malam
Dari seseorang yang selalu ingin mencoba untuk tegar



Keinginan Anak VS Keinginan Orang Tua

09.39 Posted by Harna Nawir No comments
Masalah seperti ini, selalu saja terjadi. Antara keinginan anak dengan keinginan orang tua. Saat anak ingin menjadi seperti itu, justru keinginan orang tua ingin anaknya menjadi seperti ini. Orang tua tak dapat disalahkan sepenuhnya. Orang tua dengan penuh pertimbangan, hingga apa yang akan dijalani oleh anaknya harus sesuai dengan keinginannya. Kata orang-orang  “Orang tua seperti itu merampok hak anak”.  Apa benar seperti itu?

Bahkan, dalam hal perjodohan orang tua punya andil yang sangat besar untuk memilih pasangan anaknya. Bukan sedikit anak, yang mengeluh tentang  itu. Tapi cobalah berpikir positif, orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya, baik dalam hal karir maupun jodoh.

Tidakkah kita mencoba mengingat masa lalu, tentang bagaimana kita diasuh oleh orang tua kita.
Bagaimana pengorbanan mereka. Saat keringatnya harus bercucuran demi sesuap nasi untuk kita. Cobalah, mengingat semua itu.

Permintaannya bukan hal diluar kewajaran, masih wajar-wajar saja kok selama belum keluar dari kaidah-kaidah islam. Aku ingin seperti ibuku dan ayahku, sesuai keinginannya. Mencoba meleburkan antara keinginanku dan keinginanya. Mencoba mengikhlaskan cita-citaku, demi keinginannya.

Aku sangat tahu, bahwa dengan itu akan sangat membahagiakannya. Bukankan seorang anak harus patuh kepada orang tua?? Pertanyaan klasik bukan?? Semua orang sudah dapat menjawabnya..

Bahagiakan orang tua kita,  cintai dia tapi tak melebihi cinta kita kepada Sang Pemilik makhluk. 




Apa yang Menghubungkan Kita dengan Orang lain??

09.25 Posted by Harna Nawir No comments
Rasa memiliki tujuan yang kuat, harapan yang tinggi, iman yang teguh, cinta pada diri sendiri, sikap positif, keberanian, kegigihan, dan kemampuan berubah bisa menghantarmu berjalan jauh, tetapi tidak ada orang yang bisa berhasil sendirian. Jelas, kemampuanku mengurus diri sendiri adalah suatu hal yang berharga. Berupaya keras memenuhi segalah kebutuhan.. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa bantuan orang lain sangat diutuhkan. Semua orang butuh bantuan orang lain..

Kita butuh sebuah hubungan yang supportif. Kita semua perlu bekerja dengan semangat kekeluargaan. Untuk bisa melakukannya secara efektif, kita harus berusaha dipercaya dan membuktikan diri layak dipercaya. Kita harus paham sebagian besar orang secara naluriah bertindah atas dorongan  kepentingan sendiri, tetapi jika kau tunjukkan kepada mereka bahwa kau peduli terhadap mereka dan berperan dalam keberhasilan mereka, kebanyakan akan melakukan hal serupa untukmu.  




Yuukk.. Perbanyak Syukur.

09.16 Posted by Harna Nawir No comments
Ini awal Ramadhan.. bulan yang sangat suci, penuh berkah dan semua kebaikan yang kita lakukan akan dilipatgandakan oleh-Nya. Lihat, betapa sayangnya Allah kepada kita.
Menciptakan sebuah bulan, dimana kita bisa bermunajat kepada-Nya, memohon ampunan-Nya dan memohon petunjuk-Nya. Tak segan-segan Allah mengabulkan-Nya karena Allah Sang Maha Pemurah.

Apa yang mesti diragukan? Apa yang membuat kita masih enggan bersyukur? Masih enggan memujinya? Padahal sudah sangat nyata, Allah sangat mencintai kita dengan kasih-Nya yang tak terbatas.

Teringat sebuah cerita, sebuah percakapan antara seorang anak muda dan penjual baroncong yang sudah tua.

Pemuda itu bertanya kepada kakek penjual baroncong.
“Kek, bagaimana cara kakek bersyukur sedangkan kakek hanya seorang penjual baroncong yang kadang satu hari sepi pembeli”

Kakek itu kembali bertanya.
“Nak, kenapa bertanya seperti itu?”

