Family oriented and education oriented

Senin, 22 Juli 2013

Sepasang Bidadari ^Ayah dan Ibu^

11.53 Posted by Harna Nawir No comments

Aku ingin mengatakan sesuatu, tapi terkadang terasa serak disini. Ucapku seakan tertahan diteggorokanku, tak mampu terucapkan. Gerakku, mulai tak karuan. Aku tak tau bagaimana cara mengungkapkannya. Bisakah, ungkapan itu terwakili hanya dengan sebuah tindakan?

Akkhh.. aku rasa, tindakanku pun tak mampu mewakili besar rasa disini.
Ayah.. Ibu.. Akankah bisa aku membalas kebaikan kalian, Kasih kalian, belaian kalian, Nasihat kalian, dan semua hal yang pernah Ayah dan ibu ajarkan untuk anandamu ini.
Apa bisa? Apa mampu??

Ibu..
Ketika engkau mengeluh karena sakit, aku pun juga merasakan sakit. Tapi tanganku tak bisa berbuat lebih.. teringat ketika waktu kecil, saat aku sakit. Engkau pontang panting, mencari obat kesana dan kesini. Hanya demi kesembuhanku.. Ibu, aku ingin berlari kepangkuanmu. Memelukmu dengan kasih, merayumu dengan kalimat manja dan mendekapmu lebih dekat lagi.

Saat aku mulai jenuh dengan keadaan yang terkadang menghimpit di dada, langkah untuk mencapai impianku semakin surut dan imajinku tentang cita-cita sudah pudar. Engkau mendatangiku, duduk disampingku, memelukku, kemudian membisikku. “Nak, Raih impianmu, jangan pernah menyerah. Doaku selalu menyertaimu”.. kemudian aku memelukmu ibu, sangat erat. Lalu, aku menangis dipangkuanmu, menceritakan tentang masalahku hari ini..

Hari ini ibu berkata, “Nak, dadaku semakin sakit”..  tak sengaja aku mengeluarkan airmata di depanmu, Engkau melihatku menangis. Ibu, aku tak sanggup mendengarmu kesakitan. Ibu, aku ingin suatu saat nanti, Ibu dan Ayah melihat kesuksesanku, melihatku menikah, melihat anak-anakku besar, cucu ayah dan ibu. Tunggu saja ibu, waktu itu akan benar-benar tiba. Sabar menunggu ibu, anandamu sekarang sedang berusaha mencapai kesuksesan itu. Tenang saja ibu.. ayah, kalian akan tersenyum bangga, dan berkata kepada semua orang-orang  dengan bangga “Dia Anankku”.. Sabar saja Ibu.. Ayah.. Sabar. Doakan Anandamu ini..

Ayah..
Semakin hari, ayah kelihatan sangat kurus. Apa karena mencari uang untuk menafkahi aku dan saudara-saudaraku?? Ayah..  tubuhmu semakin menipis. Sekarang pun, rambutmu berubah menjadi putih. Ayah.. berhentilah, istirahatlah di rumah, menemani ibu. Biar anandamu ini yang menggantikanmu. Tapi katamu “Aku masih kecil”.. Ayah, usiaku sudah layak dikatakan dewasa. Biar aku belajar menapaki hidup yang katamu penuh arus dan ombak.

Sudah Ayah, aku katakan “Aku bisa melewatinya”, doakan saja anandamu ini. Istirahatlah dirumah, menamani ibu.

Ayah, engkau sering menasihatiku untuk menjadi orang yang kuat. Aku tumbuh dengan nasihatmu, sudah terpatok disini.
Aku pernah mendengarmu batuk, ketika aku bertanya ‘Kenapa dengan ayah, apa ayah sedang sakit?’, dan ayah hanya menjawab “Tidak kenapa2 nak”.
Ayah.. aku tau, engkau menyembunyikan sakitmu dari penglihatan dan pendengaranku. Engkau tidak mau kan, jika melihatku sedih. Ayah, ceritakan saja apa yang engkau rasakan.

Ayah.. selalu memberiku semangat ketika imanku mulai goyah karena masalah hidup yang menghampiri. Engkau menasihatiku dengan lembut dan bijak.. dari kecil, ayah mendidikku menjadi manusia yang sebenar-benarnya, manusia yang dirindukan oleh orang-orang.  Aku ingin seperti ayah.. mengikuti cara berjalan ayah, mencontohi semangat hidup ayah, kerja keras ayah dan semua yang ada pada diri ayah..

Ayah.. Ibu..
Kalian sepasang bidadari yang dikirimkan Allah untukku, menuntun jalanku, menegurku ketika langkah kakiku mulai tak sesuai ajaran-Nya. Dengan bijak, kalian menasihatiku tanpa membuat hatiku luka. Ayah.. ibu.. tolong katakan apa saja, yang kalian inginkan dariku?? Apa saja..

Ayah.. Ibu.. Aku rindu kalian, rindu dengan kemanjaan yang selalu kubuat-buat di depan kalian. Tapi sekarang aku sudah besar, adik-adikku pun sudah mulai beranjak dewasa. Aku ingin menangis cengeng di depan kalian.. tapi aku sadar usiaku sudah mulai bertambah, tak sama lagi waktu aku masih sering digendong oleh kalian.


Salam Rindu dari Anandamu untuk Sepasang Bidadari.. Ayah ~ Ibu
kalian semangat hidupku..

0 komentar:

Posting Komentar