Family oriented and education oriented

Minggu, 21 Oktober 2012

Hingga Sesal itu Membaluti Jiwa ...

04.20 Posted by Harna Nawir No comments
                                          Tak ada yang perlu disesali ketika cinta tak menampakkan indahnya
                                               sembunyi dibalik sesal hingga hanya ilusi cinta yang terlihat
                                                                        yah... hanya ilusi cinta
                                              mempermainkanku dalam kepolosan, menembus ruang khayalku
                                                bagai fatamorgana yang menerawang jauh di sudut hatiku
                                         tak perlu putus asa hanya karena komitmen yang dulu terpatahkan
                                                         terpatahkan karena hadirnya cinta yang lain




Aku biasa dipanggil Nurul....

Masih teringat jelas, sekitar 4 tahun yang lalu ketika cinta itu ada dan mengisi ruang kosong yang masih tersimpan. dia sosok laki-laki yang baik dan setia, namanya Riski.

cinta itu identik dengan kebahagian, bagi yang bisa merasakannya. jika tidak bahagia dengan cinta, sesungguhnya itu bukan cinta tapi hanya ilusi cinta. ilusi cinta yang sebagian besar dialami oleh kaum adam dan hawa saat ini.

Hari itu, dia menghadiakan sebuah cincin. yah... katanya s,ebagai pengikat hubungan kami, sebagai simbolis Cinta kami. suka cita menyelimuti ragaku saat itu, tersenyum malu dan hanya seulas senyum manis yang bisa kebalaskan. Terimakasih, kataku!!! saat itu, kami berkomitmen jika nanti tak ada yang akan mengisi hari-hariku selain dia. hanya dia... komitmen itu menyentuh hingga mengenai hatiku yag terdalam. terharu dan butiran embun tak dapat kutahan dari bola mataku.
Aku benar-benar mencintainya....

wajahnya yang polos dan tawanya terkadang membuatku tak ingat akan duka. seakan menjadi bumbu dalam setiap candaan yang mewarnai hidup kami. kata-katanya yang manis, mebutku hanyut dalam suka.
Dia benar-benar Mencintaiku....

tapi, seseorang hadir dalam hidup kami. dulu, saya menyukainya dan masih tersimpan kenangan itu, dia bernama wawan. seseorang yang terlihat alim dan menyogokku dengan perhatian dan sikapnya yang lemah lembut itu. Sesuatu yang tak pernah kudapat dari risky.

entah apa yang terjadi...
cinta mempermainkanku. sekilas aku menyukai keduanya. Tak dapat kupungkiri aku ingin memiliki keduanya dan tak ingin kehilangannya. Mungkin serakah, hmmmm bukan mungkin tapi memang serakah.
aku tak bisa membedakan antara cinta dengan ilusi cinta. keduanya terlihat begitu buram dan menyudutkanku pada pilihan yang tak bisa kupilih.

Teringat, malam itu, ketika wawan mengajakku keluar dan aku dengan entengnya menerima ajakan itu. tak tahu apa yang terjadi, seakan seseoarnag mendorongku untuk berkhianat. Mungkin saja sosok makhluk yang menakutkan itu yang biasa disebut dengan setan...

Malam itu, wawan menanyakan cincin dijari tanganku dan aku menjawab akalw cincin itu hanyalah cincin biasa dan segera kubuang cincin pemberian riski. entah jatuh di got atau dimana, saat itu aku benar-benar tdk menghiraukannya. sekilas, otakku bleng, hanya itu yang bisa kulakukan saat itu. Maaf Risky..!!

Aku dan wawan segera pulang dan risky melihat kami jalan berdua, jantungku yang seakan tenang, menjadi berdegup kencang. tak dapat kuhindarai lagi..

Riski menanyakan cincin pemberiannya dan aku berkata "hilang" dengan santainya aku hanya mengatakan itu. Hmmm.. aku berbohong lagi. Kobohongan yang bisa dilihat jelas oleh riski.
Riski melihat tajam ke arahku dan wawan, jantungku semakin berdegup kencang. tak ada lagi yang bisa saya jelaskan, semuanya sudah sangatt jelas. matanya menjadi sayu, badannya kaku dan kakinya tak mampu bergerak lagi. Didepan mataku, dia pingsan.

segera kusuruh wawan pulang. kuurusi riski yang tak mampu berdiri lagi dan badannya yang masih terlihat kaku.
Aku yang salah ...

keesokan harinya, riski menjauh dan tak mau bertemu denganku lagi. begitu pun dengan wawan
hatiku sakit, bukan karena aku kehilangan riski tapi karena telah menyia-nyiakan cinta yang telah diberikannya dengan tulus.
aku memang kehilangan raganya, tapi cinta yang pernah dia berikan tak akan pernah terlupa.

Tak perlu menyesali....
                                                                                                                                          


Setelah 4 tahun berlalu, masih tersimpan kenangan tentang dia. dia memberiku pelajaran tentang hidup, cinta dan kesetiaan. hingga saat ini, komitmen kami akan hanya menjadi sebuah wacana yang tak terlupa.

mungkin saat ini, dia menemukan cinta yang layak.
siapa pun jodohnya nanti, aku akan selalu berdoa yang terbaik untuknya.
Cinta yang bisa membawanya ke dalam alur cerita cinta yang sebenanya dan itu bukan bersama denganku lagi.


Hingga pelajaran itu, membuatku sadar dan berkomitmen untuk tdk pernah pacarn lagi. itu prinsipku...
Saat ini, aku hanya akan berjibaku dengan kerudungku yang menutupi dada dan Al-Qur'an yang akan menjadi pedoman untul melangkah ke jalan yang diridhoi oleh Allah SWT.

Kan kukirimkan doaku untuknya.
kulantunkan Dzikirku untuk-MU sebagai persembahan syukurku kepada-MU karena telah memperkenalkanku dengan sosok hamba-MU itu...






Harna .........

0 komentar:

Posting Komentar