Sembah sujud kepada-Mu sang pemilih
hati
Membolak-balikan hati setiap insan,
menerangi jiwa setiap makhluk yang dikehendaki dan menggelapkan jiwa yang
dikehendaki pula.
Sebuah kesyukuran yang tak
terhingga, selalu kupanjatkan Untuk-Mu ya Allah
Dzikir untuk-Mu dan Kekasih-Mu baginda
Rasulullah SAW.
Anugrah, nikmat dan Hidayah yang
senantiasa Engkau berikan di setiap hamba-Mu yang bersyukur.
Maka tak henti-hentinya Aku
bersyukur, memuji keagungan-Mu, ciptaan-Mu yang Sungguh tiada tandingan-Nya.
Engkau memberikan hidayah kepada
hamba dengan cara yang tak disangka-sangka.
Seperti halnya aku, manusia dengan
keterbiasaan dan ketidaksempurnaan.
Aku tau itu dan sepenuh menyadarinya.
Mungkin lewat mimpi
Aku tersadar bahwa level hidupku tak
pernah meningkat, begitu saja setiap menit, hari, bulan bahkan setiap tahun tak
ada perubahan.
Ketika aku berdoa “Ya Allah kumpulkan aku dengan orang-orang
yang Engkau Cintai”, setiap selesai shalat, tak henti-hentinya aku
memanjatkan doa yang sama.
Ilmuku tentang agama-Mu masih sangat
kurang, aku malu kepada-Mu.
Ibadahku selama ini takkan mampu
menutupi nikmat yang Engkau berikan.
Aku iri dengan orang-orang di luar
sana, yang tak pernah bosan memuji-Mu di setiap hela nafas mereka. Sedangkan
aku???
Ya Allah aku malu, sungguh aku malu.
Dengan hijabku yang masih tak
karuan, tak menutupi hingga dadaku seperi perintah-Mu yang nyata dalam Al-Qur’an.
Ya Allah.. maafkan aku, kebodohanku,
keterlambatanku menyadari kesalahanku.
Hijabku masih sering kuselempangkan
kanan dan kiri
Ya Allah aku hina.. Usia ku di dunia
semakin berkurang, sementara amalanku masih sangat minim.
Ya Allah aku ingin meraih Jannah-Mu,
tapi apa amalanku mampu menukarnya???
Jadikan ceritaku itu, sebuah masa
lalu. Cukup jadi masa lalu dan perlahan akan memudar..
Masih teringat jelas tentang mimpi
itu..
Aku melihat diriku, mendatangi
sebuah toko yang menjual jilbab dan kerudung.
Awalnya, saya hanya membeli kerudung
seperti biasa yang aku kenakan.
Sesampai di rumah, aku kenakan
jilbab dan kerudung itu, tapi malah tidak seperti yang aku pilih.
Kerudungnya kok panjang?? Dan jilbabnya??
Aku bercermin, ya Allah sungguh
cantik ketika hijab syar’i ini aku kenakan.
Mimpiku hanya itu, tapi aku selalu
memikirkannya.
Awal bangun, sampai seharian penuh.
Hari itu, saya mendatangi majelis
ilmu dan seorang ikhwan yang kukenal tiba-tiba menegurku dengan sopan “Kerudungnya masih perlu dipanjangin, belum syar’i”.
Ya Allah.. kata-kata itu sangat
sederhana tapi sungguh membuat aku malu sebagai seorang wanita.
Dimana kesadaranku selama ini?? Apa
kesadaran itu masih terbungkus dengan gengsi dan gaya hidup saat ini?
Aku ingin menjadi seorang muslimah,
yang hijabnya terjaga.
Parasnya indah, buka karena kosmetik
yang menutupi naturalnya wajah. Bukan karena perwatan mahal yang mebuat
wajahnya indah. Tapi karena aura kesalehan memancara dari dalam, inner beauty. Kecantikan
yang hadir dari dalam diri. Wajahnya cerah karena wudhu senantiasa membasahi
wajahnya. Matanya indah karena tak pernah menyaksikan yang dilarang oleh Allah.
Bibirnya indah karena tak pernah mengucap kata-kata yang menyakitkan. Raganya indah
karena tak pernah terlihat auratnya di hadapan bukan mahramnya. Kerudungnya menjulur
hingga menutupi dadanya. Busananya sederhana namun enak dipandang. Parasnya teduh
membuat hati yang memandang menjadi sejuk.
Ya Allah.. aku ingin seperti itu. Aku
ingin memahalkan diriku denga hijab syar’i.
Oke.. dengan tekad dan keyakinan
penuh, aku kembali bersimpuh kepada-Nya.
Memohon taubat-Nya, memohon
Hidayah-Nya.
Bismillah..
Ya Allah aku ingin membuat
perjanjian dengan-Mu..
Salah.. Bukan perjanjian, tapi ini
sebuah kewajiban yang baru tersadari.
“Aku ingin menyempurnakan hijabku,
meski butuh proses”
Allahu’Akbar..
Kesempurnaan hijab akan melahirkan
keanggunan akhlak.. Aku yakin itu.
0 komentar:
Posting Komentar