Family oriented and education oriented

Selasa, 27 Mei 2014

Peluk Rindu "'Ayah"

18.05 Posted by Harna Nawir No comments




Masih kah kita enggan untuk berhijab? Padahal yang menanggung dosa-dosa kita adalah ayah kita sendiri. Sosok laki-laki yang sangat kita cintai, bukan? Sanggupkah kita melihat orang terkasih disiksa karena tingkah kita... Sadarlah dan bangun dari tipu daya setan yang berkedok kenikmatan duniawi semata. Lagipula. tak ada rugiya jika kita berhijab justru sangat bermanfaat untuk diri sendiri. Kendalikan nafsumu, jangan sampai nafsu yang mengendalikan kita. 

Peluk Rindu untukmu AYAH... 


Senin, 05 Mei 2014

Apalah Lagi

20.23 Posted by Harna Nawir No comments
Apalah lagi gunanya hati
Jika tak mampu merasa
Jika tak mampu ber-empati
Jika tak memiliki kepekaan
Jika hanya mampu membenci

Apalah lagi gunanya tangan
Jika tapaknya terikat angkuh
Jika tak mampu memberi
Jika hanya mampu menyuap diri sendiri
Jika tak mampu menengadah memohon ridho-Nya

Apalah lagi gunanya lisan
Jika hanya mampu menyakitii insan
Jika tak bertutur dengan baik
Jika hanya selalu membicarakan aib
Jika hanya mampu mencercah dan memaki

Apalah lagi gunanya telinga
Jika hanya mampu mendengar aib
Jika tak mampu menyimpan nasihat
Jika acuh mendengar kebaikan

Apalah Lagi gunanya wajah
Jika hanya jadi penarik syahwat
Jika  hanya dipoles dengan make up
Jika hanya jadi pajangan

Apalah lagi gunanya Mata
Jika hanya mampu melihat tindak haram
Jika hanya mampu melirik licik
Jika tak mampu bertahan lama membaca kitab Suci

Apalah lagi gunanya kaki
Jika hanya mampu melangkah jauh dari syariat-Nya
Jika tak mampu berdiri mendirikan sholat
Jika tak mampu melangkah ke majelis ilmu
Jika tak mampu melangkah ke mesjid

Apalah lagi gunanya semua anggota badan
Jika tak digunakan untuk menyembah Allah
Jika tak mampu berucap syukur
Jika hanya mampu berlagak sombong


Surat “Hari Ini Aku Mengingatmu [Lagi]”

19.52 Posted by Harna Nawir No comments
Assalamu’alaikum wr.wb.
Dear jodohku…
Awal surat ini, aku ingin menanyakan kabarmu.
Apakah kau baik-baik saja? Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan nikmat kesehatan untukmu. Menjauhkanmu dari keruhnya hati dan jiwa dan mendekatkanmu pada nikmatnya iman dan takwa. Semoga Allah SWT tak pernah bosan memberimu semangat tuk melangkahkan kaki menuju arahku dan semoga Allah SWT memberimu pertolongan dalam pencarianmu mencariku.

Kau tau, hari ini aku mengingatmu meskipun sebenarnya bukan hanya hari ini ingatan itu muncul. Akhir-akhir ini hampir setiap hari aku mengingatmu. Mungkin keinginanku berjumpa denganmu semakin membuncah, meski terkadang sesekali aku hentikan ingatanku tentangmu dan melanjutkan kesibukan-kesibukanku tapi tak jarang ingatan itu menyelinap ;tanpa permisi dan menganggu kesibukanku. Bahkan terkadang, ingatan itu menjadi kesibukanku sendiri. Ingatan itu seakan punya dunia sendiri, menari-nari dalam ruang hampa dan gelap. Membuat cerita sendiri bahwa dirimu seperti ini dan itu. Kadang, aku tak dapat mencegahnya karena jujur aku menikmati ingatan itu. Ingatan yang sejatinya bukan ingatan, tapi lebih kepada mimpi.

Kenapa hari ini aku mengingatmu dengan sangat karena aku mengingat bahwa pernah suatu malam aku  memimpikanmu hadir dalam alam mimpiku. Kau datang dengan begitu rapi dan mengenakan peci, layaknya pangeran berpeci. Jujur, sebenarnya aku tak begitu yakin jika itu kau..
--------------

Begitu banyak anugrah yang diberikan Allah SWT untukku, masih memberiku ketabahan dan kekuatan untuk menantimu meski terkadang aku merengek pada-Nya agar dia mengetuk hatimu untuk segera menjemputku disini. Aku seperti anak kecil yang masih polos dan lugu.. kadang aku tertawa-tawa kecil jika mengingat usahaku menantimu. Keinginanku memang sangat besar akan kehadiranmu tapi keyakinanku akan skenario-Nya untukku jauh lebih besar.  Aku percaya pada ketetapan Allah SWT

Jika hari ini aku hanya bisa mengingatmu ‘jodohku’, insyaAllah jika waktunya tiba aku bisa bersamamu. Bersama menciptakan mimpi, membangun istana kecil di dunia dan akan menjadi istana besar di surga nanti, InsyaAllah.
    Hari ini aku bercakap banyak tentang jodoh, membungkusnya menjadi cerita indah dan akan kuabadikan hingga kita dipertemukan oleh-Nya. Buanglah kebimbanganmu, jika di dunia ini kita belum dipertemukan, semoga Allah sudi mempertemukan kita di akhirat. Tapi alangkah bahagianya jika kita dipertemukan di dunia dan di akhirat. Aamiin Allahumma Aamiin

Waalaikumsalam wr.wb.
 Salam Rindu


Sekelumit Cerita (Fadillah Sholat Tahajjud)

19.44 Posted by Harna Nawir No comments
Sembah sujud kepada-Mu sang pemilik hati
Membolak-balikan hati setiap insan, menerangi jiwa setiap makhluk yang dikehendaki dan menggelapkan jiwa yang dikehendaki pula.
Sebuah kesyukuran yang tak terhingga, selalu kupanjatkan Untuk-Mu
Dzikir untuk-Mu dan Kekasih-Mu baginda Rasulullah SAW.

