Maaf bila ternyata, aku tak dapat menghentikan lisan ini saat memanjatkan doa
kepadaNya.
Maaf, jika namamu selalu saja kusebut dalam doaku tanpa
sepengetahuanmu
Maaf, jika aku terlalu lancang mengingatmu diam-diam
Sungguh, aku tak tau apakah ini anugrah atau ujian buatku
Untuk anda yang begitu kuhormati
Beribu maaf kuucupkan, jika rasa ini menganggumu
Tapi tenang saja, dengan izin Allah aku mencoba agar rasa ini tak terdengar
olehmu
Jujur, aku takut jika kau mengira bahwa aku perempuan yang mudah jatuh cinta.
Asalkan anda tau bahwa ini adalah kali pertama aku mencinta
semenjak beberapa tahun yang lalu,
Aku mengenalmu tak begitu lama, justru perkenalan yang
sangat singkat
Akupun tak pernah mengira jika aku benar-benar memiliki rasa untukmu, untuk waktu yang sesingkat itu
Dan lagi maaf..
Rasa-rasanya aku begitu bodoh, kan??
Menyukaimu terlebih dahulu dan sampai sekarang aku tak tau
apakah kau masih mengingatku
Setidaknya, mengingatku sebagai seseorang yang pernah kau
kenal.
Aku begitu cepat membawa namamu dalam doaku..
Aku terlalu lancang untuk itu.
Syukurnya, saat aku mulai menyukaimu, kecintaanku kepadaNya
semakin bertambah
Bukankah itu hikmah dari rasa yang diam-diam ini?
Semoga…
Untuk anda yang tak begitu kukenal..
Kau berhasil mengalahkan pertahanan yang telah lama
terbangun
Menghancurkannya bagai debu, tanpa kau sadari.
Kau tak begitu menarik, kata orang-orang kau sangat dingin.
Dan sepertinya, memang begitu kau adanya.
Tapi, kau berbeda dari sebagian banyak orang yang kukenal. Sungguh…
Tenang saja, rasa ini takkan kuasuh terlalu lama
Aku akan membiarkannya lepas seiring debu-debu itu
berterbangan
Aku tak ingin mencintai seseorang terlalu dalam
Apalagi untuk seseorang yang belum halal bagiku.
Maaf karena ternyata perkenalan kita menuai rasa meski
dipihakku saja
Sekali lagi..
Maaf karena telah lancang menyukaimu diam-diam
0 komentar:
Posting Komentar