Lalu, pemuda itu menjawab “Aku penasaran, bagaimana cara kakek bersyukur memuji-Nya”

Lalu kakek itu menjawab dengan tata kata yang pelan namun bersahaja.
“Nak, saya selalu bersyukur di setiap saya Shalat. Setiap shalat dhuhur saya bersyukur karena masih diberi umur sampai waktu dhuhur, ketika shalat ashar saya berdoa dan memanjatkan syukur kepada Allah karena masih diberi umur hingga memasuki waktu shalat Ashar, dan begitu seterusnya. Setiap waktu saya selalu bersyukur”

Pemuda itu, kemuadian termangu mendengar jawaban dari sang kakek tua itu. Jawaban yang tidak disangka-sangka.

Pelajaran dari cerita tersebut bahwa setiap detik, menit, jam kita semestinya bersyukur karna masih diberikan kesehatan, hingga kita masih bisa beribadah. Mensyukuri nikmat umur yang telah Allah berikan..

Subhanallah, Walhamdulillah... Allahu’Akbar

Life Without Limits

08.56 Posted by Harna Nawir No comments
Ini ruang..  tapi  tak terbatas dan tak dibatasi
Ini kekuatan.. kekuatan untuk menjadi the winner  bukan the loser
Ini niat.. niat yang kokoh, berperangai dan bertameng
Harapan yang begitu kuat sehingga tak akan luntur hanya karena perkataan orang-orang dengki di luar sana.. 
Karena Iman dan takwaku kepada Allah
Aku melihat peluang yang tak terbatas
Life without limit

Rasa cinta yang terbangun, dari buaian kasih Sang Pemilik Cinta
Ini karunia.. ini hidup yang harus dijalani dengan sikap yang berkualitas
Jiwa yang berani
Kemauan untuk berubah dan hati penuh keyakinan akan-Nya
Ini nikmat..
Aku ingin menertawakan kehidupan
Aku ingin kreatifitasku tak terbatasi karena tembok yang ada di depan sana
Aku katakan “tembok itu tak sebanding dengan kekuatan Allah”
Ketika aku menyerah mengejar impianku, sama halnya aku memenjarakan kekuatan Allah. Memadamkan potensi ciptaan-Nya.

Tanamkan dalam hati bahwa Allah menciptakan kita dengan sebuah tujuan.
Kehidupan kita tak bisa dibatasi
Sama halnya cinta Allah tak bisa dipadamkan dan tak terbatas.
Aku tak dapat menepuk pundakku dengan tanganku sendiri, tapi aku punya cinta Allah yang selalu menentramkan jiwa, merasuk hingga hati yang terdalam
Sungguh tak  ada bandingan-Nya.

Ketika lelah menggerogoti badan
Ketika keputusasaan menghantui optimisme yang terbangun
Ketika ketidakpekaan menggoresi hati
Dan ketika kualitas iman mulai goyah
Aku kembali bersimpuh sujud kepada-Mu
Memohon agar Engkau mengokohkan kembali keyakinanku
Jadikan harapan ini menjadi sebuah kukuatan, semakin kuat dan lebih kuat lagi.
karena harapan adalah suatu katalis. Dapat menyingkirkan halangan yang bahkan kelihatannya mustahil digerakkan.
Aku percaya itu.. karena aku meyakini dengan cinta-Mu tak ada yang mustahil.
Hidup tanpa batas seperti cinta-Mu yang tak terbatas..



Mungkin Lewat Mimpi

08.55 Posted by Harna Nawir No comments
Sembah sujud kepada-Mu sang pemilih hati
Membolak-balikan hati setiap insan, menerangi jiwa setiap makhluk yang dikehendaki dan menggelapkan jiwa yang dikehendaki pula.
Sebuah kesyukuran yang tak terhingga, selalu kupanjatkan Untuk-Mu ya Allah
Dzikir untuk-Mu dan Kekasih-Mu baginda Rasulullah SAW.

Anugrah, nikmat dan Hidayah yang senantiasa Engkau berikan di setiap hamba-Mu yang bersyukur.
Maka tak henti-hentinya Aku bersyukur, memuji keagungan-Mu, ciptaan-Mu yang Sungguh tiada tandingan-Nya.
Engkau memberikan hidayah kepada hamba dengan cara yang tak disangka-sangka.