Anugrah, nikmat dan Hidayah yang senantiasa Engkau berikan di setiap hamba-Mu yang bersyukur. Maka tak henti-hentinya saya bersyukur, memuji keagungan-Mu, ciptaan-Mu yang Sungguh tiada tandingan-Nya.Engkau memberikan hidayah kepada hamba dengan cara yang tak disangka-sangka.
Seperti halnya saya, manusia dengan keterbiasaan dan ketidaksempurnaan. Saya tau itu dan sepenuh menyadarinya. Tersadar bahwa level hidupku tak pernah meningkat, begitu saja setiap menit, hari, bulan bahkan setiap tahun tak ada perubahan. Tak ada yang kudapat apapun, walau setitik kebahagian.
Saya ingin berubah menjadi lebih baik, menjadi hamba seperti yang Engkau inginkan. Melaksanakan semua titah-Mu, tanpa melewatkan sedikitpun. Saya butuh setangkup semangat, lalu dengan cara apa saya memperoleh suntikan semangat itu.

Teringat perkataan murobbiku beberapa bulan lalu, “Jika hatimu dirundung masalah dan engkau tidak menemukan solusi dari masalah itu dengan caramu sendiri, maka mintalah kepada Allah, berdoalah disepertiga malam karena pada malam itu Allah akan mengabulkan doa orang-orang yang berdoa dengan khusyuk”

Tanpa berpikir panjang, malam itu langsung saya mengambil air wudhu meninggalkan dekapan malam, kemudian mendirikan sholat tahajjud dengan harapan Allah mengabulkan semua pintsaya malam itu.
“Ya Allah, dekatkanlah saya dengan orang-orang yang engkau ridhoi dan jauhkanlah saya dari golongan orang-orang yang kafir”

Esok harinya, semangat saya seperti terisi full kembali dan mulai dari situ keajaiban-keajaiban mulai terjadi. Masih teringat jelas, paginya tiba-tiba ada BBM yang masuk dan orang itu mengajak  saya bergabung di salah satu yayasan sosial yang terkenal di Indonesia dan kebetulan cabangnya ada di makassar. Saya bertanya dalam hati, “Loh, kok kontak orang ini ada di hp saya dan dia siapa?”
Ternyata, yang menginvite orang itu adalah teman saya dari beberapa bulan lalu dan beliau adalah Pimpinan yayasan sosial di makassar. Dengan penuh keberanian dan kepercayaan diri saya langsung menuju kantor beliau dan alhamdulillah disana tempat berkumpulnya orang-orang yang memiliki integritas yang tinggi untuk dakwah. Saya merasa belum pantas berada ditempat seperti ini. Ya Allah apakah ini jawaban doa yang tadi malam saya lantunkan? Allahu Akbar

Dari sinilah awal perubahan saya, mulai dari yang cuek dengan dakwah dan kemudian menjadi semangat mengikuti dakwah di jalan Allah. Yang awalnya hanya mengenakan kerudung yang saya selempangkan kanan dan kiri, tidak sesuai dengan ajaran-Nya dan kemudian berubah mengenakan hijab syar’i seperti yang termaktub dalam Al-Qur’an.

Mulai dari sekelumit keajaiban tersebut, saya mulai yakin akan fadillah sholat tahajjud. Benar-benar yakin.. Setelah kejadian tersebut saya mulai berkomitmen untuk terus rutin mendirikan shalat tahajjud . Dan bukan hanya itu keajaiban sholat tahajjud yang saya alami, ada beberapa kejadian yang menurutku itu sangat ajaib di luar nalarku.
-------------------

Setelah bergabung dengan yayasan tersebut, hari-hari saya terasa sangat produktif meski lelah terkadang menggerogoti badan namun hal itu tidak menghentikan langkahku untuk terus mengukir prestasi di jalan dakwah-Mu. Namun, saya memilih untuk fokus melanjutkan skripsi saya yang pernah terpending karena fokus di yayasan sosial tersebut.

Lokasi penelitian saya yang terbilang jauh yaitu di desa Bonea Kabupaten Muna Sulawesi Tenggara, tidak menciutkan semangat saya untuk menyelesaikan skripsi saya.  Berangkat ke Muna dengan uang secukupnya saja karena saya malu meminta uang lebih kepada orang tua saya, takut memberatkan mereka. Sebelum menuju kota Muna, saya transit di Bau-bau dan menginap semalam di rumah keluarga teman saya.

Malam itu kembali saya mendirikan sholat tahajjud yang sudah rutin saya kerjakan semenjak perubahan dalam diriku terjadi. Tapi kali ini saya berdoa dengan sungguh-sungguh dan menyandarkan semua urusanku kepada-Nya

“Ya Allah lancarkanlah segala urusanku di kota ini dan mudahkanlah penelitianku tanpa memberikan beban yang saya tidak bisa menjalankannya. Aamiin”

Usai sholat subuh, saya mulai mempersiapkan diri untuk menyebrang di kota Muna karena pada saat itu kapalnya berangkat pukul 07.00. Tiba-tiba pemilik rumah mengetuk pintu dan mempersilahkan saya untuk sarapan. Setelah berbincang-bincang, ternyata ayah dari teman saya memiliki sebuah STIKES dan beliau adalah owner dari yayasan tersebut.

