Cahaya siang tak terlihat lagi
Sudah tereguk, tak tersisa sedikit pun dimakan
oleh sang Raja gelap.
Sudah malam ternyata
Mata masih saja seperti siang tadi
Hati pun masih seperti siang tadi
Kecewa.. ingin berteriak.
Tapi apa tak mengganggu orang-orang yang sudah
terlelap.
Ah.. ini rasa yang hanya hinggap di hati.
Yah.. harap hanya sementara
Aku ingin marah, tapi lidah ini kaku.
Diam adalah senjata terampuh saat ini.
Tapi, apa harus selalu seperti ini?
Ini hati, seiring waktu kan luka.
Mereguk hingga ke cekung-cekung paling terdalam
Sebesar apapun kemarahan, kekecewaan dan
kegundahan
Tak kan bisa membuatnya sadar, masih saja
selalu seperti itu.
Dia benar-benar tak menyadari, hati ini luka
akannya.
Aku ingin bercerita kepada Sang Pemilik Siang
dan Malam
Menceritakan keluh kesahku tentang kecewa dan
amarah yang semakin memuncak ini.
Bercerita tentang, bagaimana aku bertahan.
Bagaimana besar kecewa disini
Bagimana peluh dan sakit yang
selalu tergoreskan
Bagaimana air mata yang selalu
tak tertahankan
Bagaimana tentang kesedihan di
dalam dada yang selalu ingin mencoba menjelma menjadi dendam
Astagfirullah..
Astagfirullah...
Aku ingin menceritakan semuanya
Tak menyisakan cerita sedikitpun
Hingga amarah dalam hati
terpadamkan
Ini hanya sebuah untain doa dipenghujung malam
Dari seseorang yang selalu ingin
mencoba untuk tegar
0 komentar:
Posting Komentar