Family oriented and education oriented

Minggu, 21 Oktober 2012

Tentang Dia

04.46 Posted by Harna Nawir No comments

Dalam diam..
Terkadang kita berpikir, mengapa cinta itu harus dia? Dia yang biasa saja, sederhana dan fisiknya standar…. Itulah cinta. Tak terbaca oleh logika namun bisa diatur oleh akal. Tapi tak dapat dihindari. Ketika dia datang dengan cinta itu, terasa bahagia meski tak memiliki. Saya sepakat dengan kalimat “cinta tak mesti memiliki”.
Salah satu temanku pernah berkata “sangat sakit saat melihat orang yang kita sayangi bersama dengan orang lain” dan kataku “yah… memang sakit tapi lebih sakit lagi jika dia bersamamu padahal dia tak mencintaimu lagi”.  
Saya mengenalnya, sekitar 9 tahun yang lalu. Waktu yang sangat lama untuk tetap bertahan.
Dia sempat menyukaiku tapi ketika itu aku mengabaikannya. Aku mengabaikannya bukan karena aku tak membalas dan berkata  “ia”  tapi  aku takut untuk putus dengannya suatu saat nanti. Aku ingin dia tetap menjadi sahabatku, kala waktu dulu dan akan datang.  Tapi Terkadang “ingin” tak sesuai dengan “harap”. Harap bisa saja hanya menjadi sebuah harap karena hidup ini ada yang mengatur. Sembari ku mengingat, ketika itu aku berharap hanya dia yang di hatiku, mungkin untuk selamanya. Terdengar agak lebay sih, tapi itu harapku saat itu.
Hidup itu pilihan. Kalau tidak ingin hidup yah pilih saja mati. Hehehe
Cinta itu tak terbaca oleh seratus kata, seribu kata bahkan berjuta-juta kata.

0 komentar:

Posting Komentar