Kemudian beliau bertanya tentang penelitianku, lalu saya menjelaskan dengan detail kepada beliau. Lalu beliau berkata dengan logat, “Saya punya dosen di STIKES saya dan dia berasal dari desa tempat penelitianmu itu. Nanti saya kasih tau ke dia, untuk menemanimu selama berada disana dan dia seorang wanita jadi tidak usah khawatir”
Tiba-tiba beliau menelpon dosen tersebut. Tak lama kemudian dosen muda tersebut datang dan bersedia menemani saya ke Muna dan ditemani beberapa orang lagi.
Kemudian Ayah teman saya itu menjulurkan kunci mobil kepada salah seorang yang tinggal di rumah beliau dan berkata “Temani mereka dan ini uang pembeli bensin dan kebutuhanmu selama disana”

Ya Allah saya merasa orang yang paling beruntung pada saat itu, semuanya di mudahkan dengan perantara Ayah teman saya. Subhanallah...
Kejaiban tak hanya sampai disitu, sesampai di lokasi penelitian saya. Ternyata semuanya tidak seperti yang saya takutkan selama ini. Ternyata, masyarakat disana sangat menyambut dengan baik kedatangan kami dan tokoh masyarakat disana merasa tersanjung karena desanya terpilih untuk kami datangi. Dan salah satu dari mereka, mengajak kami menginap di rumahnya dengan senang hati. Penlitianku hanya berjalan selama 6 hari dengan dukungan masyarakat disana, yang sebelumnya perkiraan saya minimal 2 minggu. Puji syukur selalu kupanjatkan atas kehadirat-Mu. Semuanya terjadi karena-MU dan dengan doa-doa yang kupanjatkan setiap malam.

Itulah sekelumit kisah keajaiban yang pernah saya alami. Jika kita sudah membuktikan fadhilah/keutamaan shalat ahajjud, pasti akan menambah keyakinan kita sehingga sampai pada level haqul yakin (Merasakan sendiri). Dan keimanan kita pasti akan meningkat.



Jumat, 02 Mei 2014

Hati yang Lembut

09.13 Posted by Harna Nawir No comments
Hati yang selalu dibaluti kelembutan
Bahwa ada cahaya dibalik relung yang tak terlihat kasat mata
Tak ada nista dibalik ucapan kata demi kata
Kejujuran dijunjung
Kebohongan diurungkan

Hati yang selalu dibaluti kelembutan
Indahnya tak hanya difisik
Raganya tak butuh dipoles
Karena keindahan terletak pada hatinya

Hati yang selalu dibaluti kelembutan
Ada kekuatan dibalik kelembutan
Tak ada ucap kasar dibalik amarah
Bahkan menyulap amarah jadi cinta
karena kelembutnnya...

Hati yang selalu dibaluti kelembutan
adalah hati yang tak pernah membenci
Hati yang tak pernah mencaci
Hati yang tak pernah mencercah
dan hati yang selalu berusaha untuk menjadi suci
Ia adalah hati yang lembut

Hati yang selalu dibaluti kelembutan
Selalu menaruh hormat pada setiap insan
Memiliki empati yang sangat tinggi
Menolong tanpa pamrih
Ialah hati yang lembut

Sepasang Sandal

08.47 Posted by Harna Nawir No comments
Dimalam yang larut, di dalam sebuah rumah sederhana yang luasnya tak seberapa, seorang istri sedang menunggu kepulangan suaminya. Malam itu telah sangat larut. Memang tak seperti hari-hari biasanya, mlam itu suaminya begitu banyak aktivitas yang harus diselesaikannya.

Sang istri terus menunggu dalam kebingungan. Kantuk dan letih berulang kali hinggap, tetapi tak terlintas sedikitpun dalam benaknya untuk segera tidur. Ia ingin menunggu suaminya hingga datang. Dengn setia ia ingin tetap menunggu. Namun kantuk dan lelah tak bisa lagi diajak kompromi. Sedang suami tak kunjung hadir.

Tak lama, seorang lelaki berjalan dengan cepat munuju rumahnya. lelaki itu adalah suami wanita tersebut. Sesampainya di depan rumah, ia terlihat sangat lelah karena aktivitasnya yang sudah berlebihan seharian ini. ketika nhendak mengetuk pintu rumah, sang suami lantas berpikir "Malam sudah sangat larut, mungkin istriku sudah beranjak tidur. kasihan dia, pasti lelah seharian mengurus rumah. Aku tidak ingin mengganggu istirahatnya"

Akhirnya ia memutuskan untuk tidur di luar. Ia gelar sorbannya, dan tidur dengan lelap di depan pintu. ya, didepan pintu di luar rumah. Hanya beralas sorban tipis. Meski seharian ia telah beraktivitas, ia rela menikmati malam itu di luar demi tak ingin membangunkan istrinya. 

Tak disangka, di dalam rumah, ternyata istri masih menunggu. Tak terlintas sedikitpun berbaring ke tempat tidur. Ia takut kalau ia tidur di kamar, ia tak mendengar ketukan pintu dari suaminya.
Tetapi sungguh kantukny makin menjadi-jadi. Hingga ia memutuskan untuk bersandar di pintu rumahnya, agar ketukan pintu bisa langsung terdengar olehnya.