Seperti halnya aku, manusia dengan keterbiasaan dan ketidaksempurnaan.
Aku tau itu dan sepenuh menyadarinya.
Mungkin lewat mimpi
Aku tersadar bahwa level hidupku tak pernah meningkat, begitu saja setiap menit, hari, bulan bahkan setiap tahun tak ada perubahan.

Ketika aku berdoa “Ya Allah kumpulkan aku dengan orang-orang yang Engkau Cintai”, setiap selesai shalat, tak henti-hentinya aku memanjatkan doa yang sama.
Ilmuku tentang agama-Mu masih sangat kurang, aku malu kepada-Mu.
Ibadahku selama ini takkan mampu menutupi nikmat yang Engkau berikan.
Aku iri dengan orang-orang di luar sana, yang tak pernah bosan memuji-Mu di setiap hela nafas mereka. Sedangkan aku???

Ya Allah aku malu, sungguh aku malu.
Dengan hijabku yang masih tak karuan, tak menutupi hingga dadaku seperi perintah-Mu yang nyata dalam Al-Qur’an.
Ya Allah.. maafkan aku, kebodohanku, keterlambatanku menyadari kesalahanku.
Hijabku masih sering kuselempangkan kanan dan kiri
Ya Allah aku hina.. Usia ku di dunia semakin berkurang, sementara amalanku masih sangat minim.
Ya Allah aku ingin meraih Jannah-Mu, tapi apa amalanku mampu menukarnya???
Jadikan ceritaku itu, sebuah masa lalu. Cukup jadi masa lalu dan perlahan akan memudar..

Masih teringat jelas tentang mimpi itu..
Aku melihat diriku, mendatangi sebuah toko yang menjual jilbab dan kerudung.
Awalnya, saya hanya membeli kerudung seperti biasa yang aku kenakan.
Sesampai di rumah, aku kenakan jilbab dan kerudung itu, tapi malah tidak seperti yang aku pilih.
Kerudungnya kok panjang?? Dan jilbabnya??
Aku bercermin, ya Allah sungguh cantik ketika hijab syar’i ini aku kenakan.

Mimpiku hanya itu, tapi aku selalu memikirkannya.
Awal bangun, sampai seharian penuh.
Hari itu, saya mendatangi majelis ilmu dan seorang ikhwan yang kukenal tiba-tiba menegurku dengan sopan  “Kerudungnya masih perlu dipanjangin, belum syar’i”.
Ya Allah.. kata-kata itu sangat sederhana tapi sungguh membuat aku malu sebagai seorang wanita.

Dimana kesadaranku selama ini?? Apa kesadaran itu masih terbungkus dengan gengsi dan gaya hidup saat ini?
Aku ingin menjadi seorang muslimah, yang hijabnya terjaga.

Parasnya indah, buka karena kosmetik yang menutupi naturalnya wajah. Bukan karena perwatan mahal yang mebuat wajahnya indah. Tapi karena aura kesalehan memancara dari dalam, inner beauty. Kecantikan yang hadir dari dalam diri. Wajahnya cerah karena wudhu senantiasa membasahi wajahnya. Matanya indah karena tak pernah menyaksikan yang dilarang oleh Allah. Bibirnya indah karena tak pernah mengucap kata-kata yang menyakitkan. Raganya indah karena tak pernah terlihat auratnya di hadapan bukan mahramnya. Kerudungnya menjulur hingga menutupi dadanya. Busananya sederhana namun enak dipandang. Parasnya teduh membuat hati yang memandang menjadi sejuk.
Ya Allah.. aku ingin seperti itu. Aku ingin memahalkan diriku denga hijab syar’i.

Oke.. dengan tekad dan keyakinan penuh, aku kembali bersimpuh kepada-Nya.
Memohon taubat-Nya, memohon Hidayah-Nya.
Bismillah..
Ya Allah aku ingin membuat perjanjian dengan-Mu..
Salah.. Bukan perjanjian, tapi ini sebuah kewajiban yang baru tersadari.

“Aku ingin menyempurnakan hijabku, meski butuh proses”
Allahu’Akbar..
Kesempurnaan hijab akan melahirkan keanggunan akhlak.. Aku yakin itu.





DOA

08.55 Posted by Harna Nawir No comments
Bait-bait  doa itu selalu terdengar
Terbingkai indah seiring indahnya harapku tentang takdirku dari-Mu
Simphoni cinta selalu menari-nari indah di singgasana hati
Ini masih tentang dia..

