Family oriented and education oriented

Minggu, 21 Oktober 2012

DI UJUNG JALAN ITU KITA AKAN BERTEMU KEMBALI…

04.38 Posted by Harna Nawir No comments
Jam weker berdering di atas meja….waktu menunjukkan pukul 01.00 am. Seorang gadis terbangun dari tempat tidurnya “ita” itulah nama yang kerap kali orang-orang menyapanya.
“waktunya shalat tahajjud, Almhadulillah ya Allah engkau masih membangunkanku dalam keadaan sehat” kata ita.

Itu merupakan rutinitas yang dilakukan ita setiap hari “yah…itulah kewajiban sebagai seorang hamba keoada sang pemilik jagad raya” ujarnya dalam hati.

Pagi-pagi dia harus bersiap ke kampus Dan pagi ini ada kuliah pagi. Mudah-mudahan tidak telat.
Dia berlari keluar dari lorong rumahnya…
Praaakkkkk…..disudut jalan itu dia tidak sengaja menabrak seorang lelaki. Hampir tiap hari dia bertemu dengan lelaki di sudut jalan itu. Tapi kali ini dia tak sengaja bertabrakan.
“afwan” ita

Lelaki itu memandangi ita dan menyapanya.
“Assalamualaikum wr.wb” ujar lelaki itu

Sejenak terdiam dan tertunduk
“Waalaikum salam wr.wb.” ita

Kemudian lelaki itu pergi dan tak sengaja secercah amplop putih yang kusut jatuh dari tasnya.
Ita kemudian mengambil dan berniat mengembalikannya sepulang kuliah.
Seusai kuliah ita singgah dan duduk ditaman berdua dengan temannya, dia memandangi ciptaan Allah swt. “MasyaAllah” ita…tiba-tiba dia teringat dengan surat yang jatuh di sudut jalan itu. Siapa yang mengira kalau ternyata di atas amplop itu tertuliskan namanya.

“Ha…untuk saya?? MasyaAllah, ada apa gerangan lelaki itu mengirimiku surat”. surat yang biasa saja dan kusam itu membuatnya penasaran untuk segera membukanya. Dia bergegas pulang.

“Assalamu Alaikum” ita
“Waalkum salam wr.wb” ibunya ita
Langsung mengambil tangan ibunya untuk dicium.
“Makana dulu, nak. Tuh makanan sudah saya siapkan” ibu
“iyya..sebentar bunda” ita
Dia masuk ke dalam kamar dan menutup pintunya dengan rapat. Perlahan dia mengambil amplop yang kusam itu dari tasnya.



Dear ITA

Assalamu Alaikum wr.wb.

Saya minta maaf atas kelancangan saya mengirim surat ini. Tapi jari tangan ini terus memaksa tuk menuliskan kata dengan pena diatas kertas putih yang biasa saja.
Kaki ini bagai memakai sandal yang berduri. Tak tenang rasanya!!
Bertahun-tahun rasa ini bergejolak di dalam hati, namun kusadari aku hanya manusia biasa, yang tak pantas untuk kau cintai.
Hanya manusia biasa.

1 bulan aku sholat istiqorah untuk meminta petunjuk kepada Allah swt tpi hati ini tetap memilihmu.
Bagai terpaan angin topan menyambar diriku sewaktu aku menyadari bahwa hati ini memilihmu.
Dengan kebiaasanku inilah aku mencintaimu.
Cinta karena Allah SWT.

Wassalamu Alaikum wr.wb.

From

Ahmad


"Dag…dig…dug…"
Ita deg-deg an membaca surat itu dan tak sengaja dia menangis seusai membaca surat itu. Raut muka yang kelihatan bahagia namun di dalam hatinya terselip sedih. Bertahun-tahun dia mencintai lelaki itu tapi dia berusaha menepis rasa itu. Baru kali ini dia tahu jika cintanya itu tidak bertepuk sebelah tangan.

“Yah…aku mencintainya karena Allah SWT dan aku akan menganggap dia sebagai kekasih dalam hati saja, tak lebih dari itu”.
Bukankah dalam islam pacaran itu dilarang?? Jadi untuk apa kita pacaran, jika suatu saat nanti kita akan dipertemukan jodoh kita masing-masing.
Ita mengambil selembar kertas A4 di dalam lacinya, berniat ingin membalas surat lelaki itu.


Dear Ahmad
Assalamu Alaikum Wr.Wb.
Air mataku tak terasa jatuh dan membasahi surat yang engkau kirimkan. Terharu!!!
Jujur, aku pun memilki rasa yang sama seperti yang engaku rasakan. Aku akan terus menjaga rasa ini, tapi tak mungkin kita melanjutkan kisah ini karena aku dan engkau tau klw pacarn dalam islam itu dilarang. sekarang, kita sama tau bahwa kita saling mencinta. kurasa itu sudah sangat cukup.
Kuharap engkau mengerti akan hal ini.

Karena Allah lah aku mencintaimu dan semuanya akan kuserahkan kepada Allah SWT.
Jika engkau jodohku, ku akan mensyukuri itu.
Dan jika bukanengkau, aku akan mencoba mensyukurinya.
Aku akan berdoa mudah-mudahan engaku adalah jodohku yg diberikan Allah swt.
Biarlah dimasa yang akan datang kisah cinta yg hakiki dikat dengan ikatan yg sah yaitu pernikahan.
Dan suatu saat nnti “di ujung jalan itu kita akan bertemu kembali”.

Wassalamu Alaikum wr.wb.
Dari

ITA


Wahai saudaraku tidak kah kita menyadari bahwa selama ini kita banyak melakukan kesalahan. Kita mengetahui dengan jelas bahwa pacaran dilarang. Lantas, mengapa sampai saat ini kita masih melakukannya??
Sebagaimana firman Allah SWT.
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adl suatu perbuatan yg keji dan suatu jalan yg buruk.”

Alangkah indahnya jika cinta kita dengan lawan gender diikat dengan ikatan yg sah yaitu pernikahan.

0 komentar:

Posting Komentar