Malam itu, tanpa saling tau, sepasang suami istri itu sedang tertidur berdampingan hanya terpisah beberapa nsenti tebal pintu. mereka saling menghormati pasangannya. Sang istri tak mu mengecewakan suami yang sudah kelelahan. Sang suami tak ingin mengganggu istirahat sang istri. Nun jauh di langit, ternyata ratusan ribu malaikat bertasbih saat menyaksikan kedua sejoli tersebut tidur berdekatan, tapi tak saling tau. 
Pasti anda sudah menebak siapa pasangan suami istri itu. Benar, sang suami adalah manusia tersuci sejagat, Rasulullah SAW. Sedangkan sang istri adalah perempuan panutan para muslimh, Aisyah ra.

Pasangan suami istri adalah sebuah kesatuan dua manusia yang berbeda. Mereka bersatu dalam sebuah ikatan pernikahan, bukan hanya penyatuan fisik, tetapi uga jiwa. Mereka masing-masing memiliki ego yang mungkin berbed. Mereka mungkin lahir dengan karakter yang sangat kontras. Tetapi ikatan pernikahan hendaknya menjadi sebuah ikatan batin yang menjadikan segala perbedaan itu sebagai media untuk saling melengkapi satu sama lain.

Seorang rekan pernah menasihatkan, bahwa pasangan suami istrii ibarat sepasang sandal. Walau bentuk mereka tak sama, tetapi mereka serasi. Meski saat berjalan tak pernah persis berdampingan, tetapi tujuannya sama. Walaupun mereka tak pernah bisa ganti posisi, namun mereka saling melengkapi. Mereka tak pernah ada yang merasa lebih atau lebih tinggi dari yang lain. Mereka selalu sederajat. Bila yang satu hilang, yang lain tak memiliki arti. 


Referensi (Ya Allah bimbing Hamba menjadi wanita sholehah_Aisyah christy)

Kamis, 01 Mei 2014

Mawar Ungu

10.03 Posted by Harna Nawir No comments
Karya : Claudia Irawan Massie (2006)

Mawar ungu yang tumbuh di sebuah taman sunyi
telah membersihkan diri dalam siraman embun pagi
agar bisa melantunkan zikir dan doa ke langit utara
karena diantara gema adzan dan nyanyian mentari
akan mengalun seruling kasih serta rahmat baginya

Mawar ungu yang tumbuh di sebuah taman sunyi
kasih sayangnya mampu membungkam kata-kata
kelembutannya mampu menentramkan setiap jiwa
kehangatannya mampu menembus batas raga
kekuatannya mampu menghadirkan manusia
lalu mengantar agar fitrahnya tetap terjaga

Mawar ungu yang tumbuh di sebuah taman sunyi
masih tegar disana menebar semerbak wewangi
karena iman dirinya senantiasa terlindungi
oleh tajamnya karimah duri
di tangkai-tangkai dan daun hati

Percayalah pada satu-satunya kemilau rahasia
dalam rengkuhan suci cadar sejuta pesona
dia hanya ingin dimengerti dalam rasa
dan dibelai dalam cinta...

Menjaga Hati

09.55 Posted by Harna Nawir 4 comments
Dalam islam, tak ada yang namanya pacaran ataupun sesuatu yang mendekati pacaran. Hubungan tanpa status, teman tapi mesra atau apapun lah yang orang lain menyebutnya. Intinya, dalam islam terdapat rambu-rambu dalam berhubungan, apakah kita ingin mengikuti rambu tersebut atau kah ingin melawannya. Semuanya pilihan, sama saja ketika ditanya apakah anda ingin memilih surga atau memilih neraka. Tapi bukan berarti kita manusia dilarang mencintai ataupun dicintai, cinta itu fitrah, suci justru hati yang tidak memiliki cinta di dalamnya, hatinya laksana batu yang sangat keras. 

Ketika kita mencintai seseorang sebelum bertemu dengan jodoh kita, sebaiknya yang kita lakukan yaitu menjaga hati, iman dan memperteguh takwa kita. Ketika iman kita mulai melemah maka pada saat itu setan akan membisikan godaannya dari arah mana saja. Cinta bisa membuat kita kuat jika cinta kita disandarkan pada sang pemilik cinta tapi cinta juga bisa membuat kita lemah jika cinta kita disandarkan pada hawa nafsu. kembali lagi, semuanya menjadi sebuah pilihan.

Apakah menjaga hati itu mudah?
Bagi saya menjaga hati tak semudah menutup pintu, yang bisa kita buka dan tutup kapan saja. Menjaga hati juga tak semudah memecahkan piring ataupun gelas, pun juga tak segampang merobek kertas. Menjaga hati butuh pertahanan yang tangguh dan iman yang kuat. Setan takkan pernah diam melihat manusia saling cinta sebelum akad, setan pasti akan mencari celah titik kelamahan manusia yaitu dengan melemahkan hatinya. 

Kalian sudah pernah dengar/membaca kisah percintaan Fatimah binti Rasulullah SAW dan Ali kan? Mereka saling mencintai dalam diam tapi tidak pernah sekalipun mereka saling mengutarakan perasaan secara langsung. Mereka saling menyampaikan rindu dengan doa, hingga Allah mempertemukan rindu mereka dengan cara yang iindah. Mereka saling menjaga hati hingga akad terucap, bahkan setanpun tak tau jika mereka saling mencintai sakin mereka menjaga hatinya. 

Kisah percintaan mereka sangat inspiratif. Pertanyaannya, apakah mampu kita melakukan hal yang sama?
Menjaga hati tak mudah tapi kita harus mengerahkan ikhtiar terbaik kita, lalu bertawakkal kepada Allah. Menyerahkan semuanya kepada Allah dan menerima ketetapan-Nya dengan ikhlas. 
Menjaga hati memang tak mudah, apalagi jika kita mencintai orang yang intensitas pertemuannya rutin. Dan yang lebih susahnya lagi saat kita tau bahwa kita saling mencintai namun salah satu diantaranya belum siap untuk menikah. Apakah kita mampu menjaga hati selama bertahun-tahun lamanya?? Memang tak mudah tapi bukan berarti tak bisa. 