Lantunan dzikir senantiasa mengiringi besar rasa di hati.
Aku takut, dengan Rasa itu membuat hatiku keruh.
Aku tak ingin keimananku tergadaikan hanya karena cinta yang belum halal.
Cukup dalam hati saja..

Cinta.. sebuah kata klasik.
Namun, aku ingin membungkus cinta itu dengan bungkusan yang paling indah.
Sesuai, aturan-Mu.
Ini sebuah kesetiaan cinta atau sebuah kebodohan??
Masih disini, berharap engkau merasakan hal yang sama
Ah.. ini hanya mimpi. Ini hanya karanganku saja.
Dia tak memiliki rasa yang sama denganku..

Apa ini pantas dikatakan setia??
Bukankah ini hanya cinta yang bertepuk sebelah tangan saja
Yah.. hanya satu pihak saja yang mencinta.

Ya Allah sang pemilik cinta
Aku ingin dipertemukan dengan orang yang mencintaiku karena agama yang ada dalam diriku.
Mencintaiku tanpa syarat.. menjadikanku makmun hingga akhirat.
Menuntunku meraih jannah-Mu..



Senin, 04 Maret 2013

Cemburu

21.09 Posted by Harna Nawir 1 comment

Ini tentang menuai harap di ujung asa
Membentuk pilinan gundah yang semakin membuncah di sanubari
Tersalur lewat doa yang dipanjatkan
Terserap di dalam hati dan bayang hatimu dalam pikiran.

Kalimat kasih dan rindu yang kau cipta untuknya
Membuat hati semakin resah dan cemburu.
Hati ini merasa bahwa kini kau sangat mencintainya..
Tak berpihak di hatiku lagi.

Yah.. ini harap yang sudah menua
Menua karena waktu tak kunjung di pihakku.
Bayangmu seperti fatamorgana
Seperti ada tapi nyatanya tak ada
Atau ini hanya cemburu yang selalu menjelma menjadi rindu?
Ataukah sebuah harap yang selalu merindukan nyata?
Entahlah... 

Senja

18.23 Posted by Harna Nawir No comments
Jumat, 29 April 2011



Ingatkah, ketika senja menampakkan indahnya di ujung hari
Sangat indah, bahkan awan di langit pun ikut tersenyum.
Malam hari, senja ikut menghilang, warna indah yang terpancar tak lagi ada.
Sama halnya dengan kisah kita, indahnya sudah berlalu.

“Aku Mencintainya dan aku tak ingin menyakitinya” katamu
Mengertikah kau apa artinya?
Mengertikah bahwa kau menarik indah senja yang terpatok disini?
Kau menggantikan aku dengannya begitu cepat. Sangat cepat.
Bahkan aku belum menikmati senja itu utuh disepanjang hari.

Aku merasa senja tak lagi membawa cerita bahagia.
Tak mengapa, bukankah saya masih bisa melihat senja itu meski tak berwarna lagi?
Buram, meskipun senja kini menggenapkan warnanya.
Tak akan terlihat indah seperti semula.
Bahkan ketika bulan menawarkan untuk menggantikan senja itu.
Tak akan bisa...
Hanya jika masa yang memberi waktu untuk menikmati senja dilain hari dan dilain tempat

Rindu

06.34 Posted by Harna Nawir 1 comment

Harum aroma itu masih mengingatkanku
Membekas hingga merasuk jauh di indera penciumku, begitu dalam.
Aku tau, yang dituju bukan aku.
Aku tau pula bahwa jauh disana ada namanya kau simpan di dalam hatimu.
Tapi itu tak menggoyahkan besar rindu disini, sama sekali tidak.
Aku tau ini salah, tapi rasa ini tak merugikanmu kan?
Sama sekali tak menganggu rasamu dgn dia kan?

Rasa ini selalu saja menari indah, bagai tak ada beban.
Walau akal ini tau bahwa kau pernah membuat luka kecil yg sangat dalam.
Tapi luka itu belum bisa menutupi rasa ini.
Astagfirullah.. aku tau ini salah.
Ya Allah.. jadikan rindu ini sebagai pahala.
Ini rindu terhormat, bukan rindu hina yang diumbar-umbar.
Biarlah waktu yang menegurnya bahkan menyudahinya..
InsyAllah...