Lalu, terkadang ada yang mengalami hal seperti ini, sudah lama saling menjaga hati, interaksi pun sudah dikurangi dan kita saling mendoakan dan ujung-ujungnya kita tidak berjodoh? 
Intinya, jangan gantungkan harapan pada usaha sendiri ataupun pada manusia tapi gantungkanlah semuanya pada Allah semata, InsyaAllah semuanya begitu mudah dijalani meski tak sejalan sesuai dengan  keinginan. 

Sedikit mengenai tips-tips menjaga hati.
1. Kuatkan iman dengan tidak meninggalkan perintahNya.
2. Perbanyak amalan sunnah misal tahajjud, dhuha dll
3. Kurangi interaksi pertemuan dengan dia, termasuk dalam hal komunikasi (SMS, tlpon, bbm dll)
4. Jangan memberi kode jika memang belum siap untuk menikah
5. Perbanyak mengingat Allah
6. Menyibukkan diri dengan hal-hal yang positif
7. Perbanyak membaca buku mengenai cinta dalam islam bahkan baca buku tentang pernikahan yang barokah.
8. Perdalam ilmu agama
9. Bersahabat dengan orang-orang shalih
10.Jangan suka curhat kepada banyak orang mengenai isi hati, kalau perlu jangan ceritakan kepada siapapun kecuali Allah.
11. Perbanyak doa
12. Serahkan semuanya kepada Allah, taruh harapan sepenuhnya kepada takdir Allah.

selongkar10.blogspot.co.id



Selasa, 29 April 2014

R - E - S - A - H

10.24 Posted by Harna Nawir 2 comments
01.24 Wita... 
Sudah larut ternyata tapi mata masih saja melihat dengan jelas tanpa kantuk menyergap. Sebenarnya, bukan hal yang tidak biasa lagi justru hampir tiap hari akhir-akhir ini insomnia menemani malamku. Kadang, mengisinya dengan hal-hal yang bisa membuat saya melupakan resah, gunda, galau atau apapun lah yang termasuk dalam keluarga sinonim R-E-S-A-H. Misalnya, mengaji, menulis, baca novel atau bahkan menghabiskan malam hanya dengan nonton film action saja. 

Saya pembenci galau tapi terkadang jika masalah tak bisa kutapikkan maka pilihan salah satunya menjadi penikmat galau. Menikmati galau dengan cara yang berbeda, menikmati resah dengan menyibukkan diri. Saya bukan pencerita yang baik tapi tipe pendengar yang baik. Makanya, saya lebih memilih diam dan menyembunyikan masalah di balik senyum yang merekah tiap hari. Memang, bukan solusi yang baik tapi saya lebih tenang jika menceritakan masalah hanya kapada sang Maha Mendengar. Kenapa?? Karena Tuhan mengerti bahasaku, tutur kataku dan pemilihan kataku. Makanya, saya memilih tegar dihadapan mereka. 

Tak jarang saya ingin mencoba menceritakan kepada mereka, tapi lidah ini tetiba menjadi kaku. Kalimatku pun tak beraturan hingga mereka tidak mengerti inti dari pembicaraanku. Makanya, saya memilih menikmati Resah, sendiri. Saya suka berbicara dengan mereka, diskusi dan sharing tapi di luar dari masalah yang kututup rapat. 

Dalam setiap episode kehidupan pasti ada keadaan yang menuntut kita sedih, bahagia, resah ataupun ungkapan perasaan yang lain. Seperti itulah hidup, kita yang menjalani makanya kita yang harus cerdas menyetir arah kehidupan kita. Ingin berlama-lama dalam keresahan atau memilih kebahagian tanpa resah
Pernah tidak kalian merasakan?? Resah tanpa sebab atau menangis tanpa alasan?
Dan malam ini saya kembali merasakan keresahan itu sembari ditemani air mata yang aku sendiri tak bisa mencari tau darimana dan kenapa bisa??? Saya hanya bisa menerka-nerka, Mungkin karena kesedihan yang terlalu dalam tersimpan disini (hati). 
Saya sangat membenci kesedihan, apalagi jika mereka tau jika saya dalam kesedihan. Saya benci dikasihani ataupun dibujuk, makanya saya memilih tak menampakan kesedihan atau pun keresahan di hadapan mereka. Meski, kepedulian mereka sangat tulus. 
Selalu mencoba berdamai dengan resah, menikmati setiap detik, menit, jam, hari dengan potret kebahagiaan. Menikmati keramaian dengan mereka, canda dengan mereka. Sungguh ramai dalam kesepian saya. 

Jumat, 25 April 2014

"Dear Jodohku"

21.05 Posted by Harna Nawir No comments
Dear Jodohku..
Maaf, jika aku terlalu dini menuliskan sepatah kalimat untukmu
Ini tak mudah karena harus mengalahkan segala pergolakan
Hanya untuk anda
Untuk anda yang akan menjadi masa depanku kelak
Untuk anda yang namanya masih rahasia
Untuk anda yang raganya belum terlihat sama sekali
Untuk anda yang akan menjadi imamku kelak
Untuk anda yang akan kucintai setelah Rabbku
dan Untuk anda yang akan menjadi orang terkasih dalam hidupku
Apakah anda tidak keberatan? Kuharap Tidak..

Apakah anda tau, bahwa hari ini aku mengingatmu lagi
Memikirkan anda disela-sela kesibukanku
Bahkan terkadang anda menjadi kesibukanku
Sakin seringnya aku mengingat anda
Akhhhhh... Aku seperti pecandu akan hadir anda
Dear Jodohku..
Meski anda terasa dekat di hati namun tanganku belum mampu menggapai ragamu
Allah masih menyuruhku tetap disini dulu
Menunggumu dengan sikap terbaikku...

Rabu, 23 April 2014

Raih

23.01 Posted by Harna Nawir No comments
Lenyapkan segala resah di hati
Genapkan semangat tuk raih masa depan
NIkmati mimpi sembari ikhtiar
Menyaring kenangan tuk dijadikan pelajaran
Permasalahan hidup tak usah hiraukan
Orang mencercah tak usah dengarkan
Orang melihat licik tak usah lirik
Tetap berdiri kokoh dengan doa
Tetapkan di hati akan mimpimu
Gambarkan harapan itu hingga membentuk sketsa nyata
Hanya anda yang mampu membawa arus mimpi anda
Apakah akan menjadi nyata atau hanya sekedar menjadi mimpi saja.

Selasa, 22 April 2014

Kenapa masih menunda untuk ber-"Hijab" Sayang??

08.36 Posted by Harna Nawir No comments
Islam sungguh memandang wanita berbeda sebagaimana peradaban dan agam yang lain. Islam mengangkat wanita pada posisi yang tak pernah dicapai wanita dalam peradaban dan agama mana pun.
Islam datang sebagai rahmat bagi seluruh alam, berkah bagi seluruh manusia dan karunia terbaik untuk para wanita. Islam sangat menjaga kehormatan wanita yaitu dengan cara seruan berhijab. Hijab untuk apa? Berhijab bukanlah pilihan melainkan kewajiban dari Allah SWT.

Hijab yang seperti apa? Hijab adalah penutup, hijab adalah penghalang, hijab adalah tabir. Dalam hijab kita mengenal adanya jilbab, sebuah pakaian longgar, untuk para muslimah. Yang mengaku cinta pada Allah SWT. Yang kemudian ditambahi khimar atau kerudung untuk menutupi aurat wanita yang sholehah.
Hijab adalah tanda ketaatan seorang muslimah, sebagai tanda ketaatan bahwa Allah yang memelihara mereka. Sebagaimana itulah mereka memelihara diri mereka. Saat wanita tidak berhijab, mungkin banyak manusia yang memuji dan memberikan kita jempol atas kecantikan kita. Tapi ketahuilah, cantik itu hanya didepan manusia saja tapi tidak berarti di hadapan Allah.

Bagi teman-teman yang belum berhijab, yg masih ragu menutupi dirinya dengan hijab. Kenapa harus menunda lagi?. Banyak sekarang orang yang mengatakan hatinya dulu dijilbabi kemudian baru raganya. Kenapa kita tidak ubah paradigma itu, katakan “Bismillah Ya Allah saya berhijab, semoga dgn hijab ini Engkau menjadikan hamba yg sholehah dan taat kepadamu ya Allah, hamba yang selalu menjalankan perintah-perintahmu ya Allah” 

Banyak sekali orang mencari-cari alasan untuk menutupi hatinya dulu baru kemudian raganya, padahal kalau ingin menunggu seperti itu, mau sampai kapan? Karena manusia itu tempat khilaf dan salah. Kalau menunggu menghijabkan hati dulu, sampai kapan? Karena manusia terus berbuat salah.. terus berbuat salah. 

Bagi teman-teman yag belum berkeinginan berhijab, kenapa? Apakah takut tidak mendapatkan pekerjaan, ketahuilah bahwa rejeki itu tidak pernah tertukar. Tidak perlu bergantung kepada manusia, Allah telah memberikan rejeki pada setiap orang jadi jangan pernah takut akan itu. Tidak mungkin Allah mengabaikan kita, saat kita menjalankan perintahNya? 

Tidak mungkin Allah meninggalkan kita, saat kita menjalankan perintah-Nya? Justru sebaliknya. Ketika kita berjalan menuju ke araha Allah, maka Allah akan berlari menuju ke arah kita. Allah akan membantu kita. Akan ada beribu tangan yang siap membantu kita.
Bagi teman-teman yang belum berhijab, kenapa?Takut tidak cantik lagi, takut susah mendapatkan jodoh? Keahuilah bahwa laki-laki yang baik hanya untuk wanita yang baik. Dan laki-laki yang mencintai kita, tidak akan rela jika aurat kita ditonton oleh banyak lelaki.
Allah hanya ingin wanita dihargai, Allah hanya ingin menjaga kehormatan wanita. Allah sangat mencintai kita. Sakin Allah mencintai kita, Allah membuat satu surah khusus dalam Al-Qur’an yaitu Annisa, Sakin Allah mencintai kita, Allah mengatur cara berpakaian kita. Bagi teman-tema yang sudah berhijab, maka beucap syukurlah kepada Allah. Karena Allah telah memilih kita diantara ribuan wanita untuk berhijab. Hijab bukan penghias tapi pelindung.. keika kita berhijab tidak sesuai dengan aturan yang semestinya semkin kita menghilangkan esensi hijab yang semestinya karena Hijab adalah kesederhanaan. 


*Terinspirasi dari Inspirasi Iman



“Pemikir Rasa”

08.22 Posted by Harna Nawir No comments
Berpura-pura tak menghiraukan rasa
Bersandiwara dengan hati
Agar rasa ini bosan tinggal, tak dihiraukan olehku.
Membiarkan rasa terbang jauh menembus awan yang paling jauh dekat di langit biru itu.
Tak ingin menggapainya karena toh ujung-ujungnya akan lepas jua atau bahkan terlupa dengan mudah.
Tapi entah kapan ….

Tak bisa memiliki meski hati sungguh menginginkan akannya
Biarkan hati ini ikhlas menerima
Bahwa anda memang tak untuk saya
Biarlah kubuang rasa yang tak saemestinya terpatri di hati
Ku tak ingin rongga dalam rasa ini selalu merintih kesakitan
Menjadi pemikir rasa dan penikmat sakit
Namun, dimasa depan nanti akan kuceritakan pada mereka
Bahwa anda pernah meninggalkan rasa disini
Tepat di hati….

Paragraf "JODOH"

08.04 Posted by Harna Nawir 1 comment
     Jodoh kita adalah pasangan yang sudah disediakan oleh Allah bagi kita. Pasangan kita adalah karunia terindah dari Allah SWT dan orang yang tepat bersanding dengan kita. Jodoh adalah sebuah misteri yang tak bisa terkuak sebelum waktunya tiba. Misteri yang selalu saja menjadi bahan keingintahuan setiap orang. Memikirkan siapa jodoh kita terkadang membuat waktu kita terbuang sia-sia saja, tak ada gunanya. Kewajiban yang harus kita lakukan adalah membaikkan diri jika kita menginginkan jodoh yang baik, mensholehakan diri jika kita menginginkan jodoh yang sholeh, Fatimah-kan dirimu dulu jika menginginkan jodoh seperti Ali, Khadijah-kan dirimu dulu jika menginginkan jodoh seperti Nabi Muhammad SAW. Jodoh tak serta merta datangnya tanpa usaha, jodoh bukanlah sesuatu yang dapat dibeli dengan uang, jodoh bukanlah sesuatu yang dapat ditukar dengan keputusasaan tapi jodoh datang jika kita sudah siap untuk menikah menurut Allah SWT. 
     Terkadang jodoh tidak datang pada seseorang yang sangat menginginkannya tapi jodoh datang pada seseorang yang menginginkannya pada keterbiasaan sikap. Karena sejatinya gambaran kesiapan  menikah bukan dari kacamata manusia tapi dari kacamata Allah SWT. Bisa saja, kita sudah merasa siap untuk menikah dan sangat ingin menikah tapi Allah SWT belum memberikannya karena Allah SWT mengetahui sesuatu yang tidak kau ketahui sendiri dalam dirimu. Allah maha tau wahai jodohku, Allah adalah Sang Pengatur Terbaik. Makanya, jika saat ini kita belum dipertemukan tak usahlah bimbang karena mungkin saja antara aku atau kamu ada yang belum sepenuhnya siap untuk membina sebuah mahligai pernikahan.

"Kekasih-ku"

08.01 Posted by Harna Nawir No comments
Kekasihku…
Sapukan pandanganmu dengan mereka yang belum halal
Letakkan imanmu di atas nafsumu
Genggam erat memoar cintamu.
Usah kau lepaskan dulu hingga Allah menghalalkan

Kekasihku…
Hilangkan peluh dan keluhmu kala menuju  arahku
Tinggikan semangatmu kala kau tertimpa ujian saat mencariku
Anggunkan akhlakmu kala kau mengingikanku
Sertakan Allah kala kau mengingatku
Hingga Allah berkenan menjadikan kita “Sepasang kekasih” dunia dan akhirat

Paragraf "PENANTIAN"

07.59 Posted by Harna Nawir 1 comment
    Penantian ini terkadang membosankan dan terbersik kata ‘putus asa’ dalam hati namun aku selalu mencoba tegar, mengembalikan puing-puing semangat yang sempat hilang. Terjajah oleh nafsu dengan dalih menunggu. Terlalu banyak yang ingin kuceritakan nanti, kala kita dipersatukan olehNya, bercerita tentang jatuh bangunnya aku di jalan dakwah ini. Lalu, aku akan mendengarkan ceritamu dengan menawarkan senyum manisku dan saat itu engkau membalasnya dengan anggukan mesra.
      Masa penantian ini bak masa memantaskan diri, mengisinya dengan ikhtiar terbaik.
Kau tau jodohku… Menapaki masa ‘penantian’ ini tidaklah mudah, banyak cobaan yang seringkali menguji imanku. Tapi aku selalu berusaha kelak di masa depan aku bisa menjadi yang terbaik untukmu, melakukan yang terbaik dan menunggu dengan cara yang terbaik pula. Aku percaya Allah tak akan pernah mengabaikan hamba yang taat kepada-Nya.
     Kau tau, sudah banyak syair yang tercipta untukmu. Hingga dinding-dinding kamarku dipenuhi oleh tulisan-tulisan mesra untukmu. Aku seperti orang bodoh, menari-nari sendiri dengan rasa yang selalu saja sama yaitu menanti. Aku pun sebenarnya tak tau, yang aku nanti itu siapa. Namanya saja masih rahasia. Tapi yang kuyakini “Good women are for good men” itu janji Allah. Maka disini aku menantimu dengan menjaga hatiku, mendirikan tabir pertahanan dari nafsu yang ingin meraib kesucian hati ini.
     Semoga imanmu selalu terjaga, menjaga pandanganmu dan menjaga tutur katamu. Semoga Allah senantiasa menuntun langkahmu hingga langkahmu terhenti dipersimpangan, tempat aku menanti. Tenang saja, semoga Allah selalu menjaga hati kita berdua hingga kita dipersatukan oleh-Nya dalam ikatan yang halal.
Kau tau sayang…
        Aku mencoba tak berkeluh lagi tentang berapa lama lagi aku akan menunggu.Dan aku  tidak akan pernah bertanya kepada Sang Pemilik kuasa, kapan kau  datang menjemputku. Karena toh sejatinya semua sudah ada yang mengatur, semua sudah tertulis di Lauful Ma’fudz sejak jauh hari sebelum kita lahir di dunia ini.
      Aku hanya ingin hidup lebih baik lagi sembari menanti. Ingin menjadi wanita sholehah agar nantinya kau menjemputku dalam keadaan sholeh. Aku ingin menuntut ilmu agama dan berdakwah di jalan Allah agar nantinya aku tidak terbata-bata menjawab jika engkau bertanya kepadaku tentang apa yang kulakukan sebelum bertemu denganmu.
     Kau tau, paragraf ini tak mampu meluahkan suka duka dalam masa penantian. Pragraf ini juga tak mampu menguak rasa selama masa penantian dan juga takkan mampu mendikte waktu yang terlewatkan selama masa ini.
       Engkau memang masih sangat jauh, bayangmu tak terlihat sama sekali. Saat ini engkau hanya sebatas fatamorgana yang hidup dalam khayalku. Bahkan, terkadang aku dengan berani mendeskripsikan sendiri dengan membuat kesimpulan bahwa seperti inilah jodoh yang kuinginkan. Bagiku, engkau begitu sempurna dalam sketsa khayalku itu. Tapi lagi lagi, itu hanya khayalan saja, semuanya ku pasrahkan kepada-Nya. Tentang siapa namamu, dimana kau sekarang dan kapan kita dipertemukan. Yang pasti aku masih setia dan menikmati masa ini yaitu masa ‘Penantian’angan penantian ini. Aku akan menunggumu dengan cara yang sama. 


Kamis, 16 Januari 2014

Memaafkan

22.30 Posted by Harna Nawir 3 comments
Perlahan-lahan hilangkan ego yang menguasai hati
Luka-luka yang pernah tertorehkan entah berjejak ataupun tidak.
Anggaplah hanya sebuah rentetan takdir yang sudah jauh hari sudah kau sepakti dengan Tuhanmu dalam janin.
Hingga sipemberi luka itu, tak menjadi penghalang dalam hatimu untuk beribadah
Jangan membuat lukisan dosa yang akan kau tuai kelak
Buatlah hatimu seluas bumi dan setinggi langit.
Jangan biarkan rasa ingin membalas menuntun nafsumu.
Berlapang dada menerima luka dan penghinaan apapun bentuknya.
Tanggalkan dendam itu jauh di luar hatimu
Jangan biarkan hatimu sakit karena sakit yang kau asuh dengan tanganmu sendiri.
Biarlah luka yang tertoreh menjadi sebuah alasan mengapa kita harus memaafkan.
Jangan pertaruhkan iman dengan dendam



Lembaran Mimpi

22.28 Posted by Harna Nawir No comments
Ketika berjuta khayalan mengendap dalam pikiran
Seketika terekam dalam otak bawah sadar lalu mengukirnya di dalam lembaran-lembaran mimpi
Kucoba tingkatkan upaya untuk membuatnya menjadi nyata
Entah dengan pelan atau maraton
Ku tak ingin membuatnya hanya menjadi abu dan debu..
Perlahan kan kukumpulkan puing-puing semangat hingga melebihi banyaknya abu dan debu itu
Menumbuhkan jiwa-jiwa yang kering kerontang akan semangat
Lihatlan, atas Izin-Nya semuanya kan menjadi nyata.
Hanya mungkin, aku perlu mengerahkan semua daya yang Kau anugrahkan untukku
Memintalnya menjadi sebuah kekuatan dan keajaiban
Hingga khayal itu benar-benar menjadi kesatuan nyata.

Rasa

22.27 Posted by Harna Nawir No comments
Mulanya hanya sebongkah rasa
Selaksa harap kemudian menjelma menjadi setangkup cinta
Entah, aku yang terlalu mengasuh rasa itu dengan begitu indah hingga sukar untuk membuatnya layu bahkan berbunga.
Tapi aku takut mendekat lebih dekat lagi karena aku tau rasa itu tak sedekat seperti yang aku kira.
Semuanya, tak sebaik apa yang aku rasakan dan tak sesederhana seperti yang aku recanakan
Bukan rasa yang memiliki penghalang tapi diri inilah yang harus membuat penghalang sendiri dengan pemilik rasa yg dituju.
Sungguh rasa cinta ini hanya salah satu anugrah-Nya
Oleh itu, aku tak punya daya untuk menggapai rasa yang ladzim ini.
Hanyalah doa yang selalu terlantun, agar kiranya Sang Maha Pemilik cinta itu sudi menyandingkan rasaku dengan rasanya..
Dan jika tidak, Maka pertemukanlah aku dengan orang yang bisa menyamai rasa cinta ini atau bahkan lebih.

Sunyi

22.25 Posted by Harna Nawir 1 comment
Seringkali kesunyian menghampiri jiwa meski raga tak pernah sunyi. 
Jiwa ini berada di atas gunung tertinggi yang tak bisa dijangkau meski lelah dan letih dipertaruhkan. 
Tiba-tiba saja kesunyian menyergap dan mengepung hati ini, 
Tak ada yang bisa kulakukan selain menikamati kesunyian yang selalu tersuguhkan dengan indah namun petaka. 
Liatlah, jiwaku masih berada dalam jeruji yang rapat hingga cahaya yang datang menawarkan cinta tak dapat kuterima. 
Bahkan, tertolak mentah oleh kesunyian yang sudah lama bersemayam di hati. 
Apa kesepian dan kesunyian ini tak pernah bosan tinggal di dalam hati? 
Besar keinginan untuk mengusirmu..
Pergi saja, jangan menoleh kesini lagi. 
Ku mohon dengan sangat!!